Setelah kepergian Miko dari kehidupan Melodi, hidup Melodi terasa hampa dan Melodi tampak terlihat murung di dalam kamarnya. Tidak ada canda tawa yang menghiasi rumah mewah kedua orang tuanya.
Melainkan, kedua orang tuanya tampak khawatir dengan kondisi anak gadisnya yang tidak ingin berbicara apapun dengan mereka. Melodi terlihat kurus dan jelek tak terawat. Ia jarang makan dan tidak mau mandi. Semua aktivitas hidupnya selalu mengandalkan pembantu yang mengurusi Melodi.
Melodi yang berusia 23 tahun dan memiliki usaha di bidang fashion yang terkenal hampir bangkrut karena pemiliknya terlihat depresi atas meninggalnya tunangannya. Terakhir, Melodi berbicara dengan kedua orang tuanya tidak ikhlas melepaskan Miko disaat menghadiri tempat peristirahatan Miko. Setelah dari hari itu, Melodi hanya menangis dan termenung di dalam kamarnya.
Mama Siska yang tidak ingin usaha yang dibangun oleh anaknya dari kecil hingga besar dan terkenal memutuskan untuk mengambil alih perusahaan untuk diurusinya. Sementara Papa Max tetap fokus dengan perusahaannya di bidang batu bara.
"Melodi, mari kita makan nak. Biar mama siapin ya makanan kesukaanmu," ucap Mama Siska yang duduk di sofa berhadapan langsung dengan Melodi.
Melodi tak menghiraukan perkataan Mama Siska, ia hanya diam dengan tatapan kosong.
Siska hanya menghela nafas kasar saat melihat anaknya sedang tidak baik-baik saja.
Ia menyodorkan sendok yang berisi makanan di depan mulut Melodi," ucap Siska berusaha membujuk Melodi yang tampaknya diam saja.
"Melodi, kamu harus makan. Nanti kamu sakit, apa kamu tega melihat mama dan papa merasa sedih." perkataan Siska membuat Melodi tersadar dari dunianya sendiri yang selalu memikirkan penyesalan kehilangan tunangannya.
"Ayo nak, buka mulutnya.
"Iya ma." sahut Melodi dengan terpaksa membuka mulutnya untuk menerima suapan dari mamanya.
Melodi mengunyah makanan yang disuapi oleh mamanya, ia menatap wajah cantik mamanya yang tidak muda lagi. Ada raut wajah sedih dan lelah yang sepertinya mengkhawatirkan kondisi dirinya.
"Apa aku salah mengabaikan orang-orang yang menyayangiku? Aku hanya menginginkan Miko kembali padaku. Aku tidak ikhlas dengan kenyataan pahit ini." batin Melodi.
Setelah menghabiskan makan siangnya, Melodi mencegah mama Siska yang sepertinya sedang menahan nangis.
"Mama, jangan menangis. Maafin Melodi yang sering menyusahkan mama dan papa," ucap Melodi dengan tatapan sendunya.
Siska menggeleng pelan, ia tersenyum manis di depan anaknya.
"Mama baik-baik saja, nak. Mama harap kamu bisa mengikhlaskan Miko dan membuka lembaran hidupmu agar baik lagi. Mama tidak ingin kamu berlarut dalam kesedihan. Mama ingin kamu hidup bahagia." jelas Siska membuat Melodi tertegun. Ada rasa bersalah di benak hatinya, apalagi mendengar perkataan mamanya memberikan pukulan keras pada Melodi.
Melodi tidak mau membuat orang-orang di sekitarnya merasa sedih dengan kondisinya. Ia harus bangkit dari keterpurukannya, ia harus menata masa depannya agar lebih baik.
"Baik ma, aku akan mengikhlaskan kepergian Miko. Aku janji tidak akan membuat mama sedih lagi. Aku akan belajar melupakan Miko dan menata hidupku lagi. Aku sadar dengan meratapi masa lalu itu dapat merugikan diri sendiri. Sebelum aku semakin sedih, mengikhlaskan lebih baik yang harus aku lakukan." Melodi memejamkan kedua matanya sejenak, ia menenangkan hatinya untuk melawan rasa egonya yang tidak ingin melupakan tapi ia masih waras untuk membasmi rasa keegoisan itu.
"Terima kasih Ma sudah merawatku dan tetap sabar untuk memberi semangatku." lanjut Melodi membuat Mama Siska tersenyum lebar mendengar perkataan anaknya.
***
Di makan malam hari ini terasa berbeda dibandingkan 2 minggu lalu. Adanya kehadiran Melodi yang ikut bergabung makan malam bersama kedua orang tuanya membuat mereka terlihat keluarga harmonis dan bahagia.
Lihatlah, Melodi terlihat cerewet dan suka makan seperti dulu. Mama Siska dan Papa Max tersenyum bahagia melihat perubahan sikap anaknya.
Papa Max menyenggol tangan Mama Siska, Mama Siska yang sedang berbicara dengan Melodi langsung berhenti.
"Kenapa Pa? Apa mau tambah lauk udang bakal lagi?" tanya Mama Siska menoleh ke arah Papa Max.
"Sekalian Papa mau nambah nasi juga, Ma. Masakan mama kan enak, makanya nafsu makan Papa meningkat." celetuk Melodi disela memakan makanannya.
"Bisa jadi begitu, kalau begitu mama tambahin ya." Mama Siska menggeserkan posisi duduknya untuk mengambil piring Papa Max tapi dicegah langsung oleh Papa.
"Tidak usah, Papa sudah kenyang." jawab Papa Max.
"Oh Papa mau minta tambah dedek lagi ma biar Melodi punya teman." sahut Melodi yang mulai kumat berbicara sembarangan membuat Mama Siska menatap tajam ke arah dirinya.
"Hehehe.... Bercanda Ma. Jangan marah dong nanti cepat tua." Melodi menyenggir kuda untuk menghindari sorot mata elang dari Mama Siska.
"Sudahlah Ma, jangan dimasukkan ke dalam hati nanti kalau di masukkan ke dalam hati mau lagi tambah dedek bayi, hehehe...."
"Kalian sungguh terlalu." balas Mama Siska.
Melodi tersenyum senang melihat mamanya tampak kesal.
"Memang kenyataannya Ma, Melodi merasa kesepian. Untung saja ada anak gadis bibi Lesti yang mau berteman dengan Melodi. Kalau teman di kampus ada maunya saja berteman dengan Melodi. Coba saja kalau gak ada maunya, mana mau temanan sama Melodi."
"Kesian," ucap Mama Siska dan Papa Max secara bersamaan.
"Ya maklumi saja, aku calon pengusaha sukses jadi banyak iri/dengki karena tak mampu tersaingi."
"Aamiin, Melodi memang sudah sukses kok buktinya bisa mendirikan perusahaan fashion sendiri. Selain itu, sudah banyak yang tahu dengan brand fashionmu." sahut Mama Siska sembari meneguk habis air putih di dalam gelas.
"Alhamdulillah, kalau aku sudah sukses, sekian dan terima kasih."
"Iya sama-sama, jangan lupa sombong." Papa Max menyerahkan piring kotor milik dirinya dan istrinya pada Melodi.
Melodi mengerutkan keningnya merasa binggung dengan perkataan papanya itu. Apalagi melihat bekas makanan di dalam piring kotor itu membuat dirinya merasa jijik.
"Kenapa piring kotor mama dan papa diserahkan padaku? Bukankah ada bibi Lesti dan anaknya yang bersihin," ucap Melodi.
"Sudahlah, kamu bawa saja Melodi. Kamu kan sudah besar dan sukses. Sudah waktunya kamu belajar tentang memasak dan membereskan rumah."
"Tapi Pa, Melodi gak mau. Jijik tahu membawa piring kotornya." tolak Melodi.
"Ya sudah, kalau begitu mobil kesayangan kamu papa tarik."
"Kok Papa jadi jahat sama Melodi?"
"Karena Papa mau mendidik kamu menjadi wanita sukses dalam segala bidang apapun. Papa mau kamu serba bisa dan dapat diandalkan dalam segala hal."
"Termasuk tentang memasak dan bersih rumah begitu?" tanya Melodi dengan selidik karena sudah dipastikan perkataan Papa Max tampak serius.
"Benar sekali, anak Papa yang pintar dan mengerti maksud Papa. Kalau kamu sudah tahu, siapkan mentalmu karena papa akan memiliki rencana untuk menikahkan kamu dengan anak dari rekan bisnis Papa." perkataan Papa Max diakhir kalimat membuat kedua bola mata Melodi membulat dengan sempurna.
"Apa? Papa mau menikahkan aku dengan anak dari rekan bisnis Papa?" tanya Melodi dijawab anggukan oleh Papa Max.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Nendah Wenda
waduh awal baru
2024-02-28
0