Setelah semua prajurit yang ada di pos di bawa ke tempat pengungsian,Ren dan Efil pun berhadapan satu sama lain.
"Apa kau siap Efil..?".Tanya Ren.
"Ya..,jika saya menang anda harus kembali ke Silford dengan tenang..".Balas Efil.
"Kalau begitu,jika aku menang kau harus mengambil libur panjang ke pemandian air panas dan menyegarkan pikiranmu..".Ucap Ren sambil tersenyum.
Pertarungan pun dimulai,Efil menyerang Ren secara bertubi-tubi,namun Ren masih dapat menahan serangannya.
"Aku tak akan menggunakan gerakan yang sama,dan seperti nya pedang itu tak cocok dengan anda yang mulia..".Teriak Efil sambil beradu pedang dengan Ren.
Ren pun meloncat mundur dan mengambil jarak dari Efil."Haha...kau benar,menggunakan senjata yang tak cocok akan berbahaya bagi tubuhku...".Balas Ren sambil menancapkan pedang yang ia terima dari Rozen ke tanah.
Ketika Efil hendak maju dan menyerang kembali,tiba-tiba sebuah bayangan hitam muncul dan menghalau Efil."I~ini..!!?".Efil pun mundur menjauh.
"Ayunan kematian..!! hatiku dan tubuh ku terlahir untuk berada medan perang..!!".Teriak Ren sambil mengeluarkan aura hitam yang begitu kuat.
"Penuhilah panggilan ku...Death Reaper..!!".Teriak Ren,kemudian muncul lah sebuah sabit berwarna hitam pekat yang tepiannya berwarna ungu.
Melihat hal itu Efil pun terdiam sejenak karena kaget sekaligus kagum dengan tuannya."Sa~Sabit itu bisa mengeluarkan sihir..?".Ucap Efil dengan ekspresi kaget.
"Yah ini emang sihir...aku tak akan menjelaskannya karena merepotkan..".Balas Ren.
Death Reaper adalah sabit dari elemen kegelapan,sabit ini bisa ku muncul kan dimana saja.Seperti pada saat musuh yang mencoba menyerang ku secara tiba-tiba tadi.
Bukan hanya Death Reaper,aku juga memiliki 5 senjata lainnya.Setiap senjata mewakili 1 elemen sihir,dan elemen sihir ada 6 begitu pula senjata ku.
Pada saat Ren diam di tempat setelah memegang Death Reaper,Efil pun bergerak cepat dan menyerang Ren dari belakang.Tetapi Ren dapat menangkisnya dan senjata mereka pun beradu kembali.
"B~b..berat..!!".Gumam Efil dalam hatinya ketika senjata mereka beradu.
"Hah..ringannya..".Ucap Ren dengan pelan.
Swooff...Ting..!!!
Pedang milik Efil pun terlepas dari tangannya.Sehingga pertarungan di menangkan oleh Ren.
"Ini kemenangan ku...kau setuju bukan..?".Ucap Ren yang sudah menaruh sabitnya di belakang leher Efil.
Menggunakan senjata dan sihir sangat membosankan...tetapi tubuh umur 14 tahun ini tidak cukup kuat...
Jika aku mengerahkan semua kekuatan ku...sudah bisa di pastikan aku akan tumbang..
Aku pernah mendengar kalau Iris menggunakan alat sihir penguatan tubuh...kalau begitu..
Efil pun terduduk dan merasa sedikit kecewa karena kekalahannya."Ternyata begitu yah...anda menyembunyikan kekuatan itu,jika anda punya kekuatan seperti itu anda tak akan di panggil pangeran tak berguna,tetapi anda selalu menyembunyikannya agar anda selalu di pandang rendah..".Ucap Efil dengan sedikit kesal.
"Ta~tapi..kenapa...kenapa baru sekarang...!!".Teriak Efil sambil menggenggam kedua tangannya di dada dengan air mata yang sedikit terjatuh.
"Aku sudah bilang kan...aku tak ingin menggunakan kekuatanku untuk mendapatkan pujian,meski kau menggunakan kekuatan untuk diri sendiri tetap saja kehancuran yang akan menanti.Tetapi demi melindungi hal-hal yang begitu penting bagiku,aku akan menggunakan kekuatanku".Balas Ren sembari mengelap air mata Efil yang keluar.
"Demi Rozen yang menyadarkan ku soal itu,aku ingin mengabulkan permintaan terakhir nya".Sambung Ren.
"Yang mulia...saya mohon jangan sampai mati...kalau yang mulia mati,maka saya juga...".Ucap Efil pelan.
"jangan sampai mati yah...tenang saja karena semuanya akan berakhir..".Balas Ren sembari berdiri.
Ren dan Efil pun kembali menuju Asylum,dan menghadap ke raja.Ren pun bilang pada raja jika ia akan maju ke medan perang dan membantu mereka melawan pasukan musuh.
Raja pun membantah dan tak mengizinkan Ren untuk pergi."Hei..apa kau mendengar kan apa yang ku katakan Ren..!?".Ucap Raja Zen dengan tegas.
"Yah...aku akan bertarung demi warga Asylum yang tersisa..".Balas Ren tak peduli apapun yang di bilang oleh Zen.
"Jangan katakan hal yang bodoh..!!!".Teriak Zen.
"Tenang saja...aku tak akan melibatkan putri mu Iris..".Balas Ren dengan santai."Tetapi aku ingin Asylum memenuhi 3 syarat yang kuajukan".Sambung Ren sambil mengangkat 3 jarinya.
"S~syarat..?".Ucap Zen dengan heran.
"Yah..pertama,aku ingin putri Iris meminjamkan alat sihir penguat tubuhnya.Kedua,jangan pernah masuk kamarku tanpa izin.Ketiga,mau seperti apapun akhir perang ini,jangan pernah memuji Ren Fon Silford,perlakukan aku sebagai pangeran tak berguna seperti biasanya".Jelas Ren mengenai 3 syaratnya.
"Kita bisa menang kan?".Ucap Zen
"Tentu..".Balas Ren dengan serius.
Zen pun menghela nafas nya."Baiklah..beri aku waktu,aku akan berbicara dengan para prajurit dan Iris mungkin tak akan meminjamkan alat sihir itu dengan mudah..".Ucap Zen.
Setelah itu Zen pun keluar dari ruangan."Kita benar-benar bisa menang kan?".Bisik Efil dari belakang.
"Kau ini,keras kepala sekali yah".Balas Ren dengan sedikit kesal.
"Te~tetapi...yang mulia sendiri kan yang bilang kalau pahlawan tak hanya kuat, apa yang akan anda lakukan?".Tanya Efil.
"Ah,aku lupa...emang nya aku ngomong gitu yah?".Balas Ren.
"Yang Mulia..!!!".Teriak Efil panik.
"Pahlawan yah...".Gumam Ren pelan.
Sejauh ini yang bisa membunuhku hanyalah ketua,tapi...
Siapa yang tahu...pahlawan...kau...ingin membunuhku kan?
Gumam Ren dalam hatinya sembari menunjukan senyuman yang menakutkan.Ren pun masuk ke kamarnya untuk istirahat karena sudah malam.
......................
...****************...
......................
"Yang mulia..!! Yang mulia cepat bangun..!! ada keadaan darurat..!! saya buka yah, permisi....".Teriak Efil pagi-pagi di depan kamar Ren.
Ren pun membuka pintunya dan keluar dari kamar."Kau ini yah...apa kau mengerti apa yang akan terjadi jika kau melanggar syarat yang ku berikan..".Ucap Ren dengan ketus.
"Saya mohon maaf..".Balas Efil.
Ren pun berjalan menuju keluar kastil."Jadi apa keadaan darurat nya?".Tanya Ren pada Efil.
"Ah,menurut laporan para pengamat,jumlah pasukan musuh ada sekita 25 ribu orang,dam sebagian besar adalah pasukan andalan".Jawab Efil.
"Begitu yah...".
Sesampainya di gerbang kerajaan,terlihat para pasukan dari Asylum dan Silford sudah berbaris di dalam gerbang.Dari kejauhan Ren dan Efil dapat melihat pasukan musuh yang berjalan mendekat.
