Alex hanya mengalah saja disaat menerima pengusiran dari Melodi. Ia berjalan lemas tanpa arah di dalam rumah mewah keluarga Melodi.
"Apakah pilihanku mengikuti perjodohan untuk menjadi suami dari rekan bisnis Papa ini benar? Lalu, kenapa aku merasa tidak bahagia dan tidak dihargai keberadaanku disini." lirih Alex pelan.
Langkah kakinya terus berjalan menuju ruang keluarga di lantai dua. Ia menduduki sofa mewah itu dibiarkannya buliran kristal membasahi wajah tampannya.
"Apakah begini rasanya mencintai seseorang yang tidak menginginkanku? Hiks... Hiks..."
"Nak Alex," ucap seorang wanita yang menempuh pundaknya dengan pelan.
Alex pun menoleh ke arah samping yang ternyata Mama Siska berdiri di sebelahnya.
"Mama," ucap Alex seraya menghapus buliran kristal di wajahnya dan memperbaiki posisi kacamata kembali rapi.
"Kamu harus sabar, Lex. Mama harap kamu bisa menjadi suami baik untuk Melodi. Tetaplah perjuangan Melodi untuk mencintainya karena cinta wajib untuk diperjuangkan. Abaikan saja sikap dingin Melodi yang acuh tak acuh padamu, Lex. Melodi itu terlalu kecewa karena ditinggal pergi oleh tunangannya yang meninggal dunia. Untuk membuka hati pada orang baru itu memerlukan waktu. Cobalah mengerti dan bersabar karena setiap usaha tidak pernah mengkhianati hasil untuk mendapatkan cinta anak mama, Lex." jelas Mama Siska pada Alex yang duduk di sebelahnya setelah Mama Siska memilih menenangkan Alex agar tetap kuat mental menjadi suami Melodi.
"Tapi Ma, Melodi tidak mencintaiku." lirih Alex pelan dengan tatapan sendunya menatap ke arah Mama Siska.
"Hus... Jangan berbicara seperti itu. Mama percaya kamu pasti bisa mendapatkan cinta Melodi. Mama sangat bersyukur memiliki menantu seperti dirimu. Kamu pria baik dan sopan santun. Kamu berhak mendapatkan wanita baik-baik seperti anak Mama. Sebenarnya Melodi itu anak yang baik dan ramah pada siapapun. Tapi, rasa kekecewaannya yang mendalam mengubah sikapnya. Tetap semangat nak Alex, kamu pasti bisa." sahut Mama Siska menyemangati Alex.
Alex yang menerima dukungan dari Mama Siska membuat hatinya tersentuh. Ia langsung memeluk tubuh mama Siska dan menangis untuk mengeluarkan rasa putus asa.
"Terima kasih Ma, terima kasih sudah mendukungku. Aku bisa merasa tenang dan percaya diri untuk mendapatkan cinta Melodi."
"Iya, sama-sama nak. Tenang saja, mama akan membantumu dengan rencana mama." perkataan Mama Melodi membuat Alex melepaskan pelukannya. Ia menatap binggung untuk meminta penjelasan dari mama Siska.
"Rencana apa Ma?" tanya Alex dengan polosnya.
Mama Siska yang melihat Alex yang polos dan tidak ada niat jahat untuk balas dendam pada Melodi. Ia menarik hidung mancung Alex hingga pemilik hidung mengaduh kesakitan.
"Kamu ini polos sekali jadi laki-laki. Tentu saja, rencana untuk mendapatkan cinta dari Melodi. Kamu cinta kan sama Melodi?"
"Cinta banget Ma."
"Kalau kamu cinta, butuh perjuangan. Mama akan memberikan kalian rumah mewah sebagai hadiah pernikahan kalian. Kebetulan Mama memiliki proyek pembuatan perumahan elit mewah di jalan sebelah."
"Jangan ma." tolak Alex merasa tidak nyaman dengan penawaran Mama Siska yang terlalu berlebihan pada hadiah pernikahannya.
"Kenapa nak Alex? Kamu tenang saja rumah mewah di komplek perumahan elit itu dua tingkat lantai dan mama akan melengkapi peralatan rumah tangga. Kamu dan Melodi cukup masuk membawa pakaian saja karena sudah ada dua pembantu dan satu satpam yang menjaga rumah mewah kalian." balas Mama Siska.
"Sebelumnya, terima kasih atas kebaikan mama mau memberikan rumah mewah beserta peralatan lengkap rumah. Tapi, mohon maaf ma, aku belum bisa menerima hadiah rumah ini aku berencana membawa Siska pulang ke rumah baruku dari hasil usahaku. Memang tidak mewah tapi layak untuk ditinggali. Mama sudah memberikan hadiah mobil mewah pada pernikahan kami, jadi, mohon maaf Ma, aku belum bisa menerima hadiah rumah dari Ma."
Siska hanya menghela nafas panjang saat mendengar perkataan dari menantunya yang menolak hadiah rumah darinya.
"Baiklah, Mama tidak apa-apa kalau kamu belum bisa menerima hadiah rumah mewah dari Mama. Mama mengerti dan menghargai keputusanmu. Mama bangga di usiamu 26 tahun bisa membangun perusahaan dari hasil uang tabunganmu dan membangun rumah pribadi untuk ditinggali. Mama harap kamu bisa menjaga Melodi dan membahagiakannya dari keadaan apapun."
"Iya Ma, Alex janji tidak akan mengecewakan Mama dan menyia-nyiakan Melodi. Alex sangat mencintai Melodi."
"Baiklah, kalau begitu, ayo Mama bantu kamu masuk ke dalam kamar kalian."
Seketika kedua bola mata Alex membulat dengan sempurna saat tangannya ditarik oleh Mama Siska untuk mengikuti langkah kakinya.
"Ma, aku mau bawa kemana?"
"Tentu saja, ke kamar pengantin kalian."
"Tapi Ma, aku sudah diusir oleh Melodi tadi."
"Sudahlah, jangan khawatir. Kalau ada Mama pasti Melodi tidak berani menolakku masuk ke dalam kamar."
Sementara di dalam kamar yang dihiasi dekor bunga mawar indah. Melodi baru saja masuk ke dalam alam mimpinya. Lamanya ia terjaga saat memikirkan nasib hidupnya setelah menikah dengan pria culun itu. Rasa lelahnya berhasil membuat dirinya mengantuk dan tertidur nyenyak.
Di dalam mimpinya, Melodi berada di sebuah taman yang dikelilingi oleh pohon dan bunga yang bermekaran indah. Disini hatinya merasa sejuk saat merasakan suasana yang lama dirindukan. Terakhir dirinya bisa bersantai di taman bersama tunangannya. Setelah kehilangan pria yang dicintainya, hidup Melodi berubah total. Hatinya terasa hampa dan hidupnya segan mati perlahan.
Melodi berjalan mengelilingi taman yang ditumbuhi tanaman sejuk itu. Hingga dari kejauhan dirinya melihat seorang pria yang berdiri membelakangi. Rasanya Melodi sangat mengenali tubuh kekar itu tapi ia merasa tidak ingat siapa pria itu.
Kemudian, Melodi berjalan mendekati pria itu.
"Apakah pria itu Miko? Jika memang Miko, pasti Miko akan menjemputku." Melodi tersenyum senang melihat sosok pria itu. Ia mempercepat langkah kakinya mendekati pria itu.
"Miko?" ucap Melodi seketika pria itu menoleh ke arah belakang dan berhasil membuat senyuman manis Melodi tergantikan dengan wajah pucat.
"Alex? Kenapa kamu berada disini?" Melodi berdiri di hadapan pria tampan yang selama ini berpakaian culun dan sah menjadi suaminya.
"Alex dimana kacamatamu? Kenapa kamu menyusulku kesini?" tanya Melodi dan ia terbangun saat mendengar suara suara Mama Siska yang memanggil dirinya diiringi ketukan pintu keras yang membuat dirinya merasa kesal.
"Iya Ma, sebentar aku buka." dengan terpaksa Melodi bangun dari tidurnya dan ia berjalan mendekati pintu kamarnya untuk membuka pintu. Dilihatnya Mama Siska melipatkan kedua tangannya di atas perut dan tatapan mata tajam ke arah dirinya.
"Mama," ucap Melodi.
"Kenapa kamu mengusir suamimu dari kamarku? Dasar istri durhaka, berani-beraninya mengusir suami sendiri. Ingat, surga istri saat patuh pada suami bukan menyakiti suami." Mama Siska memarahi Melodi yang tampak diam ketakutan.
"Bukan begitu Ma, aku bisa jelaskan."
"Jangan banyak drama! Cepat berikan Alex masuk ke dalam kamarmu. Kamarmu sudah menjadi milik Alex juga termasuk tubuhmu."
Melodi hanya diam saja, ia melirik sekilas ke arah Alex yang diam memperhatikan dirinya.
"Baiklah Ma."
"Kurang ajar Alex, beraninya dia mengadu pada Mamaku. Awas saja nanti, aku akan memberimu pelajaran." kata Melodi dalam hati. Ia menatap sinis ke arah Alex yang menunduk takut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Nendah Wenda
jangan galak galak melodi nanti cinta
2024-02-28
0