" Xavier..!!! Kamu darimana aja sih... Katanya mau jemput mamah sama papah, tapi ditunggu gak datang-datang... " Omel Kimberly pada putra nya itu
" Sorry mah...tadi pas dijalan tiba-tiba ban mobilnya bocor, jadi Xavier harus ke bengkel dulu. " Jelas pria bernama Xavier itu.
" Ya sudah sekarang kita masuk, papah mau mandi dan istirahat sebentar. " Jawab Anthony, dan dia pun masuk lebih dulu ke dalam rumah.
" Ih Papah.... Tunggu dong...!!! " Teriak Kimberly, lalu ia menyusul suaminya masuk ke dalam rumah.
Cla yang masih sedikit syok tak sengaja menatap Xavier yang sedang berjalan di depannya. Lalu Xavier tiba-tiba menoleh dan tersenyum pada Cla yang sedang menatapnya. Dan ia pun melengos masuk ke dalam rumah.
Apa itu? Kenapa dia tersenyum? Ucap Cla dalam hati.
Tanpa disadari kejadian itu dilihat oleh Sofi, Lalu ia menyuruh seluruh pelayan bubar dan kembali pada pekerjaannya masing-masing.
Ketika Cla akan pergi bersama dengan pelayan yang lain, tiba-tiba saja Sofi menghalangi jalannya.
" Kamu.! Apa yang kamu lakukan tadi??? ” tanyanya ketus
" Lakukan... Lakukan apa? " Tanya Cla tak paham dengan pertanyaan Sofi.
" Jangan kamu berani menatap tuan muda Xavier seperti itu! Semua pelayan itu dilarang untuk menatap langsung kearah majikannya seperti tadi. Kamu harus menunduk ketika berbicara dengan majikanmu... Mengerti?! " Omelnya
Hah..?? Apa separah itu...? Ia kan tadi tidak sengaja bertemu pandang dengan si Xavier, rutuk Cla dalam hati.
" I... Iya... Saya mengerti bu.. " Jawab Cla sambil menunduk
" Awas kalau sampai saya melihat kamu melakukan hal itu lagi. Baru hari pertama di training sudah bikin ulah. Ya sudah... Sekarang kembali ke belakang dan pergi ke ruang laundry. Bereskan dan cuci semua pakaian kotor yang ada di koper tuan dan nyonya! " Cecar nya sambil melengos pergi
Cla pun membuat gerakan seperti meninju di udara. Ia baru sadar jika Sofi semenyebalkan itu.
" S*alan... Ternyata di dalam rumah ini isinya iblis semua..!! " Bisiknya penuh emosi
" Sepertinya hidupku disini tidak akan berjalan dengan mudah... " Lirih nya
Ia pun pergi menuju tempat laundry di bagian belakang rumah. Sebenarnya Cla masih bingung dimana letak ruang laundry, tapi ia masih berusaha mencarinya.
Sampai sebuah suara mengangetkannya.
" Ekhmm..... "
" Ya ampun..!!! "
Cla kaget hingga terperanjat. Ia pun mengelus dadanya dan menoleh kearah sumber suara itu. Dilihatnya Xavier yang berada dibelakangnya sedang berdiri memangku tangan sambil menyenderkan badannya di tembok.
" Kamu! Sedang apa kamu disitu...! Mengagetkan orang saja...! " Seru Cla setengah berteriak pada Xavier. Karena jujur ia lumayan kaget saat mendengar suara tadi. Di tambah memang suasana hatinya yang masih emosi dengan ucapan Sofi.
" Wah wah wah... Baru kali ini aku dibentak oleh pelayan di rumahku. " Ucap Xavier dengan memperlihatkan smirknya.
Oh ya ampun... Cla menutup mulutnya saat ia baru menyadari kalau ia baru saja membentak majikannya.
Atau mungkin ini bisa saja disebut 'membentak saudara tirinya?'.
Mendapati kenyataan itu, Cla jadi bertambah emosi melihat wajah pria yang ada di hadapannya ini. Pantas saja saat ia menabrak Xavier di koridor tadi, ia merasa tidak asing dengan wajah itu. Ternyata wajah itu sama persis dengan wajah seorang anak laki-laki yang ada di foto keluarga Maurer tadi.
" Eu... Maaf tuan... Saya tidak sengaja membentak anda barusan. Habis tuan mengangetkan saya, jadi saya reflek berteriak seperti tadi. " Jelasnya sambil tertunduk dan menahan emosi.
" Emang kamu mau kemana? Celingak celinguk kaya orang yang lagi tersesat. " Tanya Xavier
" Saya mau ke ruang laundry, tapi daritadi belum ketemu. " Jelas Cla
" Ouh... Ruang laundry ada disebelah kiri ujung koridor. Kamu lurus aja, nanti mentok disebelah kiri ada pintu bertuliskan ruang laundry. Nah disitu tempatnya. " Jelas Xavier sambil menunjuk ke arah ujung koridor.
" Ah iya... Terimakasih tuan, kalau begitu saya ijin pamit ke ruang laundry dulu. " Cla pun menunduk pada Xavier dan hendak berbalik pergi menuju ruang laundry yang Xavier tunjuk tadi.
Namun ketika ia baru akan melangkah maju Xavier memanggilnya.
