Arya bergegas pulang setelah pekerjaannya selesai. Ia keluar dari ruangannya dengan terburu-buru, sehingga menabrak Kemala yang sedang melintas di depan ruangannya. Nampan yang di bawa Kemala pun jatuh dan gelasnya pun pecah berserakan di lantai.
“Maaf, tuan. Maafkan saya.”Kemala segera memunguti pecahan kacanya dan Arya pun reflek membantunya.
“Saya yang minta maaf, saya terburu-buru.”
“Tuan, biar saya saja.” Mala terus mengambil pecahan gelas tersebut dan akhirnya jarinya terkena pecahan.
“Aduh!” darah pun menetes. Arya melihat darah pun langsung reflek mengabil sapu tangannya lalu membalut jari Kemala.
“Hati-hati.” Arya melihat salah satu Office boy. melintas. “ Hai Kamu!”
Office boy melihat ke arah Arya lalu menghampirinya.“ Ya tuan, bisa saya bantu?”
“Tolong kamu bereskan pecahan gelas ini. Jari dia terkena pecahannya, dan Kamu obati dulu luka di pantry.” Arya bangkit begitu juga Kemala. Kemala sekilas melirik Arya begitu juga Arya. Kemudian Arya berjalan menuju lift.
Saat berada di lift, Arya tersenyum mengingat Kemala. Wajahnya polos, manis sopan mengingatkan akan Bella, mantan istrinya. Namun cepat-cepat ia tepis ingatan itu, sebab ia ingin melupakan masa lalu dan belum siap untuk membuka hatinya kembali.
Arya meraba saku jasnya, rupanya kunci mobilnya tertinggal di laci meja kerjanya. “Sial ...! Kenapa harus lupa sih.” Arya kembali menekan tombol lift dan naik ke lantai atas.
Sesampainya di lantai atas, Arya melihat Kemala sedang berada di tempat fotocopy. Sepertinya ia sedang memfotokopi berkas dan itu pasti suruhan staf karyawan. Arya berjalan menghampiri Kemala.
“Apa yang kamu lakukan?” tanya Arya. Kemala terkejut melihat Arya berdiri di depannya. Semua staf yang masih di tempat kerja melihat ke arah Arya dan Kemala.
“Ini tuan, Bu Alya meminta tolong untuk memfoto copy berkas ini.”
Arya memijit pangkal hidungnya. Ia begitu geram dengan beberapa sikap staf di bagian devisinya yang seenaknya menyuruh official girl atau office boy untuk mengerjakan yang bukan pekerjaannya.
“Alya!” panggil Arya dengan lantang. Sebagaian staf bisik-bisik, sudah tau pasti Bosnya itu sangat marah.
Alya yang terkejut mendengar suara Bosnya pun bergegas menghampiri Arya.“ Maaf tuan, Anda memanggil saya?”
Arya mengambil berkas yang ada di tangan Kemala lalu memberikannya secara kasar pada Alya.“Ini pekerjaanmu, kan. Kenapa Kemala yang mengerjakan? Kau tau, Aku paling tidak menyukai ada yang semena-mena di bagian devisiku. kerjakan pekerjaan sesuai bagian masing-masing.”
“Tapi, tuan. Saya hanya meminta tolong, karena saya harus membalas email yang masuk.”
“Saya tidak mau mendengar alasan apapun! Apa kau mau mengambilkan minum dan membersihkan lantai disini, menolong pekerjaannya? Kau bisa membalas pesan email itu baru memfoto copy berkasnya. Simpel, kan! Tidak merepotkan orang lain dan menambah pekerjaan orang lain. Paham!”
“Paham, tuan!”
“Ini peringatan untuk semuanya! Heran saya melihat kalian. Tuan Putra saja yang pemilik perusahaan tidak pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan hal sepele seperti ini. Kerjakan sendiri. Dan kamu kembali bekerja sesuai bagianmu!” Arya menyuruh Kemala untuk kembali mengerjakan pekerjaannya.
Alya akhirnya mengerjakan tugas sendiri sambil menggerutu dan mengumpat dalam hati. Arya kembali ke ruangannya untuk mengambil kuci mobilnya. Arya duduk sejenak dan memijit kepalanya. Kepalanya rasanya hampir pecah memikirkan pekerjaan setelah menang tender, banyak yang harus ia persiapkan sebelum memerintahkan anak buahnya terjun ke lapangan.
