Chapter 5 : Tertawa

"Efil...jangan bergerak dari sana..".Ucap Ren yang bergerak maju sendirian menuju pasukan musuh dengan begitu cepat.

Setiap musuh yang menghadang di tebas seperti kertas oleh Ren.Dan di dalam kepalanya pun terbesik ucapan ketua dari kelompok nya di kehidupan dulu.

Apa yang harus kau lakukan setiap kali kau membunuh musuh dengan wajah sedih mu itu?

Tertawalah...meski kau paksakan...

Lebih baik hidup seperti orang aneh...dari pada hidup seperti orang lemah..

Tersenyum lah...

"Hahah...hahahah...hahaha.....!!!".Ren pun tertawa kencang di tengah-tengah medan perang.Orang-orang yang melihat pertempuran itu dari gerbang hanya bisa terdiam ketika mendengar suara tawa dari Ren.

"Sialan...!! di hanya sendirian jangan takut..!".Teriak pasukan musuh.

"Bunuh..!! bunuh..!!".Gumam Ren sambil menebas setiap musuh yang ada di depannya.Di dalam kepalanya juga terdengar suara ketuanya di kehidupan lamanya.

Bunuh...di hadapan orang yang memegang senjata,jangan ragu untuk membunuh mereka...

Seorang prajurit yang kabur dari hadapanmu akan menjadi ancaman bagimu di masa depan...

Jangan biarkan mereka lari...jika kau tak ingin mati...

Berubalah menjadi monster yang haus darah...jika kau ingin terus hidup,buanglah semuanya...

Menggila lah...

Slaashhh...!!

Ren menebas banyak sekali prajurit musuh hanya dalam waktu singkat.Hingga membuat musuh lari ketakutan,dari sana semua orang yang menyaksikan pertempuran itu pun merasakan ketakutan yang berasal dari aura membunuh yang besar dari Ren.

"Ja~jangan takut...gerbangnya,jatuhkan gerbangnya..!".Teriak komando pasukan musuh.

Para prajurit musuh yang hendak menuju ke arah gerbang,tiba-tiba terhenti.Di bawah kaki mereka sudah terdapat sihir milik Ren yang diaktifkan.

"Ap~apa ini..bayang nya bergerak..!!?".Ucap prajurit musuh yang panik.

Ketik semua bayangan sudah berada di setiap musuh Ren pun mengangkat sabitnya keatas."Bunuh mereka Death Reaper..!!!".Teriak Ren dengn keras.

Stak..!! steb..!!

Setiap pasukan musuh yang sudah di tandai tertusuk oleh tombak kegelapan yang muncul dari bayangan mereka,dan menusuk tepat di semua bagian vital.

Dari kejauhan raja dari pasukan musuh yang melihat hal itu."A~apa-apaan bocah itu..!!".Teriak raja dari pasukan dengan panik.

"Dilihat dari pakaiannya sepertinya dia bala bantuan dari Silford terlebih lagi ia adalah anggota keluarga kerajaan".Ucap bawahnnya yang menggunakan teleskop.

"Tidak mungkin...!! seharusnya Silford dan Asylum sudah terkepung oleh pahlawan...sialan padahal tinggal 1 langkah lagi.."Ucap Raja itu sambil menggigit jari jempolnya.

"Laporan terbaru..!! korban pasukan kita sudah mencapai 1000 orang..!".Teriak salah seorang prajurit.

"Yang mulia..!?".

"Sial..cepat panggil orang itu..!".Perintah raja.

......................

...****************...

......................

Di tengah tumpukan mayat musuh Ren diam di tempat sambil menatap langit.

"Sudah kubilang untuk tak bergerak...tak enak untuk di lihat bukan..? tenang saja...tak akan ku biarkan 1 orang pun lolos...jika tidak kuat kembalilah ke gerbang".Ucap Ren yang menyadari jika Efil berada di belakangnya.

"Apa yang mulia tidak merasakan sakit..?".Tanya Efil.

"Entahlah...kupikir kau tak akan peduli,inilah yang terjadi jika aku memegang sebuah pedang...Aku memutuskan untuk tidak menggunakan senjata lagi,tapi aku merubah pikiran ku...aku bergerak atas keyakinan ku sendiri,demi melindungi orang-orang yang penting bagiku".Balas Ren tanpa melihat ke arah Efil.

Setelah aku di lindungi oleh orang yang berharga bagiku,kesepian yang aku alami sangat menyakitkan...

aku ingin bertemu dengan mereka semua,berbicara dengan mereka,aku ingin kembali...

Namun pada kenyataannya tidak ada siapapun...aku terus bertahan hidup tapi hatiku hancur...

Sendiri itu menyakitkan...

Agar kau tak mengalami hal itu...

"Akan ku bunuh mereka semua dengan senyum, seberapa banyak pun".Ucap Ren sembari berbalik badan dan nampak senyum di wajah nya.

Efil pun mendekati Ren.

"Oy...Efil..?".Ucap Ren.

Efil pun mengabaikannya dan membersihkan noda darah yang ada di wajah Ren dengan ekspresi yang murung.

"Hey...Efil..kenapa kau murung seperti itu?".Tanya Ren saat Efil mengelap mukanya.

"Sudah kuduga,yang mulia tidak pandai berpura-pura tersenyum...".Ujar Efil menatap muka Ren setelah membersihkan nya.

Tampak raut muka Ren yang tersenyum bersamaan dengan kesedihan.

"Haha...bagaimanapun aku tak dapat menahan ini,mau apapun yang kau katakan ini seperti neraka.Tapi yah...gimana bilangnya yah aku lebih banyak memikirkan mu-".Balas Ren dan ia terdiam sejenak.

"Yang mulia..? ada apa?".Tanya Efil heran.

Swooofftt...!!!

Sebuah serangan yang begitu cepat mengarah ke arah Ren.Namun Ren berhasil menghindari serangan itu sekaligus menyelamatkan Efil.

Bamm..!!!

Tanah yang terkena serangan itu pun hancur."Apa kau melihat serangan barusan Efil?".Tanya Ren.

Efil pun menggelengkan kepalanya."A~apa ini..!?".Gumam Ren ketika melihat tempat yang terkena serangan itu.

"Haha...tak kusangka kau bisa menghindarinya,padahal kau bersama pelayanmu.Kupikir itu akan mengenaimu...".Terdengar suara yang tak dikenal.

Tak lama kemudian muncul lah sesosok wanita secara perlahan tepat di depan Ren dan Efil.

Para prajurit yang berada di gerbang pun menjadi tegang ketika melihat sesosok wanita itu.Wanita itu adalah pahlawan yang menyerang kerajaan Asylum.

Iris yang terbawa emosi hendak maju ke medan pertempuran,namun para prajurit menghalaunya."Lepaskan aku...aku ingin membalas perbuatan j*la*ng itu.!!".Teriak Iris dengan ketus.

"Yang mulia putri,kendalikan dirimu...jika kau maju kesana kau hanya akan mati..!".Balas Seorang prajurit.

"Itu benar Iris,ayah juga merasa kesal namun kita tak bisa melakukan apa-apa jika maju kesana".Ucap Zen menenangkan putrinya.

"Ta~tapi ayah...".Iris pun memejamkan matanya dan menenangkan pikirannya.

Dari kejauhan mereka melihat Ren yang sudah berhadapan langsung dengan pahlawan,entah apa yang akan terjadi mereka hanya bisa percaya pada Ren.

......................

...****************...

......................

Pada saat wanita itu muncul dengan sempurna di hadapan Ren dan Efil.

"Begitu yah...jadi kau itu pahlawan..".Ucap Ren.

"Teknik ilusi bayangan,Erin Linx..".Ucap Wanita itu memperkenalkan dirinya.

"Mau kah kau mati tuan pangeran..?".Ucap Erin.

"Maaf saja tapi aku datang kesini bukan buat mati..".Balas Ren.

Erin dan Ren pun saling tukar tatapan yang tajam,seakan mereka sedang melihat mangsanya.

"Efil kembalilah ke gerbang...kau hanya akan menghalangi..!".Ujar Ren menyuruh pelayannya untuk pergi.

"Sa~saya mengerti..!".Efil pun berlari meninggalkan Ren dan menuju ke gerbang dengan berat hati.

"Kau kira aku akan membiarkan kau pergi begitu saja..!?".Teriak Erin dan mencoba menyerang Efil yang tengah berlari.

"Death Reaper...!!!".Ren pun melancarkan serangan berupa tebasan kegelapan ke arah Erin.

Namun Erin berhasil menghindarinya dan Efil pun berhasil kembali ke gerbang tanpa terkena serangan apapun.

......................

...****************...

......................

To be continue....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!