Ada dua hal yang menjadi pertanyaan besar di kepalanya. Pertama, mengapa dia ada di tempat semacam ini?
Harusnya dia terjatuh di lubang galian bersama dengan gadis yang coba dia selamatkan. Bukannya tiba di dalam lubang tersebut, dia justru tiba di tempat aneh. Mimpi? itu tidak mungkin karena kepalanya terasa cukup sakit saat ini. Dan, kehangatan dari wanita yang ada di pelukannya bukanlah dusta.
Atap dan lantainya dari batu yang diukir dengan tulisan asing, pilar hitam tinggi menjulang dan besar. Tak ada warna di setiap tempat ini, hanya seperti sebuah ruangan yang dibangun dengan batu alami.
Kedua, dia mulai bertanya-tanya akan satu hal yang dikatakan orang-orang asing tersebut.
“Apa yang dia katakan?” gumamnya tanpa sadar.
Dia menemukan wanita yang coba diselamatkannya bangkit dengan rasa sakit yang sama di kepalanya.
“Kamu … terima kasih telah coba menyelamatkanku sebelumnya.” Tak lupa dia mengucapkannya dan memperhatikan kembali pria tua di depan mereka. “Apa kamu … tak memahami perkataannya?”
“Sama sekali tidak,” pria itu menggelengkan kepala dan menatap wanita itu. “Bagaimana denganmu?”
Wanita itu memiliki raut wajah yang bingung, “Ini aneh … karena aku memahaminya dengan jelas.”
Keanehannya tampak jelas, dia tak memahami apa yang disampaikan pria tua itu namun wanita di sisinya ini bisa mengerti dengan jelas. Melihat yang lainnya, tampak jelas kalau semuanya memahami bahasa pria tua yang terlihat seperti raja.
‘Mengapa hanya aku seorang yang berbeda?’ Terlintas dalam pikiran pertanyaan tersebut.
“Aku akan membantumu menerjemahkannya. Omong-omong namaku Sakura Bellatrix. Tolong panggil aku Bellatrix.”
Perpaduan antara marga jepang dan nama yang entah dari barat atau mungkin eropa. Hampir tak ada singkronisasi dari marga dan nama aslinya. Bellatrix, nama yang tidak asing mengingat pria itu memiliki nama yang sama asalnya.
“Aku … namaku adalah, Aludra.”
Aludra, sebuah nama yang berasal dari bintang. Meski berasal dari konstelasi berbeda, namun nama Bellatrix itu sendiri termasuk nama bintang.
Pria— Aludra awalnya ragu untuk mengatakan namanya. Itu karena dia tak tahu harus bagaimana bersikap. Tak hanya dari pakaian SMA yang digunakannya, tetapi rambut hitam panjang ponytail, sweater diikat di pinggang, mata biru cerah dan wajah cantik disertai kulit lembut dan halus. Tubuhnya juga langsing dan kulitnya kencang, faktor remaja.
Tak perlu ditanyakan lagi bahwa Aludra jauh lebih tua darinya, bahkan Aludra juga seorang pengajar terlepas dari penampilannya yang tak terlihat seperti orang yang hampir menginjak usia kepala tiga.
Aludra kemudian menemukan bahwa pria tua itu mulai berbicara. Sekali lagi, Aludra tak mengerti bahasanya sehingga Bellatrix harus menerjemahkannya.
“*#*#*#*#”
“Namanya adalah Andrea Borea Etherbelt. Dia seorang raja kerajaan bernama Etherbelt,” ujar Bellatrix.
“Raja? Etherbelt? Aku tak tahu ada raja dan kerajaan dengan nama itu di bumi.”
Tepat ketika Aludra merasa heran, Bellatrix tercengang. Tak hanya Bellatrix, tetapi Aludra juga melihat bahwa orang-orang yang ada di tengah lingkaran juga sama tercengang. Salah satu dari mereka mulai bergumam.
“Dunia … lain, katamu?”
Aludra merasakan keringat dingin, jika pendengarannya tidak salah, maka dia saat ini tidak sedang berada di bumi.
“Apa benar apa yang dikatakannya kalau kita tidak di bumi, Bellatrix?” Aludra mendesak, tetapi Bellatrix tidak mendengarkan, “Oi, sadarlah!”
Aludra mengguncang tubuh Bellatrix dan membuatnya terlepas dari keterkejutannya. Bellatrix kemudian mengangguk dan menatap langsung mata Aludra.
“... Ya. Kita tidak lagi di bumi. Ini … dunia lain yang berbeda dari bumi.”
Sesaat Aludra lupa bernapas, pikirannya menjadi kosong begitu saja. Dia mulai terengah-engah dan memegang kepalanya, keringat mulai mengalir di seluruh tubuhnya.
‘Apa yang dia katakan, dunia lain? Apa maksudnya. Ini tidak lucu, sama sekali tidak lucu!’
Aludra mulai merasakan kemarahan juga takut di dadanya, seketika ia mengerutkan alis dan berjalan menuju Andrea.
“Dunia lain, katamu? Lelucon bodoh di waktu yang salah. Hentikan semua ini, ada hal yang perlu aku lakukan!”
Aludra mencekram kerah Andrea, meski orang di depannya adalah pria tua, nyatanya dia lebih tinggi dari Aludra. Mungkin karena Andrea melatih tubuhnya bahkan di usia senja.
“Aku memiliki keluarga yang membutuhkan kehadiranku! Maaf namun aku takkan bergabung ke dalam lelucon ini!”
Orang-orang yang membentuk lingkaran terlihat ingin membantu namun Andrea sendiri yang menghentikan mereka agar tidak ikut campur.
“*#*#*#”
Aludra menggertakkan giginya dengan kuat, “Hentikan semua lelucon ini! Aku harus pergi menemani istriku melahirkan, anakku akan lahir! Cepat biarkan aku pergi!”
Meski tahu bahwa Andrea tak mungkin memahami perkataannya namun Aludra yakin kalau semua orang memahami dirinya sedang marah.
“*#*#*# … *#*#!”
Cahaya mulai berkumpul di sekitar Aludra, angin kencang berhembus dan menghempaskan Aludra ke lantai dengan cukup kuat.
Aludra mulai bertanya-tanya tentang apa yang terjadi sampai dia melihat Andrea mengeluarkan angin dari lingkaran cahaya berbentuk bintang.
“Apa itu sihir?!” Seorang pria dengan rambut kemerahan berseru demikian.
Entah apa yang terjadi namun Aludra merasakan tekanan angin kuat sebelumnya san menghempaskannya. Di bumi seharusnya tidak ada sesuatu semacam itu. Maka jika begitu, benar ini bumi.
“Aludra,” Bellatrix memanggil dan berusaha menenangkan. “Situasi saat ini masih begitu samar … ada baiknya kita ikuti kemauannya dulu dan memahami situasinya dengan lebih jelas.”
Memang bahwa mendengarkan situasinya lebih dulu adalah jalan terbaik, namun kemarahan Aludra tak bisa hilang begitu saja. Bahkan jika dia harus melewatkan kelahiran anaknya, dia akan tetap bertekad untuk pulang.
Pada akhirnya Aludra akan pergi untuk mengikuti kemauan Andrea. Dia dibawa keluar dari altar yang ternyata adalah Kuil Pemanggilan. Kuil tersebut baru ditemukan keberadaannya belum lama karena telah menghilang dari peradaban selama ini.
Aludra tidak terlalu peduli rinciannya, ia mengamati sekitarnya dengan saksama. Dalam perjalanannya mereka melewati kota yang tampak indah. Gedung dua lantai, orang-orang bersenjata, makanan asing dan bahkan toko penempa. Tak salah lagi, ini dunia lain karena bumi tidak lagi berada di abad pertengahan.
Bahkan dari kejauhan dapat terlihat jelas sebuah tempat yang persis seperti Colosseum. Ada banyak hal menarik lainnya, salah satunya adalah manusia yang memiliki ekor dan telinga hewan, terlantar dan tak terawat. Seperti halnya pengemis.
Meskipun Aludra tak tahu banyak hal tentang dunia fantasi seperti ini, setidaknya dia memahami orang-orang yang menyerupai hewan itu.
‘Ksatria, raja, setengah manusia, dan istana. Tak salah lagi ini adalah abad pertengahan.’
Aludra mendecakkan lidahnya dengan kesal, dia sungguh berada di tempat yang bukan bumi.
Mereka diarahkan ke dalam istana, meski tak mau mengakuinya namun Aludra kagum dengan interior dan desain istana yang luar biasa megahnya. Mulai dari tembok besar yang melindungi istana secara khusus, halaman yang sungguh luas dan beberapa lukisan serta vas bunga yang terlihat mahal.
Semuanya di desain dengan mewah, megah serta pemborosan. Tidak dapat dihitung seberapa besar kekayaan kerajaan ini.
Aludra pergi ke ruangan yang tampaknya adalah aula kerajaan. Ruangan yang terlalu besar dan tinggi untuk ukuran manusia, pilar menjulang, lantai berhiaskan karpet merah dan di ujungnya terdapat singgasana megah.
Tentunya semua hal ini memberikan penjelasan bahwa ini nyata bukan di bumi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
☬Wil-kun
perpaduan nama yang aneh🗿
2022-12-19
1