Flash back On#
Disebuah Cafe, secara kebetulan Aleena, melihat adiknya sedang bermesraan dengan Veri.
Aleena, dengan segera berjalan menghampiri adiknya yang kini semakin mesra. Aleena, tidak sendiri tetapi berdua dengan suaminya.
"Ka-kak Aleena, lagi ngapain disini?" tanya Angel dengan gugup karena merasa terkejut, saat kakaknya ada di restoran.
"Tentu saja aku lagi makan disini. Emangnya, kamu pikir kakak lagi ngapain disini hem?" tanya Aleena.
"Siapa tahu saja, kakak ikutin Angel disini," jawab Angel.
"Enggak ada kerjaan banget ya, kakak ikutin kamu," Aleena sambil menatap sinis Veri.
"Terus kakak mau ngapain nyamperin Angel, ke sini?" tanya Angel sekali lagi.
"Kakak hanya ingin menegurmu!" Aleena, menatap Veri.
"Menegurku? Memangnya kakak pikir, aku anak kecil apa?! Pakai ingin menegur segala. Memangnya, aku sudah melakukan kesalahan apa sama kakak?" tanya Angel sambil tersenyum sinis.
"Ya ampun Angel, kamu itu bodoh ya hah? Masa kamu tidak merasa bersalah sih?" tanya Aleena terhadap adiknya.
"Merasa bersalah? Memangnya, apa salah Angel sama kakak?" Angel bertanya lagi, karena tidak mengerti maksud kakaknya.
"Punya adik kandung, benar-benar ya! Maksud kakak itu, kakak mau menegur kamu karena telah melakukan hal yang menjinjikan!" Aleena, menatap adiknya.
"Hal menjinjikan apa? Ngaco Kakak kalau bicara nih," Angel, mengelengkan kepala.
"Kamu sama Veri, apa-apaan pakai cium tangan segala, mana tadi merangkul pundakmu lagi, si pria brengsek ini!" Aleena, sambil menatap tidak suka Veri.
"Lho kenapa emangnya? Wajar dong kak, karena kita kan, sudah resmi jadian," ucap Angel, dengan santai.
"A-apa? Maksudnya, kamu pacaran sama dia gitu?" tanya Aleena, kepada adiknya dan merasa tidak percaya.
"Iya kak. Kenapa emangnya Kak?" tanya Angel.
"Kakak tidak setuju, kamu menjalin hubungan dengan dia!" Aleena menatap tajam Angel.
"Kenapa kak Aleena tidak mengizinkanku berhubungan dengan Tuan Veri?" tanya Angel sambil menatap tajam Aleena.
"Karena dia bukan pria yang baik! Makannya kakak tidak menyetujuinya." Aleena, sambil menatap tajam Veri.
"Kak Aleena, bilang kalau dia bukan pria baik? Menurutku Tuan Veri, pria baik kok. Bilang saja kalau Kak Aleena, enggak rela kan, bila Tuan Veri jadi milikku? Pasti Kakak menyesalkan karena tidak memilih Tuan Veri, iya kan?" jelas Angel, kepada Aleena.
"Angel, kamu itu kalau bicara jangan ngaco ya. Kakak tidak pernah menyimpan perasaan sama dia! Bagi kakak, dia dulu sudah ku anggap sebagai sahabat. Karena cinta kakak hanya untuk Juna, ya walaupun dulu sempat membenci Juna, tapi rasa cintaku tidak pernah pudar terhadap dia," ucap Aleena sambil menatap suaminya.
"Maaf sayang," lirih Juna, kemudian memeluk istrinya. Ada perasaan salah saat mengingat masa lalunya.
"Sudahlah itu kan, masa lalu. Sekarang saatnya fokus menuju masa depan bersama anak kita," ucap Aleena sambil tersenyum terhadap suaminya, dan mengusap perutnya.
"Anak kita? Maksudnya kamu hamil sayang?" tanya Juna merasa penasaran.
"Iya sayang, aku hamil," jawab Aleena.
"A-apa, hamil?" ucap Veri dan Angel merasa terkejut, dengan perkataan Aleena.
"Serius sayang, kamu benar-benar hamil?" tanya Juna merasa tidak percaya.
"Tentu saja seriuslah, aku benar-benar hamil Mas," Aleena kemudian mengambil tespeck di tasnya, lalu memberikannya kepada Juna.
Juna pun merasa terkejut, dan merasa tidak percaya. Juna pun langsung memeluk istrinya kemudian mencium bibir istrinya sekilas dan keningnya, merasa bersyukur dan berterima kasih terhadap istrinya.
"Kalo mau bermesraan sana di rumah tuh, jangan disini. Tidak tahu malu banget ya," sindir Angel, sambil menatap kesal Aleena dan Juna.
"Jaga bicaramu Angel! Kamu jangan kurang ajar ya sama kakakmu. Kamu dengar barusan kalau kakakmu sedang hamil," lirih Juna sambil menatap tajam adik iparnya.
"Terus?" tanya Angel.
"Kenapa kamu berubah jadi begini Angel? Apakah Veri telah menghasutmu?" tanya Aleena, sambil menatap tidak suka Veri.
"Kamu jangan salah paham Aleena, aku enggak pernah menghasut adikmu," ucap Veri sambil menatap Aleena.
"Bohong! Kalau kamu memang tidak menghasut adikku, kenapa bisa Angel berubah jadi gini?" Aleena, menatap sinis Veri.
"Sudahlah sayang, jangan ladeni mereka. Biarkan sajalah mereka sesuka hatinya. Biar kan saja adikmu tahu rasa, siapa Veri yang sebenarnya!" Juna sambil menatap istrinya.
"Tapi-" ucapan Aleena terputus saat Juna memotong pembicaraanya.
"Sudahlah sayang, ayo kita pulang. Kamu jangan terlalu banyak pikiran, dan tidak boleh stress, apalagi karena dia," ucap Juna, sambil menatap kesal Veri.
"Oke, baiklah." Aleena, lalu menarik napasnya dan membuangnya dengan perlahan.
Aleena dan Juna pun dengan segera pergi meninggalkan Angel dan Veri berdua. Sebenarnya Aleena tidak rela bila adiknya harus menjalin hubungan dengan Veri, tapi adiknya tetap keras kepala. Aleena pun lebih memilih mengalah dari pada harus berdebat dengan adiknya.
'Aleena hamil? Bagaimana iqieena? benar-benar tidak percaya, secepat itukah Engkau kasih seorang bayi, kepada Aleena? Ini sungguh tidak adil' batin Veri, netranya terus menatap Aleena yang kini sedang berjalan menuju parkiran mobil. Ada perasaan sakit hati dan kecewa yang kini Veri rasakan.
Aleena, orang yang sangat Veri, cintai. Akan tetapi, cintanya harus bertepuk sebelah tangan karena Aleena, dari dulu sudah jatuh cinta kepada sahabatnya yaitu Juna.
Veri, sengaja menjalin hubungan dengan Angel, hanya ingin memanfaat dirinya demi mendapatkan Aleena. Selama orang yamg dicintainya belum hamil, Veri, akan terus berjuang untuk mendapatkan Aleena.
Akan tetapi, takdir berkata lain dan Veri, harus menerima kenyataan kalau kini Aleena. Hatinya begitu remuk dan belum bisa menerima kenyataan.
"Ayo, kita pergi dari sini," ajak Veri.
"Baik, Tuan." Jawab Angel.
Veri dan Angel, dengan segera pergi dari cafe tersebut. Saat sudah berada di dalam mobil dan keadaanya sudah siap, dengan segera Veri, menjalankan mobilnya meninggalkan cafe tersebut.
Angel, merasa terkejut saat Veri, kekasihnya sekaligus Atasannya, bukan membawa dirinya ke tempat kerja. Akan tetapi, Veri malah membawanya kejalan yang terasa asing bagi Angel.
"Maaf, Tuan, kita mau kemana ya? Kayaknya ini bukan jalan menuju tempat kerja deh," lirih Angel, sambil menatap Veri.
"Emang bukan, kita tidak akan ke tempat kerja. Akan tetapi, kita akan ke diskotik untuk berhappy-happy disana," Veri, menatap Angel.
"Whatt, diskotik?" ucap Angel, dengan gugup karena merasa terkejut.
"Iya, diskotik. Emangnya kenapa?" tanya balik Veri.
"Maaf, Tuan, kayaknya aku tidak bisa deh," tolak Angel.
"Kenapa tidak bisa? Kamu takut sama kakakmu ya? Sudah jangan dengarkan perkataan dia. Aku yakin, kalau kamu sudah ada disana pasti akan happy selalu, kita joged bersama-sama," jelas Veri.
"Baiklah, kalau begitu Tuan." Angel, tersenyum kepada Veri.
"Panggil saja Veri, jangan panggil Tuan! Aku kan, kekasihmu," protes Veri.
"Habisnya aku terbiasa Tuan, di tempat kerja suka memanggil Tuan terus," Angel, cengengesan.
"Sekarang biasakanlah, oke."
"Baiklah."
*
*
Mereka kini sudah sampai di sebuah diskotik. Angel dan Veri, dengan segera turun dari mobil tersebut.
Mereka pun dengan segera masuk ke dalam diskotik tersebut.
Angel, merasa sedikit risih saat melihat para wanita dan pria saling berjoged-jodeg saling merangkul bahunya.
Angel dan Veri, berjalan menuju tempat duduk yang kosong. Lalu, mereka duduk di tempat tersebut.
Kemudian pelayan diskotik tersebut, membawakan 5 botol bir, lalu di taruhnya di atas meja.
"Kamu mau pesen minuman apa?" tanya Veri, sambil membukakan satu botol bir.
"Tidak Ver, aku tidak mau pesen minuman apa-apa kok," jawab Angel.
"Loh, kenapa?"
"Tadi sudah kenyang minum dan makan di cafe," lirih Angel.
"Oke, baiklah kalau begitu."
"Bukannya itu bir ya?" tanya Angel, kepada Veri.
"Iya. Kamu mau coba?"
"Tidak." Angel, mengelengkan kepala.
Sebenarnya Angel, pingin protes agar Veri, tidak minum bir sebanyak itu. Akan tetapi, Angel, memilih diam karena takut nanti marah karena dirinya menasehati.
Angel, merasa tidak percaya saat Veri, habis meminum 3 botol bir.
"Jangan-jangan banyak, tidak baik untuk kesehatan," ucap Angel, sambil menatap Veri.
"Habisnya aku nikmat sekali. Jangan terlalu khawatirkan, aku baik-baik saja," ucap Veri, dengan suara khas orang mabok.
Veri, tiba-tiba memutahkan minumannya yang baru saja diminum.
"Tuan, eh Veri, kamu baik-baik saja kan? Aku sudah bilang jangan minum terlalu banyak," Angel, mulai khawatir.
Saat Veri, akan berdiri tiba-tiba Veri, terjatuh pingsan.
"Veri ...," teriak Angel.
Tiba-tiba datang sahabatnya Veri, kebetulan pemilik diskotik tersebut. Lalu, Veri, dibawa ke ruangan kamar yang ada diskotik tersebut oleh sahabatnya dan Angel, kemudian ikut berjalan dibelakang.
Veri, kini sudah di sebuah kamar, tempat penginapan yang ada diskotik.
"Terima kasih, Pak, sudah bantuin Saya dan membawa dia kesini," ucap Angel.
"Iya. Ya sudah, saya tinggal dulu ya karena da urusan disana," ucap Bian.
"Iya, silahkan Pak." Angel, sambil menganggukan kepala.
Bian, dengan segera pergi meninggalkan Angel dan Veri, berdua.
Tiba-tiba Veri, terbangun lalu menatap Angel.
"Sayang, kamu janga pergi tetaplah disini. Aku, bisa gila bila kamu jauh dariku," ucap Veri, kemudian menarik Angel, kepelukanya, sehingga posisi Angel, kini berada dibawah dan Veri, diatas tubuh Angel.
Angel, merasa terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Veri.
"Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu, aku akan selalu disisimu," ucap Angel, dengam gugup lalu tersenyum kepada Veri.
"Terima kasih Sayang." Veri, tiba-tiba menempelkan benda kenyalnya ke bi*bir mungil milik Angel.
Angel, membulatkan matanya dan mencoba memberontak. Akan tetapi, apalah daya, tenaganya tidak sekuat Veri.
Angel, mencoba membalas setiap ciu*man yang dilakukan oleh Veri. Saat Angel, benar-benar kehabisan napas dengan segera Veri, melepaskan panu*tannya.
Entah kenapa hasrat Veri, kini semakin memanas dan miliknya menegang. Lalu Veri, membuka dan merobek baju milik Angel.
"Jangan lakukan itu, aku mohon jangan," pinta Angel, merasa ketakutan.
"Sudah jangan berisik. Kita akan menikmatinya, sekarang Sayang," Veri, kemudian menciu*m kembali bi*bir mungil Angel.
"Jangan, aku mohon jangan lakukan itu," Angel, menangis.
Veri, tidak mengubris perkataan Angel dan langsung melakukan penyatuannya karena sudah tidak tahan dengan hasratnya.
Angel, memberontak namun sayang harus gagal. Angel, menjerit karena merasa kesakitan. Kini harta yang dijaga selama ini, harus terengut sudah oleh pria yang kini menjadi kekasihnya sekaligus Atasan kerja.
Flash Back Off##
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
moga saja Veri mau bertanggungjawab
2023-04-14
0