“Andai di rumah masih ada Bella. Mungkin kepalaku tidak akan sesakit ini dan badanku tidak akan sekaku ini. Ah ... sial! Kenapa harus tegang!” Arya merasakan bagian intinya mengeras saat mengingat senyum Bella. Bagaimanapun ia masih lelaki normal dan sudah lama tidak menyalurkan hasratnya. Ya begitulah lelaki.
Arya mengurungkan niatnya untuk pulang lebih awal, ia ingin meredam keinginanya lebih dulu dengan menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Arya melepas jasnya kemudian menghubungi bagian pantry untuk memesan kopi.
“Halo dengan Kemala disini, bisa saya bantu?” Kemala menjawab panggilan Arya.
“Ini tuan Arya, tolong buatkan kopi hitam dan antarkan ke ruangku!”
“Baik, tuan. Segera saya buatkan.” Sambungan teleponnys pun berakhir.
Arya berdiri berjalan menuju jendela besar, ia berdiri menatap pemandangan di luar jendela. Disaat sendiri Pikirannya selalu tertuju pada Bella.
“Bella aku sudah berusaha melupakannu tapi kenapa justru aku mengingat kenangan kita dulu.” Arya kemudian melangkah menuju rak lemari dan melihat beberapa berkas untuk mengalihkan pikirannya.
“Permisi, tuan!” salam Kemala mengantarkan kopi.
“Ya, masuk!” Arya melihat sekilas lalu meletakkan map tersebut ke dalam rak lemarinya.
“Maaf tuan, ini kopinya.” Kemala meletakkan kopinya di atas meja.
“Terima kasih,” ucap Arya lalu ia duduk di kursinya.
“Saya permisi tuan,” pamit Kemala sedikit menunduk sopan
“Tunggu.”
“Ya tuan.”
“Nama lengkap kamu siapa?” tanya Arya melihat Kemala dari atas sampai bawah. Penampilan begitu sederhana.
“Kemala saja tuan tidak ada nama panjang.” Kemala masih menunduk.
“Usia kamu berapa? Sudah menikah? Kenapa bekerja jadi office girl?”
“Saya 25 tuan, saya masih lajang. Maaf tuan saya bekerja untuk membantu keluarga, karena tidak semua anak gadis dari seorang Ayah semua beruntung.”
Arya tersenyum jijik pada dirinya sendiri, mengapa ia baru sadar bertanya tentang hal pribadi orang lain. “Ok, baiklah. Maaf sudah lancang menanyakan hal pribadi. Kau boleh keluar.” Arya sekilas melihat Kemala yang sedari tadi seperti tidak nyaman, sebab Kemala sedari tadi terus menarik lengan kemejanya seperti berusaha ada yang ia sembunyikan di pergelangan tangannya. Kemala menunduk hormat lalu ia keluar dari ruangan Arya.
“Aku pikir sudah menikah,” pekik Arya tertawa kecil pada diri sendiri.
Arya akhirnya menyibukkan diri dengan pekerjaannya hingga hampir gelap. Ia sadar saat melihat jam tangannya sudah menunjukkan jam 6 sore, banyak karyawan staf yang sudah pulang. Arya bergegas membereskan mejanya lalu ia juga bergegas pulang.
Saat berjalan menuju lift ia melihat Kemala dan dua temennya yang sedang berdiri di depan pintu masuk lift. ia pun bergegas mempercepat langkahnya.
“Tahan!“ seru Arya saat ketiga karyawannya itu masuk kedalam lift. Salah satu OG menahan pintnya.
“Saya pikir sudah tidak ada orang di kantor,” ucap Arya tertawa kecil.
“Kami masih ada, Pak!” sambung OG satunya.
“Kalian baru pulang?” tanya Arya melihat satu persatu karyawannya.
“Kami ini datang paling awal pulang paling akhir, pak!” ketiganya tertawa hanya Kemala yang tersenyum tipis.
“Tetap semangat, ya. Kalian termasuk beruntung masih bisa bekerja untuk menyambung hidup.”
“Iya, Pak. Alhamdulillah.”
Arya melirik Kemala yang tampak diam. Arya melihat ditail wajah Kemala yang manis dan polos tanpa polesan makeup. bibirnya yang merah alami ingin rasanya Arya mengecupnya. entah kenapa Wajah Kemala begitu menarik di matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
@Kristin
iya sudah jatuh cinta
2023-01-10
0
@Kristin
udh di Favorit ya Thor 🥰
2023-01-10
0
𝕸y💞Terlupakan ŔẰ᭄👏
jodoh nya Arya mungkin si Kemala gantinya Bella
2022-11-17
1