One week later.
"Sssttthhh ...." Seseorang mendesis pelan merasakan pusing di bagian kepala. Kelopak mata menyipit karena silau neon yang masuk ke retina matanya. "Ini dimana?"
Ketika bergerak, seluruh badan terasa sakit dan kaku. "Argh!" Kaki sebelah kanan terasa sangat sakit.
"Sir, kau sudah sadar?" Ansley bangun karena mendengar pekikan seseorang. Sedikit terkejut melihat pria yang ditolong mendesis kesakitan. Ia berinisiatif untuk mengambilkan air minum.
Ansley membantu pria itu agar sedikit lebih membungkuk. Setelah menandaskan segelas air putih, pria itu kembali terbaring.
"Ini dimana?"
Ansley melihat pria itu. "Di Bukit Queensland."
Jack memegangi kepala, mencoba mengingat kembali apa yang dialami. "Kau yang menolongku?"
Ansley mengangguk.
"Apa kau melihat bangkai helikopter yang aku tumpangi?"
"Tidak. Aku menemukan Anda tergeletak di atas tumpukan jerami dan tidak melihat bangkai helikopter."
Bukit Queensland terletak di perbatasan negara. Rumput hijau membentang luas. Di bagian paling barat terdapat kota terpencil dengan jumlah penduduk tidak mencapai seribu jiwa.
Jack berusaha untuk duduk, tetapi kesusahan. Ansley kembali mendekat dan membantu.
"Anda jangan banyak bergerak, Sir."
"Kau punya alat komunikasi?"
Ansley terlihat berpikir, ia tidak mengerti yang dimaksud pria itu. Selama ini ia tak pernah menghubungi siapapun.
"Apa yang Anda maksud adalah ponsel?"
Gadis ini bodoh sekali. Jack melirik lalu mengangguk.
"Aku tidak punya."
Damn! Bagaimana aku menghubungi Alez?
"Apa ada cara lain untuk menghubungi seseorang?"
"Ada telepon umum, tapi kita harus pergi ke pasar kota."
Jack melihat diri, keadaanya sedang terluka, bagaimana ia bisa pergi ke lokasi yang disebutkan tadi.
"Sir, memang apa yang terjadi padamu?" Pertanyaan Ansley membuyarkan pikiran Jack.
"Oh, ya, siapa namamu?" Belum terjawab pertanyaan pertama, wanita berkulit putih pucat itu melayangkan pertanyaan lagi.
"Davison." Jack menjawab singkat. Davis adalah nama yang digunakan ketika berada di luar wilayah Black Mancsker. Dan Jack, nama tertinggi dalam dunia gelap.
Ansley mengangguk-angguk. Wanita itu meraih alat tumbukan dan mulai meracik obat herbal untuk Jack.
"Berapa lama aku disini?"
"Hampir dua minggu."
Jack menyimpan keterkejutan, tidak menyangka sudah selama itu ia menghilang.
•
Tiga hari Jack sudah lebih membaik. Ansley membuatkan kayu penyangga sebagai alat bantu berjalan. Ia dapat melihat ketulusan wanita itu dalam menolongnya.
Selama tinggal di sana, ia mengetahui aktifitas yang dilakukan Ansley, seperti membawa domba-domba ke atas bukit untuk mencari rumput hijau. "Boleh aku ikut?"
"Apa kamu bisa berjalan jauh? Kakimu pasti sakit."
"Tidak masalah, aku bisa menahan. Aku ingin tahu dimana kau menemukanku. Ada sesuatu yang ingin aku cari." Tentang ribuan peluru yang ia bawa dalam helikopter, ia ingin mencarinya.
Kali ini Ansley tidak bisa menggiring domba-domba lebih cepat karena harus menunggu Jack berjalan.
"Sudah lama kau tinggal disini?" Suara Jack memecah keheningan.
"Dua tahun yang lalu. Sejak kedua orang tuaku diincar oleh anggota mafia."
Alis Jack mengerut. "Apa ada masalah?"
"Kedua orang tuaku membawa kabur barang penyelundupan."
"Orang tuamu pengkhianat," sahut Jack.
"Pengkhianat untuk mafia, tapi tidak untuk negara." Ansley menoleh dengan mengangkat kedua bahu. "Aku tidak tahu banyak. Yang jelas, karna itu hidupku serba sulit. Apalagi setelah mereka tiada, aku harus merawat Granny sendiri."
Jack cukup melunak mendengar cerita singkat itu. Gadis tangguh.
Meski lambat, mereka sudah sampai di atas hamparan bukit hijau. Ansley memberitahu dimana ia menemukan Jack.
Jack menyusuri sekitar, mencari bangkai helikopter dan ribuan peluru yang diangkut. Tetapi tidak menemukan. Jack memang terjun bebas sebelum helikopter itu menabrak atas bukit, namun yang diperkirakan bangkai helikopter itu tidak akan jauh dari titik ia terjatuh.
Jack duduk di bawah pohon besar. Selama dua minggu ia menghilang, anggota klan Black Mancsker pasti sibuk mencarinya. Ia harus menghubungi Alez untuk membawanya kembali ke Mansion.
Dalam diamnya Jack mengamati apa yang dilakukan Ansley. Pria itu menggeleng kecil dengan sudut bibir terangkat. Beautiful but ridiculous.
Ansley pun sesekali melirik pada Jack. Lalu memutuskan untuk mendekati. Ia memberikan botol minum di depan Jack.
"Panas sekali hari ini."
Tanpa di sangka, Jack mengulurkan tangan mengusap dahi Ansley. Pria itu tersenyum singkat. "Aku akan memberimu hadiah karna kau sudah menolongku."
"Benarkah? Dengan apa kau memberiku hadiah? Apa kau punya dolar?"
"Sekarang tidak. Tapi, setelah besok aku menghubungi kerabat, aku akan menyuruh mereka membawa hadiah."
Ansley tersenyum. "Hem. Baiklah."
•
Keesokan harinya Ansley menemani Jack ke pasar kota. Jack menuju telepon umum untuk menghubungi seseorang. Lima kali melakukan panggilan, sambungan itu bisa terhubung.
"Who is there?"
"Jemput aku di Bukit Queensland."
"Jack? Benarkah ini kau?" Alez tampak terkejut. Dua minggu ia mengerahkan pasukan Black Mancsker untuk menyisir titik jatuhnya helikopter bahkan sampai perbatasan kota. Namun tidak menemukan jejak. Beruntung sekali Jack lebih dulu menghubunginya.
"Besok kirim helikopter di atas Bukit Queensland, aku menunggu disana."
"Yes, Mr."
Sebelum keluar dari tempat kecil itu, Jack awas melihati sekitar. Ia was-was dengan klan lain yang bisa saja mengenali wajahnya. Saat ini ia berada di tempat asing, tidak bisa memprediksi orang-orang baru.
"Sir, kenapa kau terlihat takut?" Ansley menyadari gerak-gerik Jack.
Jack menggeleng. Lalu menutup kepala dengan tudung hoodie. "Tidak. Aku tidak suka keramaian. Ayo, segera pergi."
Malam hari. Ansley menghidangkan makanan untuk Jack dan Granny Lucy.
"Ans, kau tidak lupa dengan perkataanmu waktu itu?" ucap Granny.
"Granny tenang saja, besok dia sudah dijemput kerabatnya." Ansley langsung paham dengan kalimat Granny.
"Bagus. Tidak baik akrab dengan orang asing." Dari awal Lucy memang tidak suka dengan Jack. Berpikir Jack hanya menyusahkan cucunya.
"Oh, Granny, Ans lupa hari ini tanggal 2. Ans tidak mengunjungi makam Mom and Dad."
"Karna kau terlalu fokus dengan seseorang dan membuatmu lupa dengan mereka. Ough, Alexander Lounder Cloe dan Meriana Cellya Cloe pasti sedih sekali."
Jack tertegun mendengar Lucy menyebutkan dua nama itu. Tatapan pria itu beralih pada Ansley. Ternyata wanita tangguh yang menyelamatkan dirinya adalah pengkhianat bagi klan Black Manscker.
Telapak tangan Jack terkepal. Bahkan dua manusia yang disebutkan tadi adalah daftar orang pertama yang sedang dicari. Walau sudah dua tahun lamanya, tetapi kesalahan yang diperbuat sangat fatal, hingga Black Mancsker tidak membiarkan mereka begitu saja.
Terungkapnya satu fakta, sikap dan penilaian Jack berubah. Bahkan sejak semalam sampai mentari terbit, pria itu enggan berbincang dengan Ansley.
'Aku mengatakan akan memberimu hadiah. Kau akan mendapat hadiah tak terduga dariku. Bahkan dalam mimpi sekalipun kau tidak pernah membayangkan,' gumam Jack dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Ariin Mawra Harshvardhan
Kok aku merinding ya baca ini wkwk
2022-11-08
0
bungaAaAaA
kudoakan kau cepat² bucin sm ansley ya mr. mafia... lagian jg elu kan pihak yg salah sbnrnya illegal u know! nyesel² dah ntar lu udh ada niatan buruk ke ansley yg udh nyelametin elu dr maut. emang kacang lupa kulitnya
2022-11-03
0
triana mersita
kasihan ans😩,, padahal kan mom&dad nya udah meninggal ini,, udah aja GX usah ada dendam 🥺
2022-11-03
0