Arya tidak langsung pulang ke rumah, bukannya ia tidak ingat anak-anaknya melainkan ingin meredakan hasrat dalam dirinya. Ia datang ke club milik temennya dan bersenang-senang disana. Saat salah satu penyanyi naik panggung dan duduk di tempatnya. Arya mengeryitkan dahinya. Rupanya penyanyi tersebut sangat ia kenal.
“Kemala," batinnya melihat Kemala yang sedang menyanyikan sebuh lagu. Suaranya cukup merdu dan menghibur untuk di dengar banyak orang .
“Haris! Itu penyanyi kamu, namanya siapa?” tanya Arya pada temannya yang juga pemilik club
“Namanya Kemala, tapi namanya panggungnya Melia. Dia wanita pekerja keras untuk membantu ekonomi keluarganya. Dia penyanyi favorit di club. Kenapa kamu tertarik?”
“Tidak!” balas Arya lalu meminum winenya.
“Ya...kin...?” selidik temannya.
“Dia juga kerja di kantorku, jadi office girl!”
Haris tersenyum lalu melihat Arya yang terus menatap Kemala. Di mata Haris Arya begitu tertarik dengan kemala.“ Kalau kau tertarik boking saja. Asal bayarannya sesuai!” ucap Haris lalu tertawa.
“Gendeng! Aku iseh waras!”
“Halah! Tapi barangmu wes ora waras iki loh! Wes pirang ulan puasa, tahan Tah? Hajar wae bro, dosa belakangan. Hidup sekali harus di nikmati. Suruh Nikah kue ora gelem. Nek gelem duwur Ono kamar, Ojo lali nganggo pengaman.”
“Sudah pernah dengan orang lain?” tanya Arya. Sontak Haris tertawa, rupanya Sohibnya itu tertarik juga.
“Tidak tahu! Kau tanya saja sendiri. Kalau kau mau aku akan antarkan dia ke kamu!”
“Dia mau?”
“Pasti, dia sedang membutuhkan uang!”
Arya menenggak Winenya sekali lagi lalu bangkit dari duduknya.“Antarkan dia ke hotelku.” Arya meletakkan segepok uang di meja di depan Haris.
“Itu untuk uang mukanya, nanti jika dia bisa memuaskanku akan aku tambah berapapun dia mau. Untuk dirimu nanti aku tranfer, dan ini kunci card kamar hotel.” Arya kemudian pergi dari club menuju hotel. Ia benar-benar sudah tidak tahan membendung hasratnya. Arya mengendarai mobilnya menuju hotelnya.
Haris kemudian menghampiri Kemala saat Kemala selesai bernyanyi.“Melia, ikut saya sebentar. Ada pekerjaan untuk kamu!”
“Kerjaan apa, Bos?” tanya melia alias Kemala.
“Kerjaan dari bos besar, Ayo ikut denganku, bawa tasmu.”
Kemala sedikit bingung kenapa Bosnya itu meminta agar tasnya di bawa. Mereka menuju parkiran dan menaiki mobil.
“Tapi kamu mau tidak?” tanya Haris saat di dalam mobil untuk memastikan Kemala mau atau tidaknya.
“Apa dulu pekerjaannya, Bos?”
“Muasin Bos di ranjang.”
“What!?” teriaknya.
“Mau tidak? Ini bayaran uang mukanya. Kalau kamu bisa puaskan dirinya kau akan mendapatkan uang lebih darinya. Kau butuh uangkan untuk biaya pengobatan Ibu kamu!”
“Iya sih, Bos. tapi ....” Kemala ragu, apa ia harus mengambil pekerjaan kotor itu untuk biaya pengobatan Ibunya. Tetapi jika tidak darimana lagi ia akan mendapatkan uang sebanyak itu.
“Mau tidak?”
“Baik bos, saya coba.”
Haris tersenyum lalu melajukan mobilnya menuju hotel milik Arya. Haris mengantarkan Kemala sampai pintu kamar Arya.
“Masuklah, dia sudah menunggumu” ucap Haris saat sampai di depan kamar Arya.
“Gak jadi deh, Bos. Takut!”
“Bagaimana sih. Mau tidak! Kalau gak mau sini uangnya kembalikan.”
Kemala terdiam sejenak, mengingat sang Ibu.“ Baiklah,” lirih Kemala. Haris kemudian membuktikan pintunya lalu menyerahkan kunci cardnya ke tangan Kemala.
“Masuk, nanti kartu ini berikan padanya.”
Kemala mengangguk dan dengan ragu melangkah masuk ke dalam kamar . Haris kemudian menutup pintunya membuat Kemala terkejut.
Kemala melangkahkan kakinya dengan keraguan, Ia melihat sekeliling kamar yang begitu besar dan mewah. Saat sampai di dekat tempat tidur ia terbelalak melihat seorang pria berdiri membelakangi dirinya dan menghadap ke jendela besar.
Arya lalu mematikan lampu utamanya dan menggunakan lampu temaram. Otomatis wajah Arya tidak begitu terlihat jelas di tambah ia menggunakan topeng seperti Zero.
“Kau sudah datang?” suara Arya mengagetkan Kemala, pasalnya suara tersebut tidak asing, Namun ia juga tidak yakin dengan pemilik suara tersebut adalah bosnya di kantor.
“Iya, tuan. Maaf, apa yang harus saya kerjakan?” tanya Kemala.
“Bersihkan badanmu! kenakan lingerie itu dan parfum itu.”
"Memangnya aku sebauk itu apa?” batin Kemala mencium aroma ketiaknya sendiri. Namun ia hanya menuruti apa permintaan Arya.
Kemala mengambil lingerie dari atas tempat tidur lalu bergegas ke kamar mandi. Kemala mengguyur Tubuhnya dibawah shower dengan menggunakan air hangat. Ia menggunakan sampo dan sabun.
“Wah, sampo dan sabun hotelnya bintang lima wanginya kalahin minyak wangiku yang harganya di bawah seratus ribu.” Kemala tertawa kecil sambil bermain-main busa. Kemala membersihkan tubuhnya dan menggosok giginya, sudah pasti pria yang akan menjamahnya itu sangat perfeksionis.
Kemala menggunakan lingerie tersebut lalu sedikit menghias wajahnya setelah itu ia keluar dari kamar mandi dengan sedikit canggung. Ia berjalan menghampiri Arya yang kini duduk di sofa besar sambil memegang gelas minuman.
Arya tersenyum melihat Kemala, rupanya ia begitu seksi, lekuk tubuhnya begitu menggoda. Arya menggerakkan telunjuknya untuk memanggilnya. Dengan canggung Kemala berjalan ke arah Arya.
“Sebelumnya kau sudah pernah melakukannya?” tanya Arya sedikit merubah suaranya, agar Kemala juga tidak tahu siapa ia sebenarnya.
Kemala menggeleng.“ Ini pertama kalinya, tuan!”
Arya menepuk pahanya agar Kemala duduk di di pahanya. Kemala menurut saja. Arya melihat ditail wajah Kemala lalu tersenyum. Arya mengambil tas kecilnya a kemudian mengambil beberapa kepok uang lalu ia serahkan kepangkuan Kemala.
“Itu seratus juta. Jika nanti selesai, aku akan menambahnya.”
Kemala melihat uang tersebut dan langsung memikirkan Ibunya."Maaf Ibu, Mala mengambil jalan pintas.”
“Saya setuju, tuan.” Mala tersenyum lalu merubah posisi duduknya.
Kini mereka berhadapan, Arya pun tidak menyiakan kesempatan dan kesepakatan yang sudah ia buat. Arya mulai melancarkan aksinya menciumi setiap inci tubuh Mala. Aroma parfum yang dulu Bella kenakan menambah hasratnya semakin menggebu. Sesekali ia menyebut nama Bella.
Arya yang kini berusia 40 tahun dan sudah lama tidak menyalurkan hasratnya. Tidak menunggu waktu lama. Ia langsung membawa Kemala, gadis 25 tahun itu di atas tempat tidur. Tidak lupa ia juga menggunakan pengaman karena ia tidak ingin suatu hari nanti terjadi sesuatu padanya.
Saat Mala merintih kesakitan dan meneteskan air mata karena menahan sakit, Arya semakin bersemangat. Lambat laut Mala merasakan sensasi nikmat. Mala mencengkeram pundak Arya saat Arya akan menuju puncaknya.
Cukup lama Arya bermain sampai Mala tak berdaya. Arya juga langsung berbaring di samping Mala, tanpa menghiraukan tangisan Mala. Mala menarik selimut dan menyelimuti tubuhnya.
“Tuan, Apa sudah selesai?”
“Hm. Malam ini selesai. Tidur lah, mungkin aku akan melancarkan serangan fajar. Untuk bayaranmu nanti aku tambhkan.” Arya memeluk Mala sambil memainkan dadanya. Sedangkan Mala, ia menangis tanpa suara.
Arya sudah puas dengan apa yang sudah lalui bersama mala malam ini. Sedangkan Mala mungkin akan menyesali perbuatannya seumur hidup. Tetapi ini pilihannya dan pilihan Arya dan mereka sudah sepakat dengan harga yang hanya untuk sebuah kepuasan satu malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
guntur 1609
arya memang tdk oernah berubah...anaknya sama abibya dama sj...suka sm wanita manapun. tdkboernah setia. wong indujknya saja seperti tu.sika menyakiti hati wajuta secara diam2. merrka tdk memikirkan sj tasya adik peremouan atau ank mereka. kalau sempat digitukan sm suamibyabapa perasaan merrka.
2023-03-23
0
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
ya Allah Arya kenapa tidak dinikahi saja si Kemala nya
2022-11-17
1
⏤͟͟͞R • Hapsari
apa yang sudah lalui bersama mala malam ini -----> apa yang sudah Ia lalui bersama Mala malam ini
2022-11-15
1