Part 5 : ENOAC

Matahari kian terik memancarkan pesonanya. Sama halnya dengan pria-pria tampan yang perlahan keluar dari mobil mewah di depan hotel yang berdekatan dengan pelabuhan Nagasaki.

Mereka adalah rombongan Alan Aprilio Domenico. Dalam waktu hampir 4 jam, akhirnya mereka menginjakkan kaki di kota Nagasaki. Dan saat ini mereka lebih memilih beristirahat di hotel selama beberapa jam ke depan.

Para wanita sudah menyusun rencana untuk melakukan perjalanan sebentar di kota Nagasaki sebelum mereka pergi ke kapal. Apalagi mereka akan mengadakan pesta sekaligus meeting untuk Alan di kapal tersebut pada pukul tujuh malam dan dilanjutkan dengan keberangkatan mereka pada pukul sepuluh malam.

Alan berjalan masuk ke hotel dengan penuh karisma. Banyak wanita yang melirik ke arahnya. Namun Alan tidak peduli dengan mereka semua. Bahkan wanita yang dibawa oleh Steven dan Rojer juga nampak berbisik dan menatap kagum ke arahnya.

"Astaga... ternyata benar berita yang beredar. Tuan Alan benar-benar sangat tampan," bisik Chizu pada Naomi.

"Benar, Kak. Dia sangat tampan. Tapi sayang, kata publik dia itu gay," balas Naomi yang juga berbisik dan pelan.

Chizu memukul lengan Naomi sebelum berkata, "Jangan bicara sembarangan. Hal itu tidak benar asal kau tau."

"Kakak kok bisa bilang gitu. Hah? Apa jangan-jangan Kakak pernah coba?!" seru Naomi yang malah membuat seseorang di depan mereka berhenti dan semua orang menatap mereka penuh selidik dan ancaman.

"Apa yang sudah kakakmu coba?" tanya Rojer pada Naomi dengan tajam.

"Ah... itu—" ucapan Naomi terputus karena Chizu segera membekap mulut Naomi yang bisa saja berkata jujur.

"Itu tidak penting, Sayang. Sebaiknya kita lanjutkan perjalanan ke kamar untuk istirahat. Tuan juga pasti sangat lelah kan?" tutur Chizu dengan lembut sambil merangkul dan mengelus punggung tangan suaminya.

"Iya benar. Benar-benar buang waktu untuk berhenti hanya karena kebisingan yang dibuat oleh seorang wanita," timpal Alan yang menatap jengah wanita-wanita itu. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya karena ia benar-benar lelah duduk di kursi penerbangan.

Sedangkan Naomi mengerucutkan bibirnya setelah dilepaskan dari bekapan Chizu. Ia sebenarnya sedikit terkejut. Apalagi ia baru menyadari sosok yang tidak asing sedang menatapnya.

"Jelaskan padaku sebenarnya apa yang pernah kau coba," bisik Rojer dengan penuh penekanan pada istrinya. Ia sungguh penasaran karena tadi ia sempat mendengar sekilas bisikan dari istrinya yang mengatakan bahwa Alan sangat tampan. Dan itu tentu saja membuatnya cemburu.

"Tentu saja mencoba makan nasi goreng buatan kamu, Sayang. Apalagi?" kilah Chizu karena merasa terancam.

"Kita bicarakan di kamar saja nanti. Kau tidak pandai berbohong," putus Rojer seraya merangkul istrinya mengikuti langkah yang lainnya.

"Ini semua karenamu!" ucap Chizu tanpa suara dengan menatap tajam adiknya. Naomi hanya tersenyum canggung untuk menyikapi sikap Chizu yang emosi karena mulutnya.

Jika keluarga Rojer sangat berisik bagi Alan. Maka tidak untuk wanita yang dibawa oleh Steven. Bahkan Steven tampak diam saat di samping wanita itu. Sangat berbeda dengan karakter aslinya yang tidak bisa diam.

Alan sudah mendudukkan tubuhnya pada sandaran ranjang setelah mereka memasuki kamar masing-masing.

Namun Alan tidak sendiri di sana. Ia bersama dengan Eiden yang nampak memindai beberapa kertas.

"Jam berapa kita berangkat ke kapal?" tanya Alan.

Eiden mengalihkan pandangannya pada Alan dan berkata, "Jam tujuh malam nanti, Anda akan melakukan meeting bersama para kolega yang sudah di undang."

"Hanya meeting kan? tidak ada yang lain?" tanya Alan lagi untuk memastikan sesuatu.

"Sekaligus mengadakan pesta kecil untuk menyambut keberangkatan kita dan—" jawabnya terputus sebelum ia menjelaskan semuanya.

"Kita katamu?!" seru Alan yang nampak kesal.

"Itu kalian saja yang mau. Aku tidak! Ck, kalian ini mengapa harus mengadakan pesta seperti itu. Belum cukupkah kita singgah lagi di hotel hanya untuk tour di Nagasaki selama beberapa jam kedepannya? Seharusnya kita langsung ke kapal saja dan menunggu di sana? Bukankah ini sama saja membuang-buang uang?" tambah Alan dengan nada sinis pada Eiden.

Eiden mengernyitkan keningnya bingung saat mendengar kalimat terakhir Alan. Ia merasa tidak percaya dengan ucapan Alan barusan. Lantas ia berkata, "Apa Saya tidak salah dengar, Tuan? Anda memikirkan masalah uang? Sungguh hal konyol, Tuan."

"Kalian itu memang menghambur-hamburkan uangku. Mentang-mentang aku membiarkan kalian untuk menaiki kapal pesiarku, kalian malah makin ngelunjak," seru Alan dengan tajam.

"Maaf, Tuan. Saya tidak termasuk mereka yang ingin naik kapal Tuan. Mereka yang Anda maksud itu cuma untuk si Robert dan Steven. Jadi marah saja pada mereka," ucap Eiden santai karena sudah terbiasa dengan sifat tuannya.

"Jangan marah, sayang. Ini semua juga untuk kita bersenang-senang bersama di kapal pesiarmu. Ck, seharusnya kau mengatakan seperti itu padanya, Eiden!" sahut seseorang dari arah pintu yang sudah terbuka dengan nada mengejek.

"Ck, kau rupanya, Steven." Eiden segera melemparkan sebuah buku yang mampu mengenai kepala sosok tersebut.

"Eiden... kau kurang ajar sekali. Aku baru datang dan kau malah menganiaya diriku," rintih Steven yang masih mengenakan setelan jas putihnya seraya mengusap kepalanya yang tampak memerah.

"Kau bisa mengobati dirimu sendiri, Stev. Lagipula kenapa kau datang ke sini? Bukankah seharusnya kau bersenang-senang dengan wanitamu itu?" tanya Eiden.

"Aku hanya ingin melihat apa yang dilakukan sepasang kekasih di kamar berdua seperti ini. Ck, tapi ternyata, kalian malah menggosipkan aku dan Rojer. Ah... Tuan Al yang terhormat, seharusnya kau jangan mengeluh. Sesekali kita merayakan pesta untuk hari ulang tahunmu bukan? Ini juga sebagai wujud kebahagiaan kita atas keberhasilanmu memenangkan tender yang kita jalani selama beberapa bulan di Jepang," ucap Steven panjang lebar. Ia berjalan mendekat ke arah Alan.

Plak! Steven malah tersungkur ke lantai karena mendapatkan pukulan dari Alan.

"Kau tega sekali, Al. Belum reda sakit yang Eiden berikan karena melemparku dengan buku tebal, sekarang kau malah memukulku. Akh... seharusnya kau membelaku dan memarahi Eiden," keluh Steven yang malah dihadiahi tatapan tajam dari Alan.

"Aku malah curiga kalau sebenarnya kau yang menyebarkan rumor buruk tentangku," ucap Alan yang membahas topik lain.

"Kau ini bicara apa? Kita bahas masalah apa, kau malah membahas yang lain." Steven segera berdiri sedangkan Eiden memilih untuk kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa menimpali perseteruan antara Tuan dan sahabatnya itu.

"Bukankah tadi kau mengejekku dan Eiden seolah sepasang kekasih?" ucap Alan dengan nada tak suka.

"Oh... maaf, Bro. Tadi aku cuma bercanda. Oh... ayolah jangan dianggap serius. Lagipula tidak mungkin jika aku yang menyebarkan rumor itu. Aku kan dokter pribadimu. Aku jelas tau jika kau normal. Meskipun aku belum membuktikannya," tutur Steven sambil tersenyum manis dengan kata terakhir yang direndahkan.

"Kurang ajar kau! Bercandamu tidak lucu! Lebih baik kau pergi jika tidak ada yang penting yang ingin kau bicarakan!" usir Alan yang nampak emosi karena telinga tajamnya masih bisa mendengar kata terakhir yang diucapkan sahabat sekaligus dokter pribadinya itu.

"Jangan kau usir dulu. Aku—"

"Eiden, bawa orang ini keluar. Aku ingin istirahat. Sudah cukup dia membuatku pusing dengan tingkahnya," perintah Alan yang diangguki oleh Eiden.

Eiden menarik Steven keluar meski Steven memberontak. "Lepaskan aku, bodoh. Aku membawa berita penting," ucap Steven.

"Berita apapun itu, sebaiknya nanti saja kau ucapkan. Kali ini kau sangat mengganggu Tuan," jawab Eiden seraya pergi meninggalkan Steven di depan pintu Alan yang sudah pasti di kunci oleh sang pemilik ruangan.

Steven memilih pergi dari tempat itu dengan sedikit meringis karena luka yang ia dapatkan. "Sebetulnya memang tidak ada berita penting yang kubawa untuknya. Ck, padahal aku hanya ingin menjahilinya saja karena mulutku sungguh terlalu kaku tak bisa bicara saat berada di samping Maudy," batinnya.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤ🍀⃟ꮓ𑜼ꭼ

🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤ🍀⃟ꮓ𑜼ꭼ

Ya Elah.. tampan tampan pecinta batang.. 😭😭 semoga g bener...

2022-12-20

1

🍾⃝ͩғᷞʟͧᴏᷠɴͣ🦚⃟🎮

🍾⃝ͩғᷞʟͧᴏᷠɴͣ🦚⃟🎮

kenapa nemuin kaum pelangi di cerita ini 🤧

2022-12-20

1

🍾⃝🦚ʜαͩmᷞιͧδαᷠʜͣᵇᵃˢᵉ༄

🍾⃝🦚ʜαͩmᷞιͧδαᷠʜͣᵇᵃˢᵉ༄

di luar negeri emng gitu yg ganteng kebanyakan suka terong 😭😭😭

2022-12-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!