"Sepertinya mereka akan segera datang...".Ucap Efil.
"Yah...sepertinya memang mustahil meminjam alat sihir itu yah..".Gumam Ren.
"Kita buru-buru sih,saya sudah meminta seorang prajurit untuk menjemputnya..".Ucap Efil yang mendengar gumaman Ren.
Tak lama kemudian terdengar suara tapak kuda mendekat dari belakang."Pangeran Ren...!!!".Teriak Iris yang naik di atas kuda itu.
"I~Iris..! kenapa kau ada disini..!?".Ucap Ren.
"Apa yang kau lakukan..!! ini adalah pertarungan kerajaan Asylum dan seharusnya bukan kau yang memimpin..!!".Teriak Iris pada Ren.
"Sekalipun kau mati,pertempuran ini tak akan berakhir,apa kau tak ingin kembali setelah mengevakuasi orang-orang yang berada di luar gerbang..!?".Sambung Iris.
"Ah,ada cara itu yah..".Balas Ren singkat seakan tak peduli dengan ucapan iris.
"Apa-apaan kau ini...jika kau berfikir kau bisa kembali bersama dengan para prajurit yang terluka...tapi kenapa kau malah ingin bertarung..?".Ucap Iris heran dengan yang Ren lakukan.
Ren pun diam sejenak dan melihat pedang yang di berikan oleh Rozen."Karena aku di mintai tolong...oleh kesatria yang setia untuk menyelamatkan negeri ini bersama dengan kalian...".Balas Ren sambil melihat pedang itu.
"Orang itu hebat loh...dia bisa memotivasi seorang pangeran tak berguna...kalian Asylum punya kesatria yang hebat yah..".Sambung Ren sambil melihat ke arah Iris.
Swooff...!!
Iris pun melempar alat sihir penguat miliknya ke Ren."Jangan salah paham yah...aku tak memiliki kekuatan yang besar,jadi kita berpisah disini.Jika kau menunjukan sisi burukmu aku akan membunuh mu".Ucap Iris sambil berjalan masuk kedalam gerbang dengan kudanya.
"Yah...baiklah sekarang waktunya pergi..".Ucap Ren dengan semangat.
"Ya..".Sambung Efil.
"Kau ingin mengikutiku terus,bahkan di saat seperti ini..!?".Ucap Ren dengan muka yang sedikit kesal.
"Saya adalah...pengawal anda yang mulia..".Balas Efil.
Ren pun menghela nafasnya."Baiklah...kalau begitu jaga ini...ini adalah benda yang penting".Ren pun memberikan pedang milik Rozen kepada Efil.
"Siap laksanakan yang mulia..".Efil pun menerima pedang itu.
"Baiklah kalian semua tunggu lah disini...aku sendirian sudah cukup..!!".Teriak Ren dan berjalan maju keluar dari gerbang di ikuti oleh Efil.
"Haa..!!! tunggu sebentar pangeran Ren..! kepala pelayan.!!". Teriak Zen.
"Apa yang kau pikirkan..!? nyari mati..!? kepala pelayan kenapa tidak kau hentikan..!!".Teriak Zen dari gerbang.
Ren sudah berjalan sejauh 10 meter dari gerbang,tampak pasukan musuh sudah semakin dekat dan terdengar suara mereka yang samar-samar.
"Ayunan kematian..!!! Hatiku dan Tubuhku terlahir untuk berada di medan perang..!! penuhilah panggilan ku Death Reaper..!!".Teriak Ren,dan Sabit kegelapan pun muncul di depannya.
Orang-orang yang berada di gerbang hanya bisa terdiam ketika melihat hal itu.
Apa yang akan di katakan oleh ketua jika ia melihatku sekarang yah...
"Fuahahah...ayo Death Reaper...perlihatkan pada mereka jika mereka salah memilih musuh..!".Ucap Ren dengan senyuman lebar di mukanya.
......................
...****************...
......................
To be continue.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Taufik Hidayat
Terlalu cepat mencolok
2022-11-08
1