Suasana semakin memanas saat kedua wanita cantik saling menatap tajam.
"Apa yang dikatakan olehmu, tidak benar! Aku memang mengandung anak dia! Kalau kamu tidak percaya tanyakan saja sama dia," Angel, menatap tajam Via, lalu melirik Veri.
"Sayang, sebenarnya apa yang terjadi? Aku yakin kalau anak yang ada di dalam perempuan sialan itu, bukan anakmu, kan?" tanya Via, sambil menatap Veri.
Veri, hanya diam saja lalu menatap Aleena, Juna dan Angel yang memandang dirinya dengan tatapan tidak suka.
"Sayang, kenapa kamu diam saja? Katakan kalau dia bukan anakmu, kan?" tanya Via, sekali lagi dan merasa gemes saat Veri hanya diam saja.
"Entahlah. Akan tetapi, memang benar aku telah melakukan hal bodoh dan membuat dia kehilangan kehormatannya," jelas Veri, kemudian menatap Angel.
Via, merasa terkejut dengan apa yang di ucapkan oleh kekasihnya.
"Ja-jadi benar kalau anak yang ada dikandungannya, anakmu?!" Via, menatap tajam Veri.
"Tentu saja, dia anak dari pria brengsek ini!" bentak Aleena, kepada Via lalu menatap sinis Veri.
"Tidak, tidak mungkin! Aku yakin, anak yang ada di dalam kandungannya bukanlah anakmu. Akan tetapi hasil dari hubungan gelap pria lain dan hanya ingin menjebakmu karena kamu kaya raya, Sayang," ucap Via, kepada Veri.
Angel, kini merasa emosi mendengar perkataan Via. Tiba-tiba Angel, mengangkat tangannya dan menampar Via.
"Aww ...," pekik Via, merasa sakit dan panas di area pipinya.
"Tamparanku belum seberapa dibandingkan mulutmu yang tukang fitnah dan tidak pernah dijaga!" Angel, sambil menatap tajam Via.
"Kamu ...," Via, dengan menunjuk satu jari ke arah Angel dan mencoba membalas tamparannya.
Akan tetapi, Sayangnya harus gagal karena Juna, dengan segera mencengkram tangan Via.
"Lepasin, tanganku!" Via, dengan menatap tajam Juna ," Sayang, bantu aku. Mereka kurang ajar sama aku, Sayang," pinta Angel, kepada Veri.
"Lepasin dia!" Pinta Veri, kepada Juna.
Juna, dengan segera melepaskan tangannya yang mencengkram tangan Via.
"Apa yang ingin kalian mau?!" tanya Veri dengan datar.
"Ck, belagu banget dia! Lagian, aku tidak butuh uang, kita mau kamu bertanggung jawab!" Juna, mencengkram kerah Veri, lalu menghempaskannya.
Veri, menarik napasnya lalu membuangnya dengan kasar.
"Baiklah, aku akan tanggung jawab!" Veri, menatap Juna, lalu melirik Angel.
"Sayang, kamu itu apa-apaan sih. Kenapa kamu mau banget bertanggung jawab? Aku sangat yakin kalau anak yang ada di kandungannya, bukan anakmu," jelas Angel.
"Kamu-" ucapan Aleena, harus terputus saat Veri, menyela pembicaraanya.
"Lebih baik, sekarang kalian pergi dari sini! Kalian sudah tahu, jawabanku, bukan?" Veri, dengan memutarkan matanya.
"Kamu mengusirku?! Enak-"
"Sudahlah, Mas, jangan ladenin dia. Lebih baik kita segera pergi dari sini," ajak Aleena, kepada suaminya.
"Oke, baiklah, Sayang. Ingat, aku tunggu kamu di rumah untuk menentukan tanggal pernikahan kalian!" Juna, dengan segera pergi dari hadapan Veri.
Aleena, dengan segera menarik Angel, untuk pergi dari kediaman rumah Veri.
"Sayang, kamu benar-benar gila ya? Aku tunangmu dan kamu mau menikahi dia? Otakmu, dimana, Sayang? Apa jadinya bila keluargamu dan keluargaku tahu kalau kamu mau menikahi perempuan pelancur itu!" Via, merasa emosi.
"Kamu bisa diam enggak, sih?! Berisik banget tahu. Aku lagi pusing dengan semua ini," bentak Veri, sambil menatap kekasihnya.
Via, merasa terkejut saat kekasihnya membentak dirinya. Padahal Veri, selama ini tidak pernah berbicara dengan suara tinggi apalagi membentaknya.
Via, kemudian duduk diatas sofa yang berada di ruang tamu dan meneteskan airmatanya.
Veri, menghentikan langkahnya saat mendengar suara tangisan Via, lalu berjalan menghampirinya.
"Maafkan, aku Sayang, tadi aku sudah membentakmu," ucap Veri, sambil menatap kekasihnya dan ikut duduk di samping Via.
"Kenapa kamu berubah sekarang? Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Kamu tahu, enggak? Hatiku sakit saat kamu bilang akan menikahi dia," isak Via, sambil menatap sendu Veri.
Veri, kemudian memeluk Via, dan mengusap lembut rambutnya.
"Maafkan aku Sayang, aku benar-benar terpaksa harus menikahi dia karena-" ucapan Veri, tergantung karena tidak sanggup melanjutkan perkataannya.
"Karena dia, mengandung anakmu gitu? Kamu harusnya mikir Sayang, belum tentu anak yang ada dikandungannya anak kamu!" Via, menguraikan pelukannya.
"Entahlah Sayang, aku juga masih ragu. Akan tetapi akulah orang yang pertama yang telah merengut kesuciannya," jelas Veri.
"Kalau memang ragu ngapain harus nikahi dia? Alah, alasan saja," Via, dengan memutarkan matanya, lalu menatap kesal Veri.
"Kamu jangan marah Sayang," Veri, meraih dagu Via.
"Pastinya marah dong, lihat kekasihnya menikahi wanita lain bukan tunangannya," gerutu Via.
"Aku menikahi dia, karena anak yang ada dikandungannya ada anak aku. Jadi aku harus tanggng jawab dong? Aku berjanji setelah dia melahirkan aku akan mengambil anaknya lalu menikahimu," jelas Veri.
Via, berpikir sebentar lalu menatap Veri.
"Gimana Sayang? Aku berjanji sama kamu," Veri, memegang kedua tangan Via.
"Oke, baiklah."
Veri, kemudian memeluk Via ," terima kasih Sayang, kamu sudah mengertiin aku."
"Iya, Sayang." Via, menguraikan pelukannya lalu tersenyum kepada Veri.
"Ayo, kita makan siang, bibi sudah sudah menyiapkan makanan untuk kita," ajak Veri.
"Baiklah."
Veri dan Via, kini berjalan menuju meja makan untuk makan siang.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
tega nya hati mu Veri
2023-04-14
0