Barista.

🌻🌻🌻🌻🌻

.

.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya membersihkan ruangan lantai satu, tepatnya dekat lift khusus bagi petinggi perusahaan. Ana kembali lagi membersihkan lantai lainnya. Para karyawan pun sudah mulai berdatangan. Tati tetap saja kalau pegawai Clening Servis akan bekerja sampai waktunya pulang. Mereka akan istirahat di saat haus ingin minum dan pada saat jam makan siang.

"An, di lantai satu apakah sudah beres semuanya?" tanya seorang perempuan dari arah belakang gadis tersebut. Sehingga membuat yang di tanya langsung menoleh karena sudah hapal dengan suara seniornya.

"Sudah beres semuanya, Kak. Ini adalah yang terakhir. Sisanya hanya membersihkan bagian toilet di lantai dua puluh tujuh." menjawab dengan sopan dan detiel. Seniornya ini sangat galak, tidak pernah suka dari awal Ana bekerja di perusahaan Ravindra Company. Sebab menurut mereka, Ana sudah mengalihkan para kaum Adam dari mereka semua.

Entah apa salah gadis tersebut sehingga banyak sekali pegawai perempuan yang tidak menyukainya. Padahal selain rajin bekerja, Ana adalah gadis sopan, ramah dan tidak pelit bila memiliki makanan yang di bawanya dari rumah.

"Kalau begitu setelah ini Kau periksa lagi lantai lainnya. Jangan sampai ada yang terlewatkan. Apa kau paham!" berkata penuh penekanan, karena memang itulah pekerjaan para seniornya.

"Baik kak setelah ini Saya akan kembali memeriksa lantai lainnya." Ana yang tidak pernah membantah menjadi sasaran empuk bagi senior yang malas bekerja.

"Bagus! Ingat ya toilet di lantai dua puluh tujuh, juga harus Kau kerjakan sebelum jam makan siang." ucap wanita itu yang ingin tertawa di dalam hatinya karena membersihkan toilet di lantai dua puluh tujuh adalah pekerjaan nya.

"Iya Kak, Saya mengerti! Nanti setelah memeriksa di bagian lantai lain, Saya akan langsung membersihkan nya." sambil menundukkan kepala karena wanita yang di panggil Kakak oleh nya meningalkan tempat tersebut.

"Huh! Sabar, sabar, An. Aku bisa saja berhenti bekerja dan mencari pekerjaan lainnya. Tapi bila keluar dari sini, maka aku tidak bisa lagi melihat Tuan muda secara langsung, meskipun hanya bisa melihat dari jarak jauh." mengelus dada karena terkadang Ana merasa lelah di manfaatkan oleh para senior yang lebih dulu bekerja di perusahaan tersebut daripada dirinya.

Tidak banyak bicar Ana pun pergi dari lantai satu ke lantai lainnya. Jangan lupakan di tangan gadis muda itu membawa lap untuk kaca dan juga sapu buat membersikan lantai. Terkadang meskipun paginya sudah di bersihkan, tapi masih ada pihak yang tidak menjaga kebersihan. Sehingga lantai kembali kotor, entah itu dari minuman atau benda lainnya.

"Agh... rasanya lelah sekali! Semagat tingal membersihkan toilet di lantai dua puluh tujuh. Setelah itu aku boleh istirahat." keluh Ana pada dirinya sendiri.

Dari sekian banyaknya pegawai kebersihan yang perempuan. Ana hanya berteman dengan satu orang. Tapi sudah beberapa hari ini temannya itu tidak masuk kerja, karena ibunya sedang sakit.

Makanya tidak ada yang menolong Ana saat untuk melawan perintah dari seniornya. Biasanya teman Ana lah yang membantah dan dia tidak segan-segan melaporkan mereka pada atasan.

Jam pun berganti dengan cepat. Tidak terasa Ana baru selesai membersihkan toilet nya lima menit sebelum jam makan siang. Itu artinya waktu Ana istrirahat juga sudah tiba.

Lalu Ana pun kembali keruang istirahat khusus bagi pegawai rendahan seperti dirinya yang terletak tidak jauh dari dapur perusahaan. Setelah membersihkan tangan dan kaki, wanita tersebut mengambil tempat bekal makan siang, karena dia memang jarang membeli seperti teman-teman nya.

Meskipun baru berumur sembilan belas tahun. Tapi Ana memiliki pikiran seperti orang dewasa pada umumnya. Dia selalu irit bila masalah keuangan karena sadar diri bila dia jatuh sakit. Maka tidak ada tempat untuk meminta. Jadi tidak heran bila Ana selalu berpenampilan seadanya.

"Ana Kau di panggil oleh Barista." ucap laki-laki yang juga menjadi Cleaning Servis sama seperti dirinya.

"Ada apa?" Ana menyimpan kembali wadah bekal tadi kedalam tas ransel miliknya.

"Entahlah, paling juga seperti biasa menyuruh Kau mengantar kopi para staf yang malas datang kemari." jawab Pria tersebut yang sudah bisa menebak.

Selain para senior kebersihan yang memanfaatkan tenaga Ana. Masih ada juga beberapa orang lainnya termasuk Barista yang bertugas membuat kopi untuk seluruh karyawan dan juga CEO. Tapi, biasanya bila untuk pimpinan akan ada sekertaris nya langsung yang akan datang dan membuatnya sendiri.

"Hem baiklah aku ke sana dulu, terimakasih!" dengan langkah masih lelah, Ana berjalan masuk ke dapur bersih untuk menemui orang tersebut.

"Tok..

Tok...

"Permisi! Apa Kakak mencari Saya." ucap gadis itu mengetok pinggiran pintu, walaupun pintunya tidak pernah di tutup bila saat jam kerja.

"Iya, tolong Kau antarkan kopi ini kelantai paling atas. Yaitu kantor Presdir." titah wanita tersebut menyodorkan tiga gelas kopi yang sudah dia siapkan.

"Apa! Apa Saya tidak salah dengar?" jantung Ana langsung berdebar-debar hanya mendengarkan nama kantor Presdir saja.

"Iya betul kantor Presdir. Sekertaris nya sedang keluar. Jadi tolong Kau yang antarkan kesana. Tapi ingat berlakulah dengan sopan. Saat berhadapan dengannya jangan sampai Kau mengangkat kepala"

"Tapi... Kak---"

"Sudah! Tidak ada tapi-tapian! Cepat antarkan kopinya sekarang juga. Jangan sampai Tuan muda marah karena Kau yang banyak bicara." menyela dengan cepat seolah-olah dia adalah atasan gadis itu.

Dengan terpaksa Ana pun pergi kelantai paling atas untuk mengantarkan kopi pada Pria pujaan hatinya. Andai saja tidak takut kena marah. Mungkin kopi yang di bawanya sudah tumpah dari tadi.

"Tenang, tenang! Tarik nafas panjang, lalu hembuskan dengan perlahan. Jangan grogi! Anggap saja aku sedang mengantarkan kopi buat pak Satpam yang berjaga di depan." terus saja mengatur nafasnya agar si jantung bisa berdetak dengan setabil. Sambil mengingat wajah penjaga keamanan yang sudah berumur kira-kira empat puluh tahun keatas.

Benar saja, tiba di lantai paling atas. Debaran pada jantung Ana sudah kembali normal. Berkat membayangkan wajah si Satpam yang di penuhi oleh kumis tebal.

Saat hampir tiba di depan pintu ruangan CEO. Sekertaris perempuan nya baru saja kembali dari pertemuan sekalian makan siang dengan rekan bisnis dari perusahaan Revindra Company.

"Apa kopi yang Kau bawa buat Tuan Presdir?"

"Iya Kak kopi ini untuk Tuan Presdir." jawab Ana juga memanggil Kakak, karena umur wanita itu lebih tua darinya. Mungkin pegawai yang paling muda adalah Ana sendiri. Kalau pegawai lainnya rata-rata sudah berumur dua puluh tahun.

"Baiklah, kalau begitu silahkan masuk, biar Saya beritahu Tuan Presdir." wanita yang terlihat sangat modis sesuai jabatannya itu pun berdiri lalu mengetok pintu ruangan sang CEO beberapa kali.

Tok...

Tok...

"Masuk!" perintah Presdir dari dalam.

"Maaf Tuan muda, ini ada pegawai yang mengantar kopi pesanan Anda."

"Iya suruh langsung masuk!"

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

anita

anita

anaaa ...awas jantung kamu lompat n nyemplung ke kopi,,bisa2 jntungmu kminum presdir..

2023-06-07

1

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

masuk ke hatinya🤣

2022-11-01

0

Mamie Sekar (AsK)

Mamie Sekar (AsK)

keren beb udah 3 punya anak, semangat ye, ku lempar kopi biar melek 😘

2022-10-29

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 61 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!