Malam harinya Adzkia dan keluarganya, berkumpul di ruangan keluarga, setelah mereka makan malam. Disana ada papa Adzkia yang bernama Ajis, mama Adzkia Wati, Abang Adzkia Rian, Kakak ipar Adzkia Ira dan keponakannya yang bernama qila anak dari bang Rian dan kak ira yang baru berusia 3 tahun dan juga adik Adzkia yang bernama rio.
"Adzkia, kamu beneran tidak mau kuliah nak?", 'tanya Ajis papa Adzkia'.
"Iya pa, Adzkia mau kerja saja bantu-bantu papa sama Mama. Adzkia tidak mau membebani papa sama Mama lagi", 'jawab Adzkia'.
"Kalau untuk sekolah, itu bukan membebani nak. Itu sudah kewajiban papa sama Mama", 'ucap papa Adzkia'.
"Kuliah itukan tidak wajib pa, toh juga banyak orang-orang di luar sana yang sukses tanpa kuliah", 'jawab Adzkia'.
"Papa sama Mama masih ada tanggung jawab buat Rio pa, Adzkia tidak mau membebani kalian terus. Adzkia pengen bisa mandiri dan cari uang sendiri pa. Emang kalau kita kuliah, bisa menjamin kita bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus. Itu semua belum tentu pa", 'ucap Adzkia lagi'.
"Yang kamu bilang itu benar dek, tapikan dengan kuliah ilmu dan wawasan kita luas dek", 'timpal Rian Abang adzkia'.
"Iya bang Adzkia tahu, tapi ilmu dan wawasan yang luas kita bisa dapat di mana saja bang. Itu semua tidak dengan harus kuliah", 'jawab Adzkia'.
"Biaya untuk kuliah itu tidak sedikit pa, Adzkia tidak mau merepotkan papa sama Mama lagi", 'ucap Adzkia lagi'.
"Kalau soal biaya itu kewajiban papa dan mama nak", 'jawab papa Adzkia'.
"Iya pa, tapi Adzkia tetap pengen kerja pa. Adzkia juga sudah ikut rekruitmen di beberapa perusahaan, yang menjalin kerjasama dengan pihak sekolah Adzkia.
Alhamdulillah Adzkia keterima, tinggal tunggu waktu keberangkatan. Dan mengurus berkas-berkasnya", 'jawab Adzkia'.
"Kamu sudah yakin nak?, Nanti kamu menyesal tidak kuliah", 'ucap papa Adzkia meyakinkan adzkia lagi'.
"Iya pa, Adzkia yakin. Ini sudah keputusan Adzkia, Adzkia tidak akan menyesalinya. Papa sama Mama doain Adzkia terus ya, supaya Adzkia cepat sukses dan bisa bahagiain kalian di masa tua nanti", 'ucap Adzkia'.
"Itu pasti sayang, papa dan mama pasti akan selalu doain kamu, iya kan pa?", 'ucap mama Adzkia kemudian melirik ke papa Adzkia'.
"Iya nak, itu sudah pasti. Tanpa kamu minta pun, kami akan selalu mendoakan kamu", 'jawab papa Adzkia'.
"Yasudah kalau memang itu sudah keputusan kamu dek, kami tidak bisa memaksa kamu. Toh juga kamu yang akan menjalankannya", 'ucap bang Rian'.
"Iya Ki, tapi sayang bangat Lo Ki prestasi-prestasi kamu selama ini tidak di lanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi'', 'timpal Ira kakak ipar Adzkia'.
"Iya kak, untuk sekarang Adzkia belum pengen kuliah kak. Tidak tahu juga Adzkia
"Iya kak, untuk sekarang Adzkia belum pengen kuliah kak. Tidak tahu juga Adzkia kedepannya bagaimana", 'jawab Adzkia'.
"Yasudah kalau itu memang sudah keinginan kamu, papa dan mama hanya bisa mendoakan kamu", 'ucap papa Adzkia'.
"Iya pa", 'jawab Adzkia'.
Jam dinding sudah menunjukkan hampir jam 10 malam. semua anggota keluarga Adzkia masuk kedalam kamar masing-masing, untuk istirahat karena hari sudah larut malam. Untuk kita yang tinggal di kampung, jam 9 malam itu aja udah sepi. Jarang ada orang yang berkeliaran, beda dengan kehidupan di kota.
*
"Ki, temani mama ke pasar ya", 'ucap Wati mama Adzkia'.
"Iya ma, Kia siap-siap dulu ya", 'jawab Adzkia'.
"Iya sayang, lagian ini masih pagi bangat Ki", 'ucap Wati'.
"Emangnya kita pergi ke pasar, jam berapa ma?", 'tanya Adzkia'.
"Jam 9an aja Ki, kita perginya", 'jawab Wati'.
"Yasudah kalau gitu, Kia lanjut nonton lagi aja ma, kalau perginya jam segitu mah. Lagian dingin juga mandi jam segini, hehehe", 'ucap Adzkia nyengir'.
"Terserah kamu lah Ki, kamu tidak sarapan dulu Ki?", 'tanya mama Adzkia'.
"Ntar aja lah ma, kan kita nanti pergi ke pasar jadi bisa jajan banyak, hehehe", 'jawab Adzkia cengengesan'.
Tok....tok....tok...
"Assalamualaikum", 'ucap seseorang dari luar rumah Adzkia'.
"Waalaikumusalam", 'jawab mama Adzkia sembari membukakan pintu'.
"Eh Mayang, ada apa nih pagi-pagi kesini. Ayo masuk dulu", 'ajak mama Adzkia'.
"Iya wat", 'jawab Mayang'.
Mayang dan Wati pun masuk kedalam rumah, dan duduk di kursi ruangan tamu.
"Ini loh wat, saya ke sini mau pinjam uang sama kamu. Untuk bayar kuliahnya Novi, ntar pas saja dapat Arisan, saya langsung ganti uangnya", 'ucap Mayang lagi'.
"Berapa may?", 'tanya Wati'.
"Hmmmm.... 5jt wat", 'jawab Mayang'.
"Banyak amat may, emang bayar kuliah berapa?", 'tanya Wati kaget'.
"Itu wat, sebenarnya bukan hanya untuk bayar kuliahnya wat. Novi juga merengek-rengek minta beliin laptop, saya binggung mau minjam ke mana lagi wat. Makanya saya datang kesini, siapa tahu kamu bisa bantu saya", 'jawab Wati'.
"Uang sebanyak itu saya mah tidak ada may, sekitaran 2 jt an saya ada kok", 'jawab Wati'.
"Tidak mungkin kamu tidak ada Wati, kamu kan jualan hampir tiap hari. Saya janji bakalan ganti nanti ketika saya dapat Arisan", 'jawab Mayang'.
"Maaf ya may, kalau sebanyak itu saya tidak ada uang. Kalau saya jualan hampir tiap hari, emang apa hubungannya sama kamu. Emang uang hasil dagangan saya itu, tidak di beliin lagi", 'ucap Adzkia lagi'.
"Dasar orang kaya baru pelit, baru segitu aja udah sombong", 'ucap Mayang dengan nada tinggi dan mengejek'.
"Maksud kamu bicara, seperti itu apa Mayang. tadi kan saya sudah bicara baik-baik, uang sebanyak itu saya tidak ada. Kalau 2jt saya ada", 'ucap wati'.
"Halah bohong kamu, tidak percaya saya kamu tidak ada uang segitu", 'jawab Mayang'.
"Yasudah terserah kamu, mau percaya atau tidak", 'jawab Wati' yang mulai kesel'.
"Hu.. dasar orang kaya baru pelit", 'ucap Mayang dengan nada tinggi'.
"Eh.. Bu Mayang. Ibu yang minjam uang, kenapa ibu yang nyolot. Namanya kita minjam itu ya sedikasih, orang yang mau minjamin Bu", 'ucap Adzkia yang bangkit dari tempat dia menonton televisi'.
"Eh anak kecil kamu tidak perlu ikut campur", 'jawab mayang'.
"Gimana saya tidak mau ikut campur Bu, ibu itu teriak-teriak di rumah saya", 'jawab Adzkia'.
"Huh.... Dasar orang kaya baru sombong, dan minjam duit segitu aja pelitnya minta ampun", 'ucap mayang'.
"Terserah mama saya lah Bu, dia mau minjamin atau tidak. Mama saya kan udah bilang, kalau dia tidak ada uang sebanyak itu. Lah ibu malah marah-marah", 'ucap Adzkia lagi'.
"Ibu silahkan keluar dari rumah saya, sebelum saya paksa. Pagi-pagi udah bikin ribut di rumah orang, apa ibu tidak malu?", 'ucap Adzkia lagi'.
"Memang saya sudah mau keluar dari rumah kamu ini, dasar orang pelit", 'ucap Mayang keluar rumah Adzkia dengan bergumam sendiri sembari menghentak-hentakkan kakinya'.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments