Ciuman

"Oh iyya hmm salam kenal" Jawab Astir singkat sambil menautkan kedua tangannya di depan dada.

Entah karena apa Ralova jadi ingin dekat-dekat dengan Astir, Ralova merasa kalau di dalam diri Astir itu seperti ada ketertarikan tersendiri dalam dirinya.

" Oh iyya sebentar lo ada waktu nggak buat makan di kantin?" tanya Ralova menatap penuh sayang pada Astir, sedang yang di tatap malah mengalihkan pandangannya ke depan.

" Sorry Ral, lo bisa nggak minggat di hadapan kita, Lo halangin pandangan kita yang sedari tadi perhatikan bu guru yang menjelaskan" Ucap Asdar mengalihkan pembicaraan Astir dan Ralova, Asdar tau kalau sedari tadi Astir ingin menyudahi obrolannya.

" Iyya ya gue pergi, tapi jangan ngeggas gitu dong dar?" sanggah ralova sedikit nggak terima dengan perlakuan Asdar padanya.

Ralova lalu pergi ke bangkunya dengan perasaan sedikit kecewa sebab Astir tidak menjawab ajakannya makan bersama

waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, Guru muda itu sudah keluar dari ruangan mereka.

(oh iyya sorry nah thor, Gue lupa kalau nama gurunya yang muda itu ialah Ibu Anema kinari, biasa di panggil akrab ibu Ane).

" pyao" kaget seorang pada Astir yang sedang melamun.

" Omma,.kenapa Asdar, kamu ngagetin saya?" jawab Astir spontan pada asdar.

" Sorry tir, nggak apa-apa kan gua panggil lo tir?".

" tidak apa-apa sih, cuman kan lain-lain di dengarnya, masa tir, panggil astir aja, Lo udah makan asdar?" tanya Astir pada asdar yang sedang memerhatikannya sedari tadi.

"Hmm ok, Ini baru mau pergi, mari kita ke kantin" ajak Asdar.

Astir sebenarnya ingin sekali makan di kantin, tapi gimana caranya saya ngajak asdar makan yah, saya kan bawa bekal sendiri, mana banyak lagi " dar, kamu mau nggak makan denganku di atap, kebetulan saya lagi banyak bawa bekal, itupun kalau lo mau sih?" tanya astir pada asdar.

" Emang lo bawa bekal,! kenapa nggak bilang dari tadi, gua juga sebenarnya bawa Roti dan Minuman dari rumah, nyokap gue yang siapkan tadi pagi, karena keburu telat jadinya gue nggak sarapan di rumah, tapi karena lo ngajak gue makan, kenapa mesti di tolak hayyuk" jawab Asdar panjang lebar.

Btw guys, Asdar ini orangnya kaya loh, tapi orangnya baik hati suka menolong dan nggak pernah tuh membeda-bedakan orang, dia punya restaurant sendiri dan toko perhiasan, walau ia masih sekolah, tapi ia sudah di didik oleh kedua orang tuanya untuk lebih mandiri, ayahnya seorang ceo di perusahaannya sendiri, sedang ibunya ialah seorang Designer terkenal, saking terkenalnya ibunya dikenal sampai keluar negeri.

" kenapa banyak amat lo bawa bekal?".

" saya punya mamah yang siapkan, tidak enak juga saya tolak pemberian mamah." jawab Astir sambil melihat muka asdar yang sudah tidak tahan lagi mau mencicipinya.

" Boleh gue cicipi duluan nggak, gua liat makanannya mengunggah selera?" tanya asdar pada astir, dan langsung mendapat anggukan dari astir. Asdar mencicipi bekal Astir, sampai-sampai ia tidak sadar, kalau ternyata ia bukan hanya mencicipi tetapi melahap sebagian makanan yang ada di depannya.

" Wah gila ini makanan tir, kalau di tandingin dengan chef-chef terkenal seperti Arnold dan Juna itu pasti mereka akan kalah, baunya aja udah membuat gue ilang ingatan beberapa saat, dan saat gue makan gue lupa kalau lo ada di samping gue" puji Asdar ketika memakan makanan buatan mamah Astir.

" Bennar nih, kalau enak, kapan-kapan kamu datang aja kerumah, kita makan bersama gimana?" tanya Astir.

" nggak apa-apa ni gua ke rumah lo, apa lo nggak risih punya teman kek gue?",

" kenapa emangnya! gue nggak pilih-pilih teman kok, selagi dia baik, itu aja" jawab Astir.

" Ok! jadi kapan kita kerumah lo?".

" Terserah kamu aja dar, kan kamu yang mau kerumah".

" Ntar kita pergi kerumah lo, soalnya hari ini gue juga lagi nggak ada kerjaan" Bohong Asdar, padahal ia memiliki banyak kesibukan.

Asdar lalu makan dengan lahap makanan Astir, begitupun dengan astir, mereka sibuk dengan makanannya, hingga tiba-tiba terdengar suara pintu di buka dari dalam.

" Ehh kalian di sini ternyata?" tanya Ralova pada Astir dan Asdar.

" Kenapa emangnya kalau kita disini, ada urusan apa lo datang kesini?" tanya Asdar dengan jutek.

" Santai aja kali dar, lo kenapa sih dari tadi marah-marah, kayak lagi PMS aja, gua ini mau kesini bukan ketemu lo, tapi gue mau ketemu Astir", celetuk Ralova sambil melirik kearah Astir.

" Ada yang bisa saya bantu Ral?"tanya Astir,

" Dar, bisa nggak tinggalin kita berdua aja, gue mau bicara empat mata aja sama Astir?" tanya Ralova pada Asdar tapi dijawab oleh Astir.

" Sorry Ral! laki-laki dan perempuan tidak boleh berduaan, biarkan dia ada disini, kamu ?mau ngomong apa ?" tanya Astir,

" Tapi dia bisa agak lebih jauh dikit nggak?",

" Ia ia gue akan pergi ke pojok sana" tunjuk Asdar sambil menunjuk Tempat duduk yang ada di pojok tembok. Asdar lalu berjalan meninggalkan Astir dan Ralova.

Astir sedikit Ragu ketika Ralova makin mendekat kearahnya, dan mempersempit jarak diantara mereka, sedang Asdar yang melihat itu jadi ngeri lihatnya, 'masa ia perempuan senekat itu' monolog Asdar dalam hati.

" Tir, gue suka sama lo, lo mau nggak jadi pacar gue, gue ingin lo jadi pacar gue" tutur Ralova pada Astir.

Astir yang sudah terbiasa dengan Pengakuan cinta dari semua gadis, hanya tersenyum saja tidak menanggapi pengakuan Ralova, karena baginya Ralova sama saja dengan gadis lainnya yang tergila-gila akan ketampanannya, bukan dengan hal lainnya.

" kenapa lo senyum-senyum, lo ngetawain gue, apa lo pikir gue bohongin lo?",

Ralova sedikit kecewa dengan sikap Astir yang tidak menanggapi perasaannya, malah senyum-senyum seperti menertawakannya.

" Sorry Ral, saya tidak tau kalau kamu itu suka sama saya, saya terkejut saja ketika kamu dengan mudahnya mengatakan perasaanmu kepada laki-laki seperti saya, padahal kamu belum tau latar belakang saya, saya tau kamu itu bintang di sekolah ini, saya tau kamu sering nolak pria-pria yang dekatin kamu, tapi bagiku kamu sama saja seperti mereka yang mengemis cinta dari seorang pria sepertiku. Maaf ral,! saya sudah ada yang pu,,,".

belum selesai astir menyelesaikan kalimatnya, Ralova dengan nggak sopannya pada Astir, langsung mencium bibir Astir.

" Ral!!' kamu sudah gila hah, berani-beraninya kamu nyium saya, sekarang kamu pergi dari sini sebelum kesabaran saya habis" amarah Astir pada Ralova.

asdar yang melihat astir menahan amarah langsung menghampirinya.

" Emang kenapa kalau lo marah, lo mau bunuh gue hah, apa lo berani?" ancam Ralova pada Astir.

" Ral, lo kenapa! apa lo sudah nggak waras hahhh" bentak Asdar yang pada Ralova sambil menoleh kearah temannya Astif.

" Oh,,,,gue tau sekarang, sorry karena mungkin lo liat dia lembut, nggak banyak bicara, jadi seenaknya lo nyium berbuat pada astir, ini terakhir kalinya lo dekat-dekat dengan teman gue, kalau gue liat lo dekat-dekat lagi, lo bakal akan menyesal seumur hidup lo, dasar, lo sama aja dengan pe*a*ur diluaran sana yang men*ual dirinya." bentak Asdar pada Ralova.

Asdar sengaja memotong pembicaraan mereka, karena asdar melihat kalau Astir sedang memahan amarah dan ingin melakukan sesuatu.

plak

plak

Tamparan keras mendarat di pipi Asdar,

Bersmbung....

Terpopuler

Comments

Ida Liasa

Ida Liasa

Suka

2022-11-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!