Seseorang masuk ke dalam kamar, dimana Aleena dan Angel, berada.
"Sayang, kamu kenapa menangis?" Juna, merasa khawatir kepada istrinya.
Aleena, tidak menjawab perkataan suaminya. Kemudian Aleena, berjalan memeluk suaminya.
"Kalian kenapa menangis? Apa yang terjadi sebenarnya?!" tanya Juna, sekali lagi.
"Angel, Mas," jawab Aleena.
"Angel, kenapa Sayang?" Juna benar-benar tidak mengerti.
"Angel ...," ucapan Aleena sengaja di gantung karena begitu berat untuk mengatakannya.
"Ada apa dengan Angel? Apakah ada sesuatu terjadi?" Juna, menguraikan pelukannya lalu menatap Angel.
"Tanya saja sama dia." Aleena, menatap adiknya.
Juna pun berjalan menghampiri adik iparnya, lalu menatap intens Angel.
"Angel, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa bisa, kalian menangis?" tanya Juna, kepada Angel.
"Sebenarnya ini semua salah Angel, karena telah membuat Kak Aleena menangis," jawab Angel, sambil menatap Juna.
"Emangnya apa yang sudah kamu lakukan kepada kakakmu?" tanya Juna, sekali lagi.
"Aku-" ucapan Angel, sengaja di gantung, lalu menudukan kepala.
"Kamu kenapa? Kalau aku nanya jawab yang benar!" Juna, merasa geram.
Juna kemudian melihat sesuatu dibawah lantai, lalu mengambilnya barang tersebut. Betapa terkejutnya Juna, saat tahu barang tersebut.
"Teskpeck? Siapa yang hamil?" tanya Juna, menatap Aleena dan Angel bergiliran.
Diantara mereka tidak ada yang menjawab, malah saling menatap satu sama lain.
"Aku tanya sekali lagi, ini teskpeck punya siapa?" Juna, mengulangi perkataannya.
Aleena berjalan menghampiri suaminya ," itu teskpeck punya Angel, Mas," jawab Aleena.
"A-apa? Angel, hamil?" tanya Juna, dengan gugup.
Aleena hanya menganggukan kepala. Juna pun merasa tidak percaya, bagaimana bisa, adik iparnya hamil padahal belum menikah.
"Apakah benar, apa yang dikatakan oleh Kakakmu?" Juna, menatap Angel.
"Iya benar Kak. Maafin Angel, telah membuat kecewa kalian. Angel, benar-benar minta maaf," Angel, menangis kembali.
"Aku sudah gagal menjadi seorang Kakak, Mas. Aku tidak bisa menjaga dia dengan baik," Aleena, terus meneteskan airmatanya.
"Kakak jangan bicara begitu. Kakak sudah melakukan yang terbaik buat Angel. Akan tetapi, maaf, Kak. Angel, tidak bisa membalas kebaikan Kakak," lirih Angel, sambil menatap Aleena.
"Sudahlah Sayang, lagian itu bukan salah kamu. Adikmu saja yang tidak bisa menjaga diri dan sangat murahan!" ledek Juna.
"Iya Kak, aku ini memang murahan! Makanya aku membiarkan mahkotaku begitu saja, puas!" Angel, menatap kesal Juna, kakak iparnya.
"Stop, hentikan! Sekarang Kakak, tanya sama kamu, Angel. Siapa yang telah menghamilimu?!" tanya Aleena, sambil menatap Angel.
Angel hanya diam saja, sambil menundukan kepalanya tanpa menjawab perkataan Aleena.
"Angel, kenapa diam saja? Kakak tanya sama kamu, siapa anak yang ada di dalam kandunganmu?!" tanya Aleena dengan menaikan nada suaranya.
"Jangan bilang, kalau anak yang ada dikandunganmu, anaknya Veri," lirih Juna, sambil menatap Angel.
Angel pun membulatkan matanya, saat Kakak ipar berkata seperti itu.
"Angel, apakah benar kalau anak yang ada dikandunganmu adalah anaknya Veri?" tanya Aleena.
"Kak," panggil Angel.
"Iya kenapa? Jangan mengalihkan pembicaraan! Kakak, tanya sekali lagi apakah yang ada di kandunganmu adalah anaknya, veri?" Aleena, menatap intens adiknya.
"I-iya, Kak," jawab Angel, dengan gugup kemudian menundukan kepalanya.
Aleena mengelengkan kepalanya karena merasa tidak percaya.
"Kakak sudah pernah katakan sama kamu, kalau dia bukanlah pria baik untukmu! Sekarang kamu lagi hamil, akankah dia bertanggung jawab?!" bentak Aleenaa.
"Entahlah Kak, aku juga tidak tahu," Angel, benar-benar pasrah.
"Kamu bilang tidak tahu? Emangnya kamu mau punya anak, tanpa seorang ayah? Apa kata orang-orang Angel!"Aleena, benar-benar marah.
"Sudahlah Sayang, kamu yang tenang. Kamu juga lagi hamil, enggak boleh strees," Juna mencoba menenangkan istrinya.
Aleena pun menarik napas lalu membuangnya dengan kasar.
"Mas, aku mau kita samperin veri, untuk meminta pertanggungjawaban," pinta Aleena, kepada suaminya.
"Oke, baiklah, Sayang," Juna, merangkul pundak istrinya.
"Ya sudah, ayo kita keluar dari sini, Mas. Oya, ganti bajumu, kita akan pergi menemui veri!" Aleena, menatap adiknya.
"Tapi kak-" ucapan Angel, harus terputus saat Aleena, menyela pembicaraannya.
"Jangan banyak protes! Karena dia harus bertanggung jawab apa yang telah diperbuatnya." Aleena, kemudian pergi meninggalkan adiknya sendirian di kamar.
Juna, dengan segera ikut pergi bersama istrinya.
Bersambung ...
Yuk simak terus perjalanan kisah Angel, akankah Veri bertanggung jawab? Sedangkan veri dulu sangat mencintai Aleena, kakaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments