"Ada apa ini ribut-ribut, kenapa Adzkia?", 'tanya Wati'.
"Aku juga tidak tahu ma, orang Tante Rima Dateng langsung marah-marah", 'jawab Adzkia'.
"Ros, ada apa ini. kenapa kalian ribut-ribut", 'tanya Wati beralih ke Rima".
"Kakak itu jangan terlalu manjain anak gadisnya dong", 'jawab Rima'.
"Manja gimana maksud kamu Rim?", 'tanya Wati binggung apa yang di maksud oleh Rima, kemudian melirik Adzkia mencari apa maksud Rima'.
"Ya kakak itu terlalu manjain Adzkia, jadinya malah ngelunjak", 'jawab Rima lagi'.
"Manjain gimana sih maksud kamu Ros, saya tidak mengerti apa yang kamu maksud dari tadi", 'jawab Wati'.
"Ih, kakak ini gimana sih. Itu Loh maksud aku tu, ibunya lagi masak di dapur, ini anak bukan bantuin malah asik nonton TV", 'jawab Rima'.
"Tidak apa-apa lah Rim, sesekali. Lagian Adzkia juga sesekali di rumah, biar lah dia santai. Toh kerjaan aku cuman masak doang kok, yang lain Adzkia yang mengerjakan", 'Jawab Wati santai'.
"Itu namanya manjain anak kak, gimana nanti mau nikah kerja rumah aja malas. Lihat tuh anak saya Tari, dia yang mengerjakan pekerjaan rumah semuanya. Saya cuman di suruh santai-santai aja", 'Ucap Rima lagi'.
"Oh ya, masak sih Tante. Orang tadi pagi saya lihat Tante yang jemur baju, sambil ngomel-ngomel sama Tari", 'Ucap Adzkia', rumah Adzkia dan Rima bersebelahan, dan tempat menjemur pakaiannya juga dekatan. Jadi Adzkia melihat dan mendengar apa perdebatan, Tari dan Rima pagi tadi.
"hhmmmm, kamu salah dengar kali Ki, mana pernah saya ngomel-ngomel sama Tari. Secara dia itu tidak pernah nyusahin saya, ngak seperti kamu pemalas", 'ucap Rima mengelak'.
"masa sih, Tari tidak pernah nyusahin Tante?. Bukannya sering ya?", 'tanya Adzkia sambil meledek'.
"hmmmm kak, aku kesini mau minta daun bawang ada tidak ya?. Tari pengen Sop, tapi daun bawangku habis, beli di tempat Peni juga habis kak", 'ucap Rima mengalihkan pembicaraannya'.
'Sial si Adzkia, kok dia bisa tahu ya kalau Tari anaknya pemalas. Dan kenapa dia juga bisa tahu, tadi aku ngomel-ngomel sama Tari karena dia tidak mau ngerjain pekerjaan rumah. Perasaan tadi tidak ada orang deh, di belakang', ucap Rima dalam hati.
"Katanya tidak boleh melakukan pekerjaan rumah sama anaknya, tapi kok itu nurutin kemauan anaknya", 'Ucap Adzkia'
"Sudah-sudah Adzkia", 'ucap Wati'.
"Oh ada tuh, dalam kulkas. Kamu ambil aja", 'ucap Wati beralih ke dapur begitu pun dengan Adzkia'.
Rima pun mengambil daun Sop kedalam kulkas milik Wati, dan kemudian pulang ke rumahnya.
"Ki, tadi kamu kenapa bisa ribut sih sama Tante Rima?", 'tanya Wati'.
"Kia juga ngak tahu ma, Tante Rima datang. Terus ngerocos dan marah-marah tidak jelas", 'jawab Adzkia yang masih kesal mengingat kejadian tadi'.
"Emang tadi kamu bilang apa sama dia, sampai mama di bilang manjain kamu", 'tanya Wati lagi'.
"Dia nanya mama, aku jawab di dapur. Terus dia marah-marah, katanya aku nyuruh-nyuruh mama masak sedangkan aku enak tidur-tiduran", 'jawab Adzkia'.
"Terus dia juga banding-bandingin aku sama Tari anaknya itu ma, ya jelas beda lah", 'ucap Adzkia yang masih kesal'.
"Dia mah udah biasa seperti itu Ki, kamu kayak ngak tahu aja. Apalagi kalau ada acara-acara keluarga tuh, pasti dia selalu banggain anaknya", 'ucap Wati'.
