Chapter 3 : Kesatria

Setelah menerima permintaan raja Zen,Ren pun memutuskan ingin melihat-lihat medan perang.Ia di pinjamkan sebuah kuda oleh raja Zen.

"Hei..Efil,apa aku..".Ucap Ren.

Ren pun mengingat teman-temannya di kehidupannya yang dulu.

Jangan terlihat sedih ketika memotong seseorang...sangat mudah menebak perasaanmu..

Kau masih sangat lemah...

Hahaa..##### sangat baik,aku tak bisa memikirkan hal selain itu.

Dia sangat baik.

ya..

Terlalu baik...

Lemah...

Siapa yang bilang itu!? siapa yang bilang kalau aku lemah!?

Ren pun kembali dari kenangannya."Apa aku Naif Efil?".Tanya Ren.

"Tidak masalah jadi naif,bukan?".Efil pun membalikkan kata-kata yang di katakan oleh Ren ketika di tangga.

Ren dan Efil pun berjalan masuk ke lokasi medan perang,dalam perjalanan mereka selalu bertemu dengan pasukan pengintai musuh.

"Mati kau...!! orang-orang Asylum..!!".teriak 2 orang prajurit pengawas musuh.

Namun Efil dengan mudahnya membunuh mereka berdua."Huft..lagi-lagi pasukan pengintai musuh...dengan ini sudah berapa orang?".Ucap Ren sambil duduk santai di atas kuda.

"11 orang..".Jawab Efil singkat.

Di setiap perjalan hanya ada tumpukan mayat,baik dari musuh maupun teman.Setelah melihat-lihat sekitar tidak ada tanda-tanda ada pasukan sekutu yang selamat.Efil pun mengusulkan pada Ren untuk kembali ke Asylum.

"Huft...mayat dari pasukan musuh sangat sedikit,dan pasukan dari Asylum banyak yang mati dengan pedang mereka sendiri.Mayat mereka pun juga tidak wajar".Ucap Ren sambil memegang dagunya.

"Kemungkinan sang pahlawan bukan hanya kuat,dari segi kemampuan sudah sangat berbeda...kita tidak boleh membuat strategi yang salah,jika tidak gerbang istana akan hancur.Aku akan membujuk raja Zen dan putri Iris untuk menyiapkan tempat pengungsian..".Sambung Ren.

Setelah itu Ren dan Efil pin melanjutkan jalan kembali menuju istana Asylum.Di tengah perjalanan tiba-tiba Ren meloncat dari kuda dan berlarian ke sudut-sudut bangunan hingga sampai ke sebuah lapangan kecil halaman belakang rumah seseorang.

Ia melihat ada seorang kesatria yang berlumuran darah mengalahkan beberapa prajurit dari pasukan musuh.

"S~siapa disana..!!?".Teriak kesatria itu ketika menyadari keberadaan Ren.

"Oh aku orang dari kerajaan Silford..".Balas Ren dengan sinkat.

"Ba~bantuan..? pasukan aliansi-".

Dubrak...!!!

kesatria itu pun terjatuh karena tak sanggup lagi berdiri,akibat luka yang ia terima ketika bertarung.Melihat hal itu Ren pun menyuruh Efil untuk menggunakan sihir penyembuhan pada kesatria itu.

Namun hal itu tak terlalu membantu,kesatria itu sudah terlalu banyak menerima luka hingga sihir penyembuhan tak dapat di gunakan.Tetapi kesatria itu memberi tahu jika ada 2 orang temannya yang terluka di pos dan meminta Efil untuk menyembuhkannya.

Setelah mendengar itu Ren pun menyuruh Efil untuk pergi kesana dan menyembuhkan kesatria itu,sedangkan Ren tetap di sana menemani kesatria yang sekarat itu.

"Apa kau melindunginya sendirian?".Tanya Ren sembari duduk di samping kesatria itu.

"Selain diriku ada 2 orang yang mati dahulu dan mempercayakan mereka padaku..".Balas Kesatria itu.

"Begitu yah...".Ucap Ren melihat ke arah langit.

"Hei orang Silford, hidup ku tak akan lama lagi...aku mohon padamu untuk...".

Sebelum kesatria itu menyelesaikan kalimatnya."Aku tahu...akan ku pasti kan mereka yang tinggal di pondok aman di dalam istana".Potong Ren.

"Tidak...bersama tuan putri dan yang mulia..menyelamatkan negeri ini...".Ucap Kesatria itu dengan nafas berat.

"Kau benar-benar setia yah...".Puji Ren.

"Aku tak keberatan dengan 2 permintaan mu yang pertama tapi untuk yang terakhir aku harus menolaknya,dengan situasi sekarang kita sudah tak bisa melakukan apa-apa.Lagi pula aku tak punya kewajiban untuk melakukannya".Sambung Ren.

"Haha...kau benar...aku dan kau tak punya kewajiban untuk melakukannya..".Balas kesatria itu dengan pelan.

"Kau tau aku sudah sekarat...mau sekecil apapun itu,jika negeri ini sedikit membaik.Aku bisa pamer ke rekan ku yang mati duluan jika hidup ku terasa berharga..dan aku..mati sambil tersenyum..".Ucap kesatria itu dengan senyum cerah di wajahnya.

Mendengar hal itu membuat Ren terdiam sejenak,kemudian Efil datang membawa kabar jika pihak istana akan segera datang untuk membantu evakuasi orang-orang yang ada di pos.

Ren pun berdiri dan berjalan sedikit di depan kesatria itu."Hei...boleh kan aku bertanya satu hal..?".Ucap Ren tanpa menoleh kebelakang.

"Bagaimana kau bisa mati sambil tersenyum..? aku juga...suatu saat...ingin mati sambil tersenyum...".

Mendengar hal itu membuat Efil dan kesatria itu kaget.Kesatria itu pun berdiri dan berjalan mendekati Ren secara perlahan.

"Oy..jangan banyak bergerak..!".Teriak Ren ketika melihat kesatria itu berdiri.

Kesatria itu tak mendengar kan kata-kata Ren dan berjalan mendekat sambil memberikan padang miliknya pada Ren."Hiduplah demi orang lain...tak hanya untuk diri sendiri,lakukan juga yang terbaik untuk orang lain...jika kau melakukan itu,menurutku kau bisa menjalani hidup dengan baik dan mati sambil tersenyum".Ucap kesatria itu pada Ren.

"Jadi kau ingin aku menerima permintaan terakhirmu..?".Ucap Ren.

"Haha..ketahuan yah..".Balas Kesatria itu sambil tersenyum.

"Kau benar...tetapi kurasa jawabanmu tak salah...orang yang kutahu mati dengan tersenyum,mereka mati demi orang lain.Aku tak pernah lupa dengan ekspresi puas dari wajah mereka,tetapi aku tak bisa menerimanya...Aku tak punya seseorang untuk dilindungi..".Ucap Ren.

Setelah Ren selesai mengucapkan hal itu Efil pun menarik sedikit ujung baju di lengan Ren,dengan tatapan yang sedih.

"Benar begitu..? bagi mu tidak ada,namun kenyataannya ada bukan? seseorang yang ingin kau lindungi.".Balas Kesatria itu.

Pada saat itu Ren pun terdiam sejenak.

Aku tak butuh tahta...atau pun kekuasaan..tidak apa menjadi pangeran yang buruk...walaupun begitu aku...

Pada saat itu tiba-tiba ada seorang pasuka musuh yang mencoba menyerang Ren secara diam-diam.

"Aku berubah pikiran".Ucap Ren dengan pelan.

Dalam sekejap prajurit musuh itu terhempas jauh tanpa terlihat ada yang menyerang.Efil pun menjadi sedikit panik."Yang mulia...jangan terlalu jauh dari saya..!!".Teriak Efil.

Mengabaikan ucapan Efil, Ren pun berjalan pelan mendekati kesatria itu."Aku akan menerima permintaan terakhirmu,Silford akan berjuang keras demi kerajaan Asylum..!".

"Sebutkan nama mu kesatria yang terhormat..!! atas nama Ren Fon Silford aku akan mengabulkan permintaan terakhirmu..!!".Ucap Ren berdiri tegak dengan memegang pedang yang di berikan oleh kesatria itu.

"Haha..ternyata kau...yang mulia Ren...a~aku...aku benar-benar lega..".Ucap kesatria itu dengan memberikan hormat,namun ia sudah di ambang batas dan terjatuh.

Ren pun menangkap kesatria itu."Rozen...Rozen Cabelt...itu adalah nama ku...pangeran Ren...aku titipkan negeri ini padamu...".Ucap Kesatria itu dengan nafas terakhirnya dan mati sambil tersenyum.

Kau meninggal dengan senyum yang indah...

"Efil apa kau bisa mempercepat pemindahan orang-orang di pos,ketika selesai aku akan berbicara dengan Tuan Zen..".Ucap Ren menurunkan kesatria itu secara perlahan.

Efil pun mencoba menghentikan Ren,yang ingin bertarung demi negeri ini.Namun hal itu tak dapat membuat Ren goyah.

"Bukan kah anda sendiri yang mengatakannya...saya tidak berniat bertarung,kita hanya mengantarkan bala bantuan dan pengungsian,walau pun anda akan di panggil pangeran yang buruk...aku tak akan mengangkat pedangku...jika anda mengangkat pedang tak ada jalan selain kematian...!!!! bukannya itu yang anda katakan..!".Teriak Efil.

"Kau benar...kita bisa hidup tanpa mengayunkan pedang,hidup dengan damai dan mati dengan tersenyum.Itu lah hal yang ku pikirkan dulu,namun Rozen bilang kalau itu adalah cara yang salah...aku pun menyadari soal itu,dan aku juga akan menepati janjiku pada Rozen".Balas Ren dengan begitu tenang.

"Walau pun anda hanya akan menambah korban jiwa dalam peperangan..?".Balas Efil.

"Yah...aku pikir begitu...keluarkan pedang mu Efil..! aku akan menunjukannya padamu,orang yang selalu memgawasiku..".Ujar Ren menarik pedang yang di berikan Rozen keluar.

"Apa yang anda katakan...".Belum selesai dengan kalimatnya Efil pun menarik pedangnya dan menangkis serangan dari Ren yang begitu cepat tepat berada di depannya.

"Jika kau ingin menghentikan ku,lawan aku dengan serius..!! kali ini aku akan mengayunkan senjata ku demi orang lain...itu bukanlah suatu hal yang buruk menurutku..".Ucap Ren sambil mengarahkan pedangnya pada Efil.

......................

...****************...

......................

To be continue......

Terpopuler

Comments

Taufik Hidayat

Taufik Hidayat

nicee

2022-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!