Di kediaman orang tua Melodi, menerima kedatangan tamu dari rekan kerja Papa Max. Suasana rumah mewah terlihat ramai akan rencana perjodohan Melodi dengan pria asing menjadi suami pilihan orang tuanya.
Melodi yang masih berada di dalam kamarnya, ia menatap pantulan dirinya di depan kaca rias. Wajahnya terlihat cantik dengan polesan make up tipis dengan balutan gamis brukat berwarna pink yang senada dengan hijab pashminanya. Melodi memilih mengenakan hijab saja karena adanya acara penting bagi agama Islam wajib menggunakan hijab seperti saat ini. Walaupun dirinya belum Istiqomah berhijab dan belum tertarik berhijab sama seperti mamanya yang mengumbar aurat bukan berarti menjadi bahan rasisme.
Melodi menghela nafas kasar saat melihat dirinya dipaksa oleh orang tuanya untuk berkenalan dengan anak rekan bisnis papanya.
"Huh, apakah aku harus bertemu dengan pria asing yang nantinya menjadi suamiku? Kenapa Papa dan Mama terburu-buru mencarikan pengganti tunanganku dan tetap meneruskan acara pernikahanku yang gagal itu? Calon suamiku telah tiada, lalu aku harus menikah dengan pria lain di hari pernikahanku sesuai dengan undangan yang tersebar?"
"Apa Papa dan Mama malu dengan kata orang-orang mengenai anak gadisnya gagal menikah karena ditinggal mati oleh tunangannya. Huh, menyebalkan sekali!" gerutu Melodi dengan memolesi blush on di wajahnya agar lebih cetar dan cantik.
Tok! Tok! Tok!
"Nona muda! Teman Tuan besar sudah datang!" ucap Bibi Lesti sambil mengetuk pintu kamar Melodi.
"Iya bi, tunggu sebentar. Aku akan segera kesana." sahut Melodi sedikit berteriak. Dirapikannya alat make up di atas meja rias dan dilihatnya wajahnya yang terlihat cantik yang sempurna.
"Aku cantik, baiklah sudah saatnya aku menemui mereka." Melodi bangun dari duduknya dan ia berjalan menghampiri pintu kamar untuk keluar dari kamar.
Dari kejauhan, Melodi melihat samar-samar suara sedang bercanda. Ia mempercepat langkah kakinya mendekati mereka.
"Hai semua! Maaf menggangguku terlalu lama," ucap Melodi yang telah berdiri di hadapan mereka.
Mama Siska menoleh ke arah Melodi yang tersenyum manis.
"Melodi, ayo duduk saja disini. Mama sama Papa mau kenalin kamu sama anak rekan bisnis papamu."
Melodi mengangguk setuju dan duduk di sofa uang berada di sebelah kiri mamanya. Ia menatap ke arah seorang pria tampan tapi berpakaian culun dengan kacamata bulat tebalnya.
"Apakah dia yang akan menjadi suami pilihan orang tuaku? Tapi, kenapa aku lihat pria ini tidak ada gaya hidup kaya dan mewahnya. Sungguh, menjijikan sekali, mana bisa aku tertarik dengan pria culun seperti dia." batin Melodi dengan tatapan mata ke arah pria culun itu.
Pria culun yang merasa ditatap secara intens oleh seorang wanita cantik berpakaian muslim membuat dirinya merasa salah tingkah. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain untuk menghindari tatapan mata Melodi.
"Cantik sekali wanita itu, aku lihat dia wanita Soleha. Aku jadi merasa tidak percaya diri untuk hidup bersamanya setelah menikah nanti." kata Alex dalam hati.
"Baiklah, bisa kita mulai pembicaraannya," ucap Papa Max pada keluarga Rizo yang mengangguk mengiyakan perkataannya.
"Perkenalkan wanita cantik ini anak gadisku, namanya Melodi Alexander. Lulusan S2 Ilmu komunikasi, pekerjaannya sebagai pengusaha di bidang fashion. Anakku masih jomblo karena belum bisa mencari pengganti tunangannya yang meninggal 2 bulan lalu. Lalu, apakah ada yang ingin ditanyakan." jelas Papa Max sedang mempromosikan Melodi yang hanya mengelus dada karena semua identitasnya menjadi bahan topik pembicaraan.
"Saya Pak," ucap Alex dengan senyuman canggungnya.
"Jangan panggil saya bapak yang terdengar formal, cukup panggil papa saja biar saling dekat dan nyaman." perkataan Papa Max membuat wajah Alex merah merona.
"Papa sudah mendengar cerita dari papamu kalau kamu juga lulusan S2 dan merintis karier bisnis di bidang kuliner. Ya, walaupun saya tahu kamu bekerja sebagai sekretaris di kantor pemerintahan perikanan."
"Iya Pak, eh maaf maksud saya papa. Saya ingin menabung uang untuk mengumpulkan modal membuka perusahaan. Saya tidak ingin merepotkan kedua orang tua saya karena banyak mengeluarkan biaya untuk saya."
Melodi hanya cuek bebek mendengar perkataan pria culun -- Alex yang sepertinya mencari simpati pada kedua orang tuanya.
"Melodi, kamu ingin menanyakan sesuatu pada nak Alex?" tanya Papa Max pada Melodi yang terlihat diam saja.
"Ada Pa, satu pertanyaan saja. Boleh dijawab kalau mampu menjawab pertanyaanku kalau tidak bisa menjawab ya tidak apa-apa." jawab Melodi enteng.
Papa Max dan Mama Siska yang merasa tidak beres dengan anaknya itu. Mereka langsung memberikan tatapan tajam penuh arti. Sedangkan Melodi yang merasa ditatap tajam hanya biasa saja.
Alex tersenyum manis di hadapan Melodi.
"Iya boleh, silahkan Melodi," ucap Alex yang mendengar nama Melodi dari kedua orang tuanya.
"Kenapa kamu mau dijodohkan denganku? Apa tujuanmu dari perjodohan ini?" pertanyaan sarkas Melodi berhasil membuat senyuman Alex memudar dan tergantikan dengan senyuman kecut.
"Kenapa Melodi memberikan pertanyaan seperti itu padaku? Apa dia merasa ragu atas perjodohan ini?" tanya Alex dalam hati.
Melodi yang menunggu jawaban dari Alex yang hanya diam saja. Ia berniat meninggalkan kedua orang tuanya dan rekan bisnisnya.
"Kalau tidak bisa menjawab pertanyaanku, cukup abaikan saja. Aku permisi dulu, ada pekerjaan penting yang harus aku kerjakan." Melodi berdiri dari duduknya dan ia ingin meninggalkan ruang keluarga. Baru saja Melodi berjalan dua langkah, ia mendengar perkataan Alex.
"Karena aku tidak mampu menaklukkan satu wanita sebagai pendamping hidupku. Aku berharap dari rencana perjodohan ini aku bisa bertemu dengan jodohku. Tidak ada niat lain dariku karena aku ingin serius untuk mendapatkan seorang wanita untuk ku nikahi. Sekalipun, zaman sekarang bukanlah jalan Siti Nurbaya yang dijodoh-jodohkan. Tapi, pria culun dan baik sepertiku sulit menerima wanita baik dan serius untukku kecuali memerlukan bantuan perjodohan ini." jelas Alex terdengar jujur dan membuat Melodi sedikit tertegun.
Melodi menggeleng pelan untuk menghilangkan rasa simpatinya. Ia mensejahterakan posisi berdirinya di hadapan Alex yang berdiri di hadapannya setelah berhasil mencegah dirinya agar tidak pergi.
"Lalu, jika aku bukan wanita serius dan baik seperti yang kamu harapkan? Apa kamu mau menikahiku?" tanya Melodi secara spontan.
"Iya aku bersedia menikahimu, aku percaya kamu wanita baik-baik. Sebab, aku jatuh cinta pandangan pertama padamu." jawab Alex membuat kedua orang tuanya dan rekan bisnis papanya merasa senang dengan keseriusan Alex.
"Wah, luar biasa. Nak Alex, Papa rasa kamulah jodoh anak Papa. Papa harap kamu tidak akan menyakiti hati anak Papa dan menjaganya hingga akhir hayat nanti." mendengar perkataan Papa Max yang mendukung Alex agar menjadi suaminya membuat Melodi menjadi murka.
"Kenapa Papa dengan mudah mempercayai perkataan Pria culun itu tanpa melakukan introgasi lebih dalam? Apa Papa sedang bercanda?" tanya Melodi kesal.
"Sudahlah nak Alex, abaikan saja kata anakku itu. Mulutnya saja jahat, tapi hatinya bagaikan malaikat," ucap Papa Max sengaja mengabaikan perkataan Melodi.
"Mama, Papa itu kenapa?" Melodi merenggek pada Mama Siska.
"Sudahlah nak, terima saja Alex menjadi suamimu. Alex ini pria baik dan sopan. Mama bisa pastikan hidupmu akan bahagia setelah menikah dengannya." lagi-lagi perkataan Mama Siska membuat Melodi menatap kedua bola mata malas. Ia tidak ingin mengeluarkan perkataan tajamnya, lebih baik memilih pergi meninggalkan mereka dan tidak lupa menghentakkan kaki tidak setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Nendah Wenda
Alex pria yang baik jujur mungkin jodoh yang dikirim Allah untukmu melodi terbaik bagimu
2024-02-28
0