Ch. 5. Masa Kelam

Pagi ini Killa tampak disibukkan dengan pendaftaran sekolah Gara. Lebih tepatnya, mengurus kepindahan putranya. Killa sengaja menyekolahkan Gara di tempat yang ada penitipannya sekalian. Karena mama muda itu berniat akan segera memulai karirnya di kota Malang ini. Lebih cepat lebih baik. Sehingga jika ia sibuk, ia bisa menjemput Gara di sore hari tanpa kepikiran siapa yang akan menjaga putranya.

Ingin memperkerjakan orang untuk menjaga Gara di rumah, Killa masih kurang nyaman. Karena banyaknya kasus yang terjadi pada anak yang di asuh oleh neninya dan berakhir dianiaya.

Maka dari itu Killa lebih memilih untuk menitipkannya di sebuah lembaga taman kanak-kanak. Lebih jelas saja jika kalau nanti terjadi sesuatu pada putranya. Meskipun itu bukan yang diharapkan oleh Killa. Namun, apa salahnya mengantisipasi daripada terlanjur terjadi.

Setelah disibukkan dengan segala macam syarat, akhirnya Gara pun bisa memulai sekolahnya pada besok hari. Karena sekarang hari sudah semakin siang, Killa mengajak Gara untuk singah sebentar di rumah makan bernuansa alam. Demi memberi makan perut mereka yang kosong.

"Kamu suka tinggal di sini nggak, Boy?" tanya Killa pada putranya yang sedang sibuk bermain di pinggiran kolam ikan yang ada di dekat meja makan mereka saat ini.

Killa juga lebih suka memanggil putranya dengan sebutan boy, dibanding memanggil namanya. Entah, mungkin panggilan sayangnya terhadap Gara. Lagi pula, Gara juga sangat suka dipanggil seperti itu oleh Killa. Sebab, hanya mamanya yang memanggil Gara dengan sebutan tersebut.

"Suka, Mom. Di sini enak, sejuk. Enggak terlalu bising juga." Jawab Gara sembari menoleh sebentar ke arah Killa, lalu mengalihkan tatapannya kembali ke kolam ikan.

Bocah berusia lima tahun itu bermain dengan ikan yang ada di kolam tersebut. Pun Killa membiarkan sang putra bermain, sambil menunggu makanan yang mereka pesan datang.

Tidak berapa lama pun makanan yang mereka pesan datang. Killa menyuapi Gara hingga makanan yang ada di piring itu habis tanpa sisa. Baru mama muda tersebut menyuap makanannya sendiri ke dalam mulutnya.

Setelah urusan perut selesai, Killa membawa serta merta Gara untuk meninjau lokasi yang bakalan ia pakai buat butiknya.

Meskipun belum mepunyai kenalan orang sini, Killa yakin, jika ia akan dengan cepat mendapat pegawai yang sesuai dengannya. Sebab Killa berencana akan mengunggah lowongan pekerjaan di laman situs web.

Tentu, ia juga akan menerapkan apa saja persyaratan untuk bisa menjadi pegawai di butiknya. Tidak hanya menjual tampang yang good looking saja.

Beruntungnya Gara bukan merupakan anak yang gampang rewel. Bocah laki-laki itu begitu menurut saja dan mengikuti mamanya untuk melihat tempat. Tidak satu kali pun Gara mengeluh capek. Bahkan bocah itu tampak melontarkan beberapa pertanyaan mengenai apa yang baru dia lihat.

Killa bersyukur memiliki Gara di dalam hidupnya. Meskipun kehadiran anak itu sempat membuat Killa merasa terpuruk, tetapi beruntungnya ia bertemu dengan orang yang sangat baik, seperti Jesselyn dan Leonel. Dua pria dengan penampilan yang berbeda itu sudah banyak membantu dirinya dari pertama kali bertemu. Mereka saling bahu membahu menjaga Killa dan anaknya. Tentu, dalam porsi mereka masing-masing.

Tanpa terasa pun matahari sudah bersembunyi dari peradabannya. Killa pun mengajak Gara segera pulang, setelah menandatangani sebuah bangunan yang akan menjadi butiknya.

Akhirnya, uang yang selama ini ia tabung, bisa mewujudkan impiannya yang ingin punya butik sendiri dengan merknya sendiri. Bukan lagi menjadi seorang pegawai kantora seperti dulu, sebelum dirinya bertolak ke Eropa.

Membahas perihal kehidupan di kantor, Killa pun mempunyai trauma tersendiri mengenai lingkup perusahaan.

Sebelum bekerja di Bali, Killa sempat menjadi karyawan di sebuah perusahaan ternama yang ada di ibu kota, Jakarta. Akan tetapi, kehidupannya di sana tidak semulus yang ia bayangkan. Baru pertama mengerti akan cinta, Killa sudah harus menerima kenyataan pahit dikhianati oleh orang yang dia suka.

Sesampainya di rumah, Killa langsung memberdihkan badan Gara lalu menidurkannya di kamar Gara sendiri. Baru setelah itu Killa mulai menaruh lowongan pekerjaan di laman web. Tidak lupa pula wanita itu menaruhnya di laman sosial medianya.

Hampir tiga jam lamanya Killa mengerjakan desain untuk musim panas yang akan datang, wanita itu kemudian memilih menyudahi kegiatannya lalu beranjak ke kamarnya sendiri dan tidur.

***

Keesokan harinya Gara tampak begitu antusias di saat Killa memakaikan seragam untuk sang putra. Anak itu begitu senang. Akhirnya bisa sekolah lagi setelah satu minggu tidak masuk. Dan kali ini suasananya berganti baru, dan juga teman yang baru.

"Boy, ingat ya, nggak boleh nakal duluan. Tetapi kalau ada yang jahilin kamu, enggak apa-apa dibales asal bukan kamu yang memulai duluan." Ingat Killa pada sang putra sebelum melepas putranya itu untuk masuk ke dalam kelas.

"Mommy tenang saja. Gara nggak bakalan memulai duluan, kok." Sahut Gara begitu riang.

"Pinter," puji Killa sembari mengusap kepala Gara penuh dengan kasih sayang.

"Ya sudah, Gara masuk dulu ya, Mom." Pamit bocah bule itu lalu melambaikan tangan ke arah Killa. Pun begitu yang dilakukan oleh Killa.

Setelah mengantar Gara, Killa kembali ke sebuah bangunan lantai dua untuk ia jadikan butik. Setelah mengecek kebersihannya, Killa pun pergi dari sana menuju tempat penjual bahan-bahan kain yang akan ia jadikan gaun atau pakaian santai nantinya.

Wanita itu terlalu sibuk memilah bahan yang menurutnya cocok. Setelah mendapatkan semua bahan yang Killa cari, wanita itu lantas segera menuju ke butiknya. Ia juga sudah memesan alat yang menjadi penunjang pekerjaannya kali ini. Kemungkinan dalam tiga hari ini sudah sampai.

Terlalu larut dalam pekerjaannya, Killa pun sampai tidak sadar jika ponselnya terus saja berdering. Baru deringan yang ketiga, wanita itu menyadarinya.

Tidak langsung menggeser tombol hijau, wanita itu menatap layar ponsel yang menunjukkan siapa yng menelponnya kali ini.

Bahkan, sangking terkejutnya Killa sampai-sampai hampir tidak menjawab telepon dari seseorang tersebut.

Dengan tangan yang gemetar, serta pikiran yang mulai carut marut, dan juga ingatan di masa lalunya kembali berputar, Killa pun memberanikan diri menjawab panggilan dari seseorang tersebut. Beruntungnya dering itu belum terputus.

"H-halo," sapa Killa dengan suara yang gemetar.

"Hallo, Kill. Kamu di sana?" Sahut seseorang yang ada di seberang sana. Memastikan jika memang yang menjawab telepon darinya itu Killa.

"Iya, ini aku." Jawab Killa dengan nada yang sulit diartikan.

"Apa itu artinya kamu sudah pulang? Kenapa enggak kasih labar dulu kalau mau pulang? Kan aku bisa siapain semuanya." Ujar seseorang yang ada di balik telepon.

Lidah Killa menjadi kelu seketika. Ingin menjawabnya, tetapi ia terlalu kecewa pada orang itu.

"Apa itu penting untukmu?" tanya Killa kemudian. Matanya mulai basah, mengingat kenangan yang terjadi di antara mereka, dulu.

Terpopuler

Comments

Miss Typo

Miss Typo

siapa ya yg tlpn Killa apakah sang mantan

2023-06-05

0

π!!

π!!

mantan pacar Killa kah yang telpon

2022-11-30

0

𝐂𝐋𝐈𝐅𝐅💋🅁🄸🄽🄰👻ᴸᴷ

𝐂𝐋𝐈𝐅𝐅💋🅁🄸🄽🄰👻ᴸᴷ

siapa yg tlp?

2022-11-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!