Akhirnya hari yang ditunggu pun datang. Killa dengan sangat antusias membuka butiknya dengan rancangan-rancangan yang sudah ia persiapkan sedari masih tinggal di Eropa.
Dengan dibantu oleh anak pak Tarjo yang ternyata sangat cantik, Killa pun menyulap anak pak Tarjo tersebut sebagai model dadakan seketika.
Di tambah lagi dengan tiga karyawan yang ia rekrut melalui situs web yang sengaja ia sebar.
Acara pembukaan butik itupun berjalan lancar. Butiknya langsung diserbu oleh calon pelanggan dan menjadi pembeli tetap di butiknya. Sebab di acara pembukaan butik tersebut Killa memangkas harga yang sebenarnya hingga turun tiga puluh persen.
Tentu, itu akan menjadi harga yang sangat murah, mengingat setiap bahan dan pengerjaan yang begitu detail pada setiap baju yang Killa pamerkan di butiknya.
Bahkan ada seorang wanita muda yang langsung memborong baju-baju limited edition miliknya. Tidak berhenti di situ saja. Bahkan wanita itu langsung membuat kontrak dengan Killa, kalau semua gaun yang akan dikenakannya nanti saat ada sebuah pesta, Killa harus membuatkan wanita itu gaun yang memukau dan hanya satu untuk dirinya saja. Tanpa ada potongan lain yang sama.
Tentu saja hal ini di manfaatkan begitu baik oleh Killa. Wanita yang baru ia ketahui merupakan seorang model itu bisa jadi ajang promosi gratis untuk karyanya.
Memang, jiwa marketingnya tidak pernah pudar begitu saja. Beruntung sekali dulu ia masuk ke bagian pemasaran di sebuah perusahaan ternama di Indonesia. Sehingga membuat Killa cepat tanggap memanfaatkan situasi untuk ia jadian pundi-pundi rupiah.
"Saya sangat tersanjung atas pujian anda, Miss Karlina. Saya juga merasa sangat senang, karena anda sudah mau menjadi pelanggan pertama di butik saya yang kecil ini," ucap Killa begitu merendah.
Padahal yang terjadi sejujurnya bukan karena Killa yang merendahkan dirinya, melainkan wanita muda penuh akan ide cemerlangnya itu tengah meraih hati seorang model yang begitu kagum dengan rancangannya.
"Ah ... ini karena baju yang anda rancang memang sangat memukau, Nona Killa. Saya sangat menyukai potongan serta jahitan yang begitu rapi. Lebih lagi model yang anda buat memang bukan desain sembarangan. Sehingga saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Apa lagi jika saya pakai, begitu terlihat indah." Ujarnya begitu pongah di akhir kalimat.
Killa mengangkat sudut bibirnya. Meskipun di dalam hati mencibir sikap pelanggan butiknya ini, namun sebisa mungkin ia harus bisa menahannya. Sebab wanita yang ada di hadapannya saat ini bisa mengantar brand miliknya mengedar secara luas.
"Itu sudah jelas sekali, Miss Kar. Ah, boleh saya panggil seperti itu? Agar kita terlihat akrab dan tidak canggung? Sehingga di saat saya membayangkan betapa indahnya lekukan tubuh anda, akan tercetus desain yang spetakular hanya untuk anda kenakan. Bolehkah saya lancang seperti itu, Miss Kar?" tanya Killa.
Tidak bisa diragukan lagi sikap Killa yang begitu hebat dalam merayu seseorang. Karena wanita itu sudah kenyang akan asam manisnya kehidupan. Lebih lagi acap kali menempatkan dirinya dan menuntut untuk bisa tanggap dengan kondisi yang selalu cepat tanggap dan bisa cepat mendapat solusi dari kondisi tersebut.
Mendengar pujian yang begitu tinggi akan fisiknya, membuat Karlina begitu terlena dan melambung. Belum pernah ia mendengar pujian yang begitu berkelas seperti ini, selain kata seksi dan cantik.
Jelas saja, dengan penuh kepercayaan dirinya yang semakin meningkat, Karlina mengibaskan rambutnya yang tergerai panjang tersebut ke arah samping dengan menggunakan tangannya. Tidak hentinya bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman. Lalu menatap ke arah Killa yang juga masih melempar senyuman manis dari bibir desainer muda tersebut.
"Anda bisa saja membuat saya melambung, Nona Killa. Meski begitu saya senang mendengarnya," sahut Karlina. "Tentu saja boleh, Nona Kill. Kalau bisa kita menjadi teman dekat." Lanjutnya lagi sambil mengulurkan tangannya pada Killa.