" Tunggu Claresta!! "
Cla yang baru saja berbalik tiba-tiba membelalakan matanya. Tunggu... Darimana Xavier tau namanya?? Ia pun berbalik menatap Xavier
" Anda... Tau nama saya?? " Tanya Cla
" Iya... Eu... Tentu saja. Tadi aku mendengar bu Sofi memanggilmu dengan sebutan itu. Jadi ya.. Aku tau namamu Claresta. Benar kan itu namamu?? " Jawab Xavier sedikit gugup.
" Ohiya... benar itu nama saya. Ada apa tuan memanggil saya? " Tanya Cla saat sadar jika tadi Xavier memanggilnya.
" Euh... Apa ya... Aku lupa hehe. Kalau begitu kamu lanjutkan lagi pekerjaanmu, aku juga mau kembali lagi ke kamar untuk istirahat. " Jawab Xavier kikuk sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Oh.. Baiklah. Kalau begitu saya permisi. " Ucap Cla dan berbalik pergi menuju ruang laundry.
Xavier pun menatap Cla sampai sosoknya hilang dan masuk ke dalam ruang laundry.
Tiba-tiba saja sebuah senyum manis tersungging di wajahnya yang tampan.
" Akhirnya kita bertemu lagi.. Claresta... " Bisiknya
Hari sudah menunjukan pukul 7 malam. Cla memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Ia teringat sejak kemarin ia belum menanyakan kondisi ibunya di rumah sakit. Ia pun merogoh ponsel di dalam tasnya dan menghubungi pihak rumah sakit.
" Halo... " Jawab Cla ketika mendengar suara seorang wanita di seberang sana.
" Saya Claresta Eren anak dari pasien yang sedang koma bernama ibu Camelia Eren. Saya ingin menanyakan bagaimana kondisi ibu saya saat ini? Apa ada kemajuan? Maaf saya tidak bisa datang langsung ke rumah sakit, karena saya sedang bekerja diluar kota jadi saya hanya bisa menanyakan kabarnya lewat telfon saja. " Jelasnya
" ( kondisi ibu anda masih koma, dan untuk saat ini belum ada kemajuan yang pasti. Ia masih butuh pernafasan yang dibantu oleh alat medis. Sejauh ini dokter pun tidak tau pasti tindakan apa yang harus dilakukan. Tapi nona tenang saja, kami akan selalu memantau perkembangan nyonya Camelia.) " Ucap suara seorang wanita di seberang sana.
Cla pun hanya bisa menghembuskan nafasnya. Sungguh ia sangat terpukul melihat kondisi ibunya saat ini. Tak terasa setetes air mata jatuh di pipi mulusnya itu.
" Baik bu... Terimakasih informasinya. Tolong.. jika ada kabar apapun mengenai kondisi ibu saya segera kabari saya ya... Kalau begitu terimakasih, selamat malam. " Cla pun menutup telfonnya.
Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur dan mulai memejamkan matanya. Berharap ketika ia bangun nanti, semua yang ia lalui ini hanya mimpi.
Selalu begitu setiap harinya. Cla selalu merasa bahwa hidupnya ini hanyalah sebuah mimpi buruk yang entah sampai kapan akan berakhir.
Saat hari mulai pagi, Cla dibangunkan oleh suara seseorang yang menggedor pintu kamarnya secara brutal. Dengan mata yang masih setengah terpejam, Cla pun berjalan menuju pintu kamarnya dengan kesal. Ia ingin melihat siapa orang yang berani membangunkannya di pagi buta seperti ini.
Ceklek..!!
Baru saja mulutnya terbuka hendak bicara, orang yang berada di hadapannya itu sudah mengoceh duluan.
" Heh..!!! Kamu yang membereskan pakaian nyonya di koper kemarin kan..! " Bentak seorang wanita yang baru saja menggedor pintunya secara brutal tadi.
Tunggu.. siapa dia?? Beraninya bertanya sambil membentak seperti itu.
" Iya kenapa?? Bisakah kamu bicara pada seseorang dengan sopan? Kenapa mesti menggedor pintu orang secara brutal di pagi buta seperti ini?? " Ucap Cla mencoba menahan emosi nya pada wanita yang ada di hadapannya ini.
" Halah...! Gak usah berlagak sok baik seperti itu. Kamu yang ambil kotak berisi cincin berlian yang ada di koper milik nyonya kemarin kan?! Pasti kamu yang ambil... Karena hanya kamu yang membereskan koper berisi pakaian kotor nyonya dan tuan kemarin! ” tuduh nya secara tiba-tiba
" Tunggu... Apa maksudmu?? Cincin berlian apa?? Memang benar aku yang membereskan pakaian tuan dan nyonya kemarin, tapi aku tidak mengambil apapun. Dan aku tidak tau sama sekali bahwa disana ada kotak cincin. Bahkan aku tidak melihatnya. "
Jawab Cla tidak mengerti.
Mengapa gadis ini menuduhnya seperti itu.
" Jangan sok polos kamu! Kamu anak baru kan disini.. Pasti kamu punya niat jahat dan ingin mencuri di rumah ini. Iya kan!!! " Tuduh nya lagi sambil berteriak.
Saat Cla akan membantahnya, tiba-tiba Sofi dan seorang pria berbadan besar datang menghampiri mereka.
" Claresta.!! Ikut saya untuk menghadap nyonya besar sekarang. " Ucapnya. Dan langsung melengos pergi bersama pria itu.
Tunggu ada apa ini...??? Cla merasa ada sesuatu yang buruk akan menimpanya...
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments