"Anda lebih tua" ucap Diana
.
.
.
"Hei saya tidak setua itu" ucap Bryan dingin dia merubah gaya bahasanya dari santai menjadi formal lagi dan membalikkan tubuhnya memunggungi Diana
"Mampus kau Di, kau salah bicara seharusnya kau turuti saja" gumam Diana
"Tuan..." Panggil Diana sambil mengintip sedikit dari dalam selimutnya
"Tuan... Tolong jangan marah" rayu Diana sambil menarik kecil kaos Bryan
"Saya tidak bermaksud begitu tolong jangan marah"
"Tuan..."
"Saya bukan tuan anda nona" ucap Bryan dingin
"Ah br... Bryan ah tidak kak Bryan tolong jangan marah, maafkan saya, sa...ya..."
"Bryan berbalik menghadap Diana, sebenarnya ia tidak marah ia hanya mengerjai gadis itu, dan saat berbalik ia melihat mata Diana sudah berkaca-kaca
"Hei kenapa kau menangis?" Bryan langsung merubah bahasanya menjadi santai lagi, kemudian memeluk Diana
"Maaf, tolong jangan menangis aku hanya bercanda Aku tidak marah padamu". Ucapnya sambil mengelus kepala Diana
Tapi terlambat air mata Diana sudah mengalir dan membasahi pakaian Bryan, entah kenapa dia tadinya takut saat Bryan memunggunginya ada perasaan tidak nyaman di hatinya. Dan sekarang ia sedikit terharu dengan perlakuan manis Bryan padanya.
"Aduh bagaimana ini aku malah membuat anak gadis orang menangis". Ucap Bryan dalam hati
"Cup cup jangan menangis, nanti kalau berhenti kakak belikan permen"
Aneh, ya benar aneh Bryan malah membujuk dengan permen, Seperti kakak sedang membujuk adiknya.
Umur mereka seharusnya memang seperti kakak adik, Diana yang berumur 25 tahun sedangkan Bryan yang berumur 32 tahun umur mereka berdua juga tidak terlalu jauh untuk di katakan kakak adik.
"Hiks hiks"
"Lah kok tambah kenceng nangisnya?" Tanya Bryan
"Hiks hiks anda pikir hiks saya anak hiks kecil?" ucap Diana di sela tangisnya
"He he kau benar, tapi ini berguna pada Hana" ucap Bryan
"Huaaa......"
"He he maaf aku hanya bercanda" ucap Bryan
Bryan tetap memeluk dan mengusapnya sampai Diana selesai menangis. Sesaat kemudian tangis Diana sudah reda Dia merenggangkan pelukannya.
"Sudah selesai nangisnya?" ucap Bryan
Diana hanya menganggukkan kepala, ada rasa malu di hatinya karena menangis di hadapan orang lain terutama pria.
"Pukul berapa sekarang?" Tanya Diana dengan suara seraknya
"Setengah 1 pagi" jawab Bryan
"Apa?" Diana terkejut
"Em, tadi kau tertidur saat sampai di rumahku. Aku tidak tahu alamat rumahmu dan juga Aku tidak tega membangunkan mu, kau tidur nyenyak sekali." Ucap Bryan menjelaskan
"Ah begitu.."
"Apa kakak yang menggendong Saya?" Tanya Diana sungkan pada Bryan
"Tentu saja" jawab Bryan
"Aneh padahal biasanya aku akan bangun kalau ada yang berjalan di sekitar ku, apalagi jika ada yang menyentuh ku". gumam Diana
"Ah begitu... Pantas saja dia bingung". Ucap Bryan dalam hati
"Diana berapa usia mu?" tanya Bryan
"Kenapa?"
"Jawab saja" ucap Bryan memaksa
"25 tahun" jawab Diana
"25 tahun? benarkah?" tanya Bryan tidak percaya
"Iya, kenapa apa wajah saya terlihat lebih tua dari umur saya?" tanya Diana sambil menyentuh wajahnya
"Tidak justru sebaliknya, kamu terlihat seperti gadis berusia awal 20 an"
"Benarkah?" tanya Diana
"Iya aku tidak bohong"
Diana tidak tahu harus mengatakan apa, dia hanya tersenyum pada Bryan.
"Anu tu... Ah kak". Diana langsung mengubah panggilannya karena mata Bryan sudah melotot padanya
"Bagus panggil kakak, dan satu lagi jangan terlalu formal padaku panggil saja aku kamu itu lebih enak di dengar dari pada saya anda lagi pula jarak umur kita tidak jauh-jauh amat" ucap Bryan
"Tapi.. "
"Tidak ada penolakan" ucap Bryan tidak mau di bantah
"Baiklah, kak"
"Bagus"
"Kak" panggil Diana
"Ya?"
"Bisa antar aku pulang?"
"Sekarang?" Tanya Bryan
Diana menganggukkan kepalanya
"Besok saja ya, di luar masih gelap bahaya berkendara di malam hari" ucap Bryan
"Baiklah" ucap Diana pasrah karena ia tidak bisa memaksa Bryan mengantarnya
Sejenak tidak ada suara dari keduanya, membuat suasana menjadi canggung
"Diana"
"Hemm?" Jawab Diana sambil menatap wajah Bryan
"Rambut mu indah sekali dan juga sangat panjang". Ucap Bryan sambil menyentuh rambut panjang Diana.
"Eh siapa yang melepas ikatan rambut ku?" Ucap Diana yang baru sadar
"Tentu saja kau" jawab Bryan
"Benarkah?"
"Iya sepertinya kau tidak nyaman tidur dengan rambut di ikat jadi tadi kamu melepas ikat rambut mu dengan mata yang masih tertutup" jelas Bryan
"Aaa begitu.."
Lalu Diana duduk mengecek pakaiannya dan menatap pada Bryan
"Kalau coat dan sepatu mu aku yang lepas supaya tidak menggangu mu tidur, kau tenang saja aku tidak melepaskan yang lain kok. Ucap Bryan sambil tersenyum genit.
"Tapi maaf aku kebablasan sedikit sungguh itu tidak sengaja dan aku tidak akan mengatakannya padamu" ucap Bryan dalam hati
Diana hanya mengangguk saja toh dia percaya Bryan tidak akan melakukan apapun padanya karena dia rasa tidak ada yang aneh pada tubuhnya.
Di bawah remangnya lampu kamar kedua anak manusia itu sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Kak" panggil Diana
"Ya?"
"Aku lapar" ucap Diana
"Kau lapar?"
"Emm"
"Sebentar akan aku ambilkan makanan"
"Eh tidak aku akan ambil sendiri" ucap Diana tidak enak
"Tunggu saja di sini"
"Tidak, kalau gitu aku ikut saja"
"Ya sudah ayo". Bryan beranjak turun di ikuti Diana
Sebelum keluar dia mengikat rambut panjangnya terlebih dahulu Bryan mengamati Diana yang tengah mengikat rambutnya.
"Sudah?" Tanya Bryan
"Iya"
"Ayo"
Sesampainya di dapur Bryan mengecek lemari makan namun tidak menemukan apapun
"Maaf sepertinya sudah tidak ada makanan yang tersisa hanya ada nasi" ucap Bryan
Bryan baru ingat tadi saat pelayan memanggilnya untuk menanyakan mau makan malam atau tidak dia menolak karena masih kenyang.
Bryan hanya meminta pelayan menyuapi Hana saja jika Hana sudah bangun, sekali-kali Bryan meminta pelayan menyuapi Hana di saat dirinya tengah sibuk atau tengah kelelahan.
Tapi saat Bryan sempat dia akan mengurus sendiri putri kecilnya itu.
Krukk~ suara perut Diana berbunyi membuat dirinya malu
"Maaf, apa kau mau menunggu dulu?" Tanya Bryan
"Hmm?" Tanya Diana bingung
"Cuma ada bahan mentah di kulkas, kakak akan masak kan sesuatu untuk mu"
"Ada apa saja?" Tanya Diana sambil berjalan menuju kulkas
"Hampir semuanya ada"
"Wah" Diana kagum saat melihat bahan makanan yang sangat lengkap di kulkas Bryan
"Kau mau makan apa?" Tanya Bryan
"Yang simpel saja nasi goreng" ucap Diana
"Hanya itu?"
"Ya, tidak butuh waktu lama untuk memasak nasi goreng jadi nasi goreng saja" ucap Diana
"Baiklah kanu duduklah dulu" pinta Bryan
"Apa kakak bisa masak?" Tanya Diana
"Tentu saja" ucap Bryan yakin
"Kau yakin?"
"Kau meremehkan ku nona?"
"Tidak, akan lebih keren kalau kakak bisa masak"
"Apa itu pujian?" Tanya Bryan
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Sandisalbiah
tidur seranjang dgn pria yg baru di kenal tp Diana bisa se santai itu...
2024-11-18
0