Pun Killa menyambut uluran tangan tersebut, lalu kemudian kedua wanita berbeda ras dan bangsa itu terlihat saling berpelukan.
Sungguh, pembukaan yang menakjubkan dan tidak pernah Killa duga sebelumnya jika banyak yang menyukai baju rancangannya sendiri. Padahal sebelumnya Killa sempat tidak percaya diri dan takut jika rancangannya tidak di terima oleh kalangan yang ada di tempat tinggalnya saat ini.
Menyudahi kegiatannya di butik, Killa menyerahkan urusan butik pada istri dan anaknya pak Tarjo. Lebih-lebih ia sudah mempercayakan Nadia, putrinya pak Tarjo untuk mengunci butiknya nanti. Sebab oa harus menjemput putra satu-satunya di sekolah.
Beruntungnya, Killa menjemput putranya itu tepat waktu. Sehingga Gara tidak lagi menunggu sendirian di sana seperti beberapa hari yang lalu di saat ia sibuk menyiapkan pembukaan butik.
"Hallo, Boy. Udah lama nunggunya, ya?" tanya Killa seolah sedang berinteraksi dengan temannya.
"Enggak kok, Mom. Kan memang jam Fara pulang, ya sekarang ini," sahut Gara begitu senang melihat wajah Mommy-nya yang terlihat semakin cantik di matanya.
"Mommy cantik kalau memakai baju ini," pujinya kemudian yang tidak tahan menyanjung Killa.
"Haish, kamu bikin Mommy malu, Boy." Killa pun menanggapinya seolah ia merasa malu. Sebab putranya itu sangatlah suka melihat dirinya yang tersipu malu akibat gombalan dari Gara.
Putranya ini, jika sudah kenal dekat dengan seseorang dan menganggap orang itu sangat penting baginya, pasti akan sering kena kalimat gombalan darinya. Tidak peduli pria atau wanita.
Gara tersenyum bahagia melihat mamanya yang selalu melempar senyum padanya. Lantas bocah kecil itu meraih tangan Killa, lalu menariknya untuk segera menuju mobil mamanya.
***
Seorang pria dengan setelan jas yang begitu rapi, melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan yang terletak di ujung lorong lantai tujuh ini. Pria itu berjalan tanpa menolehkan wajahnya barang sedikit pun, di kala ada karyawan yang menyapa atau sekedar memberi anggukan kepala padanya.
Sedangkan seorang wanita dengan setia mengikuti langkah kaki bosnya yang jauh lebih lebar darinya. Sehingga membuat waita itu sedikit tergopoh mengimbangi langkah atasannya.
"Pukul berapa kita bertemu dengan Miss Emily?" tanya pria itu lalu membuka pintu ruangannya.
"Tepat pukul dua siang, setelah jam makan siang anda, Tuan," jawab sekretaris pria itu, sembari melihat jadwal atasannya melalui tab pintar yang ada di tangannya.
"Majukan saja. Aku ada janji dadakan di jam tiga." Perintah pria itu yang tidak bisa di bantah sama sekali oleh sekretarisnya.
"Baik, Tuan."
Sang sekretaris hanya bisa menghela napas, melihat tingkah atasannya yang sesuka hati sendiri dalam merubah jadwal. Tidak tahu apa dia kalau menyusun jadwalnya itu merupakan hal yang sangat sulit.
Tidak mau bertambah pusing dan berakhir mendapat amarah dari atasannya, wanita itu pun memilih segera keluar dar ruangan atasannya tersebut.
Sepeninggalan sekretarisnya, pria itu mengeluarkan sebuah foto dari dalam laci meja kerjanya. Di mana di bingkai foto itu terdapat dua wanita muda saling merangkul dan memperlihatkan dua jemari mereka serta tersenyum ke arah kamera. Terlihat begitu cantik dengan dua garis wajah yang berbeda.
"Aku harap sebuah keajaiban itu akan segera muncul, La." Lirihnya sembari menggerakkan jemarinya untuk mengusap permukaam gambar wanita berwajah Asia. Sedangkan yang di sebelahnya wanita berwajah campuran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
semoga Killa ketemu Dadynya Gara🥰🥰🥰
2024-03-13
0
Miss Typo
Alhamdulillah pembukaan butik lancar, semoga sukses Killa
2023-06-05
0
❤⃟ˢ ͪ◦•●◉✿ REMBULAN ✿◉●•◦
siapa pria itu dan siapa yg ada di foto 🤔
2022-11-21
2