Gadis langka.

🌾🌾🌾🌾🌾

.

.

"Mau sampai kapan aku seperti ini? Semakin ke sini Izora bertambah tidak mengerti aku. Dia selalu memikirkan karier nya. Lama-lama aku jadi bosan." Pria tersebut menguyar rambutnya karena terkadang dia menjadi laki-laki bodoh yang mau di setir oleh tunangannya sendiri.

Tidak mau ambil pusing, Alvaro kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda beberapa saat. Sudah tiga hari ini dia menyelesaikan pekerjaannya sendirian karena sekertaris pribadi yang biasa membantunya sedang libur karena ayahnya sedang sakit.

Sampai jam setengah enam sore Varo baru keluar dari perusahaannya. Sedangkan para karyawan sudah pulang lebih dulu dari pada bos mereka. Dengan tubuh lelahnya Pria tersebut keluar dari lift khusus di iringi langkah pelan tidak seperti saat datang yang begitu semangat karena masih pagi.

Lalu tiba di dekat mobilnya Nando langsung masuk dan menjalankan mobil Lamborghini keluaran terbaru berwarna biru tua. Khas warna yang banyak di sukai oleh para kaum Adam.

Saat sedang mengendarai mobilnya. Pandangan mata Varo melihat sosok gadis yang sedang memberikan bungkusan pada beberapa orang anak di pinggir jalan.

"Bukannya dia gadis pengantar kopi?" ternyata nama Ana sudah di ubah oleh Alvaro menjadi gadis pengantar kopi.

"Sedang apa dia?" begitu melihat Ana, Pria tersebut langsung memberhentikan mobilnya tidak jauh dari sana dan memperhatikan apa yang sedang gadis itu lakukan.

"Apa dia sedang memberikan makanan pada anak-anak itu? Jika dia sendiri susah kenapa malah membantu orang lain?" terus bertanya-tanya sebelum dia keluar untuk bertanya sendiri setelah Ana meninggalkan tempat tersebut.

"Permisi adek-adek, apa kakak boleh bertanya?" sapa Varo dengan sopan meskipun sedang berbicara dengan gelandang.

"Iya, Om, Om mau bertanya apa?" anak-anak yang masih berumur mungkin sekitar sepuluh, sembilan dan sebelah tahun itu menyebut Alvaro dengan sebutan Om. Mereka berjumlah lima orang dan dua di antaranya adalah perempuan.

"Om! Bukan Om, tapi pangil Kakak saja seperti kalian memangil gadis tadi." saat Ana pergi dari sana para anak-anak tersebut memang menyerui dengan sebutan kakak.

Maka dari itu Alvaro bisa mendengar mereka menyebut Kakak.

"Maksud Kakak, apa Kak Ana?" tanya anak yang lebih besar diantara yang lainnya.

"Iya betul Kak Ana maksudnya. Apa kalian sudah lama mengenalnya? Dan maaf barusan Kak Ana memberi kalian apa?" sambil melirik bungkusan di tangan mereka.

"Ini makanan, setiap sore Kak Ana memang selalu memberikan kami makanan. Kami sudah mengenalnya sudah lama." yang di jawab beberapa orang langsung.

Menyebutkan sosok Ana memang suatu kebagaan bagi anak-anak itu, karena Ana sangat baik pada mereka.

"Apa tiap sore?" Varo mengulangi ucapan anak-anak itu. Sungguh dia hampir tidak percaya bila Ana sebaik itu.

"Iya tiap sore Kak Ana selalu berbagi makanan dengan kami."

"Tiap sore? Em... Apa kalian tahu Kak Ana kerja apa?" Pria itu senjaga bertanya seperti itu, takutnya mereka tidak tahu kalau Ana hanya bekerja sebagai tenaga kebersihan.

"Tahu, Kak Ana bilang dia bekerja di perusahaan besar yang bos nya sangat tampan. Tapi dia hanya bekerja sebagai...  sebagai tukang sapu.' Aku benar kan?" kembali bertanya pada para teman-teman nya. Takutnya salah bicara.

"Lalu apa alasan dia memberikan kalian makanan setiap sore?" semakin penasaran dengan sosok Ana. Sedangkan kata-kata bos tampan langsung di selip nya di dalam hati yang sedang berbunga-bunga. Walaupun Varo sendiri tidak tahu bos yang di maksud dia atau kepala HRD di perusahaannya. Tapi yang jelas Pria tersebut sangat senang mendengar nya.

"Tidak ada alasan, kata Kak Ana kita memang harus saling berbagi." menjawab seperti apa yang Ana sampai kan pada mereka.

"Benarkah? Hem... Kalau begitu terimakasih kalian sudah menjawabnya, dan ini ada uang untuk kalian, di bagi dengan rata ya. Kalau begitu kakak permisi dulu." Alvaro kembali lagi masuk kedalam mobilnya setelah memberikan beberapa lembar uang kertas, karena dia ingin mengikuti Ana yang tadi terlihat hanya berjalan kaki.

"Gadis yang langka. Aku benar-benar tidak menyangka masih ada gadis yang memiliki hati tulus seperti dia. Ana... kenapa aku jadi penasaran ya dengan gadis itu." Varo kembali menjalankan mobilnya berharap masih bisa melihat Ana. Namun, sudah hampir sepuluh menit dia tidak menemukan sosok gadis yang di cari.

"Ah sial! Kenapa dia cepat sekali menghilangnya? Apa jangan-jangan dia menaiki mobil. Tapi sepertinya tadi tidak ada kendaraan umum yang berhenti di dekat sini." mengumpat kesal dan melihat kearah kiri-kanan mobilnya. Mana tahu Ana berada di warung yang ada di pinggir jalan di sekitarnya.

"Ck, tidak ada juga!" tidak dapat menemukan Ana. Alvaro kembali menjalankan kendaraannya membelah jalanan ibu kota yang terlihat semakin ramai.

Sedangkan Ana gadis yang di cari sudah tiba di rumahnya yang tidak jauh dari tempat anak-anak tadi.

'Huh.. enak nya." ucap Ana membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang berukuran sedang.

"Semoga saja suatu saat ada seorang pangeran kaya dan tampan yang datang langsung mengajak aku menikah, tidak perlu bertunagan lagi. Maka aku ingin membangunkan sebuah panti asuhan untuk adik-adik yang tidak memiliki orang tua dan keluarga seperti diriku." bergumam sebelum memejamkan matanya karena sudah lelah bekerja seharian.

***********

Tiiin...

Alvaro membunyikan klakson mobil begitu sampai di depan rumah mewah berlantai tiga. Lalu langsung berjalan masuk yang di sambut oleh beberapa orang pelayan dengan sopan.

"Selamat sore Tuan muda." sapa seorang pelayan perempuan yang setengah baya sambil mengambil tas kerja di tangan Alvaro. Saat ini Varo memilih duduk di sofa yang ada di ruangan keluarga.

Tap...tap...

Suara langkah kaki terdengar mendekat kearah nya, hanya saja pria itu memilih memejamkan mata dan tidak ingin tahu siapa orang tersebut.

"Varo! Bagaimana dengan harimu di perusahaan sayang?"

Mendengar suara neneknya membuat Varo membuka mata dan melihat kearah sang nenek. Lalu dia pun menjawab pertanyaan itu.

"Seperti biasa, Nek. Memangnya mau seperti apa lagi bila tidak di sibukkan dengan tumpukan dokumen." menjawab acuh karena dia tahu bukan itu tujuan neneknya bertanya.

"Ya, ya! Kamu pasti sudah tahu Nenek ingin menanyakan apa 'kan," seru wanita yang sudah termakan usia tersebut.

"Nek... ayolah jangan menanyakan kapan Izora kembali. Aku sendiri pusing Nenek tanya setia aku pulang bekerja. Lagian Nenek tidak perlu khawatir, kami pasti akan menikah."

"Nenek ini sudah tua Alvaro. Nenek ingin sebelum meninggal melihat kalian berdua menikah."

"Bu... sudahlah jangan desak Alvaro terus-menerus! Biarkan dia menentukan kapan mereka akan menikah." ucap laki-laki yang baru saja datang dari luar bersama istrinya.

Pasangan itu adalah kedua orang tua Varo.

"Ayah, ibu! Kalian sudah kembali." Varo langsung berdiri menyambut orang tuanya yang baru kembali dari luar negeri.

"Iya kami sudah kembali, bagaimana kabar mu Nak?" tanya Ayah Varo yang bernama Martin.

"Kabar aku baik bagaimana juga kabar kalian berdua? Mengapa tidak memberitahu lebih dulu agar aku bisa menjemput ke bandara?"

"Kabar kami juga baik, ibu mu yang tidak boleh memberitahu kalian. Biar menjadi kejutan." jawab Martin ikut duduk di samping putra sulungnya setelah menyalimi ibu nya lebih dulu, dan hal yang sama juga di lakukan oleh Serli ibu kandung varo.

Alvaro adalah anak sulung yang masih memiliki satu orang adik perempuan yang masih kuliah. Jarak keduanya terpaut enam tahun.

"Varo... katakan pada Izora kalau Nenek sangat merindukan nya." ucap wanita tua itu sebelum dia berdiri dan meninggalkan tempat tersebut.

"Bukannya Nenek punya nomor Zora? Nenek Telepon sendiri aku malas." tolak pemuda itu yang sangat pusing bila sudah membahas tunangannya.

Terpopuler

Comments

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

maaf, baru nengok lagi ☺

2022-11-02

2

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

berasa tua ya di panggil Om 😜

2022-11-02

1

Seuntai Kata

Seuntai Kata

Semangat terus Kak Zainab 😘😊

2022-10-31

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 61 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!