"Ya itu lah ma, Anak yang pemalas dan selalu nyusahin orang tua, itu yang selalu di bangga-banggakan", 'ucap Adzkia'.
"Udah lah Ki, biarin aja. Lebih baik kita jadi penonton saja, dan diam. Tidak perlu ikut campur", 'Ucap Wati menenangkan Adzkia'.
"Kalau mereka tidak ganggu hidup kita, aku juga tidak bakalan ikut campur ma. Di tambah lagi punya saudara yang resek dan aneh kaya Tante Rima itu, pengen aku pecat aja dia jadi keluarga", 'ucap Adzkia yang masih Kesal'.
"Mau gimana pun, dia tetap Tante kamu Ki, dan Adik sepupunya mama", ucap Wati tenang'.
"Iya sih ma, pengennya keluarin aja dia dari keluarga besar kita ma", 'ucap Adzkia ngelantur'.
"Hus... tidak boleh bicara seperti itu, bagaimanapun dia tetap Tante kamu dan kamu harus menghormati dia", 'ucap Wati'.
"Iya ma, Adzkia mau ke kamar dulu, mau mandi soalnya gerah", 'jawab Adzkia'.
Adzkia pun berlalu ke kamarnya, meninggalkan mamanya sendiri di dapur.
'Kenapa ya hidup di kampung begini amat, perasaan aku tidak ada salah apa-apa sama orang di kampung disini. Tapi kenapa mereka selalu mengurus dan mengatur kehidupanku. Apa aku bisa bertahan tinggal di kampung ini selamanya, ya?', tanya Adzkia pada dirinya sendiri.
'Iya sih, bagaimanapun aku tidak bisa terpisahkan dengan kampung ini. Kemanapun dan sejauh-jauhnya aku pergi, aku akan tetap kembali ke kampung ini. Karena ini adalah tempat lahirku, dan tumbuh besarku. Orang tua dan keluargaku, mereka pasti tidak akan pernah mau juga untuk pergi dari kampung ini. Sebenarnya aku juga cinta akan kampung sini, akan tetapi warga dan tetangga di sini yang super julid dan sibuk mengurusi kehidupan orang lain lah yang membuat aku tidak betah untuk tinggal di sini', jawab Adzkia sendiri atas pertanyaannya tadi.
Kemudian Adzkia mengscroll handphonenya, mencari-cari informasi tentang lowongan pekerjaan. Dan juga Adzkia bertanya-tanya dengan teman-temannya yang sudah bekerja, apakah ada lowongan pekerjaan untuk dirinya atau tidak.
"Sabar saja Ki, nanti kamu juga di panggil Ki. Aku dengar informasi dari buk Yeni bulan depan bakalan ada pemberangkatan calon karyawan lagi Ki, untuk perusahaan tempat aku kerja sekarang. Kamu kemaren ikut rekruitmen kan?", 'ucap Diah melalui pesan WhatsApp'.
Diah adalah sahabat Adzkia dari SMP, dulu mereka satu SMP di kampung. Lulus SMP mereka mutusin buat sekolah di salah satu SMK di kota Padang Sumatera Barat, dan sama-sama lagi bahkan mereka juga satu kossan berdua. Setelah lulus Mereka juga sama-sama ikut rekruitmen yang diadakan di sekolah dulu, dan mereka juga lulus di perusahaan yang sama yaitu salah satu perusahaan yang bergerak di bidang makanan di pulau Jawa yaitu Tangerang, Banten. Akan tetapi Diah sudah bekerja terlebih dahulu, karena dia berangkat gelombang pertama. Sedangkan Adzkia masih menunggu, semoga saja Adzkia di berangkatkan di gelombang kedua ini bulan Depan.
"Iya Diah aku ikut, semoga aja nama aku ada dalam daftar pemberangkatan itu", 'jawab Adzkia'.
"Aamiin, semoga ya Ki. Dan kita bakalan bareng lagi😁😁😁", 'balas Diah'.
"Aamiin, doain aku ya Diah, dan kita bisa sama-sama lagi", 'balas Adzkia juga'.
"Sudah dulu ya Ki, aku mau siap-siap berangkat bekerja. Nanti aku WhatsApp kamu lagi ya", 'balas Diah menyudahi percakapan mereka kali ini'.
"Iya Diah, kamu hati-hati ya", 'balas Adzkia'.
Adzkia dan Diah pun menyudahi chatting mereka hari ini, karena Diah mau berangkat bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments