"kenapa sih orang-orang disini pada begini, orang dia yang minjam dia juga malah yang marah-marah", 'gumam Adzkia dengan kesalnya sendiri'.
"sudah biasa itu Ki, lebih baik kita diam saja dari pada banyak bicara kalau disini", 'sahut Wati mama Adzkia'.
"entah lah ma, orang-orang di sini tu pada aneh", 'dengus Adzkia kesal'.
"lebih baik kita yang beradaptasi dengan mereka Ki, orang seperti mereka itu mah tidak bakalan berubah", 'jawab mama Adzkia pelan sambil menenangkan amarah Adzkia'.
"yaudah ma, Kia mau mandi dulu", 'ucap Adzkia', kemudian berlalu dari hadapan mamanya menuju kamar.
*
"kenapa ya, orang-orang di sini pada sibuk ngurusin hidup orang lain. Apa aku betah nantinya tinggal disini ya?", 'tanya Adzkia kepada dirinya sendiri'.
"Orang dia yang salah, tapi malah dia yang marah-marah. kenapa ya dulu mama Sama papa bikin rumah disini?, kenapa tidak di kota saja?", 'tanya Adzkia lagi sendiri'. Adzkia ke peristiwa tadi pagi.
"maksudku bukan tinggal di kampung tidak enak, tetapi tetangganya yang meresahkan. Padahal mah hidup di kampung itu enak, udara sejuk, nyaman, aman, dan tidak berisik. Seperti di kota udara berpolusi dan berisik, tetapi tetangganya tidak meresahkan dan resek-resek seperti di sini", 'jawab Adzkia sendiri'.
"Ki..... kamu sudah siap belum, ayo kita pergi ke pasar. sudah hampir jam 9 Ki", 'teriak Wati mama Adzkia'.
"Iya ma, bentar", 'jawab Adzkia yang keluar membawa handuk untuk mandi'.
"astaghfirullah Adzkia, dari tadi kamu ngapain aja. Mama pikir kamu dari tadi sudah mandi", 'ucap mama Adzkia melihat Adzkia keluar kamar, membawa handuk untuk mandi'.
"hehehe, Adzkia mandinya bentar kok ma. tunggu bentar ya, hehehe", 'ucap Adzkia cengengesan'.
"udah sana cepat mandinya, udah kesiangan ini. Ntar kamu mengeluh pula kepanasan", 'ucap mama Adzkia, yang selalu sabar menghadapi tingkah anak perempuan satu-satunya ini'.
Adzkia adalah anak perempuan satu-satunya Wati dan ajis. Adzkia anak kedua dari tiga orang bersaudara, Abang Adzkia sudah menikah dan memiliki satu orang anak. sedangkan adik Adzkia masih kelas tiga SMP.
mama dan papa Adzkia bekerja sebagai pedagang kebutuhan sehari-hari, seperti minyak, gula, tepung, sabun-sabun, dan lainnya. mereka berjualan 4 hari dalam seminggu, dari pasar ke pasar. Sedangkan Abang Adzkia kerja di kantor pemerintah desa sini, dan istrinya guru TK. anak bang Rian dan Kak ira di bawa ke sekolah oleh kak ira, jika tidak mama Adzkia pergi jualan. Semenjak Adzkia di rumah, kakak ipar Adzkia menitipkan anaknya kepada Adzkia. kalau di bawa ke sekolah terus menerus, kasian dia rewel karena masih kecil. Bang Rian tinggal di rumah istrinya, dan kadang juga tidur di rumah Adzkia.
drt....drt....drt.... (handphone Adzkia berbunyi, menandakan ada panggilan masuk).
"hallo kak", 'jawab Adzkia'.
"hallo Ki, kamu di mana", 'tanya Ira istri Abang Adzkia'.
"Di rumah kak, lagi berkemas mau ke pasar", 'jawab Adzkia'.
"kamu pergi ke pasar sama siapa?", 'tanya Ira'.
"ya sama mama lah kak, terus mau sama siapa lagi", 'jawab Adzkia'.
"ya mana tahu, sama teman-teman kamu", 'jawab Ira'.
"Ki, nanti kamu pulang dari pasar telpon kakak ya. soalnya Kakak mau nitip qila, kakak juga mau kepasar. kalau di bawa rewel", 'ucap Ira lagi'.
"okeh kak", 'jawab Adzkia'.
Kemudian Adzkia dan Ira pun, sama-sama memutuskan sambungan teleponnya.
"Ki.... udah belum?", 'teriak Wati lagi'.
"udah ma", 'jawab Adzkia bergegas menuju mamanya'.
"ayo ma, kita pergi. keburu panas mama", 'ucap Adzkia'.
"bentar mama ambil dompet dulu, kamu yang lama malah buru-buruin orang", 'ucap mama Adzkia masuk kamar ambil dompet'.
"hehehehe", 'ucap Adzkia nyengir'.
"ni kunci motornya", 'lempar Wati kepada Adzkia'.
"mama lah yang bawa, hehe", 'ucap Adzkia senyum-senyum'.
"kalau mama bisa, buat apa mama nungguin kamu selama ini Ki", 'ucap Wati kesal'.
"hehehee", 'Adzkia tertawa'.
"dasar anak durhaka, ketawain orang tua lagi", 'ucap wati kesal'.
"cup.. cup... ayo Mama ku tercinta, nanti Adzkia traktir bakso deh", 'ucap Adzkia membujuk mamanya'.
"Beneran ya, kamu yang traktir", 'ucap mama Adzkia sumbringah'.
"Iya, tapi pakai uang mama, hehehe", 'ucap Adzkia tertawa'.
"sama aja bohong Ki", 'ucap Wati'.
"ayo ma, keburu siang", 'ucap Adzkia'.
Adzkia dan Wati pun berangkat ke pasar, dengan motor.
*
"mau beli lauk apa Ki?", 'tanya Wati'.
"apa aja ma", 'jawab Adzkia'.
Adzkia dan keluarganya, memang tidak memilih-memilih masakan. Malahan, terkadang mereka bosan dengan lauk ikan atau ayam terus.
"Beli udang mau ngak?", 'tanya mama Adzkia'.
"mau ma, tapi kan kak ira alergi udang", 'jawab Adzkia'.
"ntar dia bisa makan yang lain Ki", 'jawab Wati'.
Kakak ipar dan Abang Adzkia, memang lebih sering di rumah Adzkia dari pada rumah mereka sendiri.
Sudah 1 jam lebih Adzkia dan mamanya mengelilingi pasar, mereka membeli lauk pauk dan kebutuhan dapur lainnya.
"Ma, makan bakso yuk. Adzkia lapar", 'ucap Adzkia'.
"yaudah yuk, kamu kan yang traktir mama", 'jawab Wati'.
"iya deh iya", "jawab Adzkia'.
Adzkia dan Wati pun berjalan, menuju tempat orang jualan bakso dan mie ayam.
Adzkia pesan mie ayam bakso, dan mamanya pesan mie goreng pakai bakso.
"eh, Adzkia", 'ucap Bi eti'.
"iya Bi", 'jawab Adzkia'.
"udah berapa lama, kamu di kampung?", 'tanya Bi Eti'.
"udah hampir seminggu bi", 'jawab Adzkia''.
"kok tidak pernah kelihatan, main-main lah ke rumah bibi", 'ucap Bi Eti'.
"eh iya Bi, ntar kapan-kapan", 'jawab Adzkia'.
"jangan merem aja di rumah, apa kamu takut kulit kamu hitam kalau keluar rumah?", 'tanya Bi Eti lagi'.
"Adzkia hanya tersenyum, menjawab pertanyaan bibinya itu".
Ayam kali ah bi, merem, hehehe.
Bi Eti adalah kakak sepupunya papa Adzkia, dan rumahnya lumayan jauh dari rumah Adzkia sekitar 2km.
*
Drt....drt...drt... (handphone Adzkia berbunyi kembali, menandakan ada panggilan masuk).
"iya kak, ini Kia udah di parkiran kak. mau pulang", 'ucap Adzkia disambungan telepon'.
"iya Ki, itu qila kakak tinggal sama Abang", 'ucap Ira'.
"iya kak, tinggal aja. Kia sama mama udah di parkiran kok, mau pulang", 'jawab Adzkia'.
"oh, ya sudah Ki", 'ucap Ira, memutuskan sambungan teleponnya'.
Adzkia mengambil motornya di parkiran, lalu lanjut pulang dengan mamanya.
"Ki, ini qila mau tidur kayanya Ki. Sana kamu tidurin dulu", 'ucap Rian Abang Adzkia'.
"iya bang bentar, Kia cuci tangan sama ganti baju dulu", 'jawab Adzkia yang baru sampai di rumah'.
"yaudah sana cepetan", 'ucap Rian'.
"iya, bentar kok", 'ucap Adzkia'.
Adzkia pun berlalu kekamar untuk ganti baju, dan juga kekamar mandi untuk cuci tangan dan kaki.
Adzkia pun kembali ke tempat abangnya, yang menimang qila.
"Sini qilanya, Kia tidurin. Tapi di kamar ya, soalnya di depan Televisi nanti berisik anak-anak yang main depan rumah", 'ucap Adzkia'.
"terserah kamu lah Ki", 'jawab Rian'.
Adzkia pun membawa keponakannya itu kedalam kamarnya, dan tidak lupa pula adzkia membawa dot bayi yang berisi susu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments