WARNING 18+ !
Before reading this story, make sure you are over the age of 18.
Please if you want to blaspheme the main character in this story, there will be no improvement in the characteristics that each main character is good at.
‘Sweet Like The Devil’ is a story that is far from the good children who live here. I want you to leave this story if it is not to your liking.
Thank you
Tibalah hari dimana aku pergi kerumah yang baru sebelum hari pernikahan ibu dan calon suaminya, aku tidak berharap banyak bahwa aku akan diterima oleh mereka, mereka adalah anggota keluarga dewa yunani. Nama-namanya sama persis yang ada di mitologi yunani, Ares, Apollo, dan Artemis dengan marga keluarga mereka Cystenian pemilik Cystenian Group. Sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang ekspor impor, mereka memiliki banyak kekayaan yang tidak bisa aku bayangkan. Bahkan aku jadi bertanya-tanya apakah ibuku menikahi Hades Cystenian karena hartanya atau memang mereka saling mencintai, mengingat bahwa ibu selalu berjuang mencari nafkah untuk keluarga tanpa sosok suami yang membantunya selama ini.
Mobil mewah ini membawaku memasuki gerbang rumah yang cukup besar, tidak sampai disini saja, mobil terus berjalan dengan sekeliling yang dipenuhi dengan hutan dan tanaman yang dirawat, walaupun begitu disini banyak sekali penjaga. Hingga sebuah rumah besar menjulang tinggi layaknya rumah-rumah dalam yunani kuno, patung yang berdiri kokoh seperti sebuah kerajaan.
Banyak pelayan datang berjejer menunggu kedatangan mobil kami, ibu berada di mobil bersama dengan Hades, sedangkan aku berada di mobil lain di belakangnya. Pelayan membukakan pintu mobil dan mempersilahkanku untuk keluar, aku hanya memberinya tatapan dingin dan keluar dari dalam mobil melihat sekeliling. Ini bukan lagi bisa kusebut rumah, perjalanan panjang yang aku tempuh hingga sampai disini seakan aku tengah berlibur di disneyland.
“Selamat datang di rumah kita.” Ucap Hades yang membuatku hanya tersenyum, ibu juga nampak sangat bahagia berada di pelukannya, apa mereka benar-benar saling mencintai, membuatku muak.
“Daddy!!.” Suara perempuan dari dalam rumah terdengar dan berlari menghampiri Hades, gadis cantik berambut panjang memakai dress manis, dia mungkin seumuranku. Melihatnya memanggil Daddy, sudah pasti dia adalah Artemis Cystenian, anak terakhir Hades.
“Dimana kakak-kakakmu?.”
“Di dalam.”
Artemis melihat ke arahku dengan wajah kesal, dia juga bahkan menatap ibuku tidak suka. Siapa juga yang akan setuju kalau ayahnya menikah lagi dengan wanita asing yang sudah memiliki anak seumurannya, aku pun kalau jadi Artemis juga tidak akan pernah suka.
Hades dan Artemis masuk lebih dahulu, kemudian di belakang mereka di susul ibu yang mengajakku juga masuk kedalam bersama pelayan yang membawakan koper kami. Aku akan tinggal di rumah ini selama aku belum menikah atau bisa hidup sendiri di luar sana, aku tentu sudah berhenti dari pekerjaanku sebelumnya walaupun pemilik sangat menyayangkan hal itu.
Rumah ini layak disebut istana, semua interiornya sangat detail dari dinding hingga ujung meja pun sudah dipikirkan dengan baik. Begitu masuk, langsung dihadapkan dengan dua orang laki-laki baik melainkan, bukan malaikat tapi memang dia pantas memakai nama dewa. Ares dan Apollo, anak pertama dan kedua Hades, foto dengan aslinya sangat jauh berbeda, melihatnya langsung lebih tampan dari yang ada di foto, kalau aku jadi mereka aku akan protes karena foto yang beredar tidak sama.
“Ares, Apollo, Artemis. Ini Iristya yang akan menjadi ibu sambung kalian, seperti yang daddy katakan bahwa lusa pernikahan daddy dan ibumu yang baru akan dilaksanakan. Selain itu, disini juga ada Viola yang akan menjadi saudara kalian, bagian dari keluarga ini.” Penjelasan Hades sama sekali tidak membuat wajah Artemis senang, dia sangat jujur menampakkan wajah tidak sukanya padaku, sedangkan Apollo terlihat sangat baik dan tersenyum padaku. Tapi Ares, dia berbeda, tatapannya tidak bisa aku artikan dengan kata baik atau tidak suka seperti yang lain, namun mata itu membuatku gugup.
“Mari akan saya antarkan ke kamar nona.” Pelayan berbicara padaku dengan sopan sembari mengambil tas kecil yang aku bawa.
Aku tersenyum dan mengikutinya masuk ke dalam lift menekan angka tiga, aku tidak tau berapa lantai rumah ini, tapi dilihat dari tombol lift yang sampai angka lima kemungkinan ada lima lantai. Baru pintu lift akan tertutup, seseorang menghentikannya saat sepatu menahan di tengah-tengah dan membuatnya terbuka kembali. Orang yang benar-benar aku hindari dari ketiga calon saudara tiriku yaitu Ares. Dia berdiri di depanku dengan tatapan yang tidak aku ketahui apa maksudnya.
“Biar aku saja yang mengantarnya.”
“Baik tuan muda.”
Pelayan tersebut memberikan kembali tasku dan keluar dari lift, sekarang di dalam lift hanya ada aku dan Ares, jujur untuk pertama kalinya aku gugup sekaligus takut bersamaan. Semua tau bagaimana kehidupanku tapi ini rasanya berbeda, aku adalah orang baru yang sama sekali tidak diinginkan tapi secara tiba-tiba datang menjadi bagian keluarga kaya ini.
“Berapa harga ibumu untuk menikah dengan ayahku?.” Sebuah kalimat dingin yang keluar dari bibirnya membuatku menoleh.
“Apa maksudmu?.”
“Kamu sudah tau apa yang aku maksud, ibumu menikahi ayahku hanya karena ingin hidup enak kan?.”
“Tidak semua orang ingin hidup kaya sepertimu, kami masih berkecukupan tanpa menikah dengan keluargamu.”
“Lalu? Let's see... nyatanya apa?.”
“Jika memang kamu tidak setuju dengan pernikahan ayahmu dengan ibuku, kamu bisa langsung mengatakannya tadi, kenapa harus mengatakan padaku, seharusnya kamu juga tau sendiri kalau aku sampai disini berarti aku tidak bisa menggagalkan rencana pernikahan ini.”
“Alasanmu masih bisa diterima.” Tiba-tiba Ares mencondongkan tubuhnya ke arahku, matanya tertuju pada pakaian atasku hingga membuatku langsung menutupnya menggunakan telapak tangan. “Lumayan.”
“MESUM!.” Teriakku sambil mendorongnya.
“Aku sudah mencoba mencegah pernikahan bodoh mereka tapi gagal, tapi sepertinya aku tau bagaimana caranya.” Ares kembali berbicara, namun sebelum aku menanyakan lebih lanjut padanya, pintu lift terbuka di lantai 3.
Ares melangkahkan kakinya keluar dari lift, disini ada lorong sepi yang panjang, aku tidak tahu berada di sisi rumahnya yang mana sekarang karena ini terlalu rumit. Pintu dengan nama Ares sudah aku lewati, lalu kemudian di pintu selanjutnya ada namaku ‘VIOLA’ disana.
“Sejak kapan mereka semua percaya diri kalau aku akan menjadi keluarga ini?.” Tanpa sadar aku mengeluarkan kalimat yang bisa didengar oleh Ares.
“Di lorong ini hanya ada dua kamar, satu ruang kerja, dan gudang khusus. Kamar Apollo dan Artemis ada di lorong sisi kiri lantai dua.”
Ares membuka pintu kamar setelah mengulir kunci yang menggantung disana, pintu terbuka lebar, diluar dugaanku kembali, aku melihat banyak peralatan lukis dan sebelah kanan pintu, sedangkan tempat tidur dan wardrobe ada di sebelah kiri pintu, kamar mandi juga ada di sebelah kanan pintu. Semua lengkap dari kanvas hingga cat dan kuasnya, bukan hanya itu saja, di meja belajar sudah ada laptop, intinya semua ada seakan-akan sudah di tinggal disini sejak awal.
“Kamu akan melanjutkan sekolah di jurusan Seni, kampus yang sama denganku dan Apollo.”
Aku menoleh, kenapa hanya dia dan Apollo saja.
“Artemis berada di sekolah modelling sejak kecil.”
Pertanyaan yang belum aku tanyakan sudah terjawab dengan sempurna seakan Ares bisa membaca pikiranku. Memang Artemis sangat cantik dan tubuhnya juga proporsional, cocok jika dia menjadi seorang model.
Terimakasih atas kesediaan waktunya membaca cerita ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yuni Aqilla
jangan jangan Ares naksir sama Viola
2022-11-05
0