Part 4 : ENOAC

Fuji sudah selesai memakan sarapannya. Bahkan ia sudah tertidur lagi hingga menjelang siang. Ia terbangun karena ketukan dari pintu kamarnya yang sudah terbuka lebar.

Fuji mendudukkan dirinya di sandaran ranjangnya. Melihat sosok yang sedang berdiri di dekat pintu dengan menopang kedua tangannya di depan dada.

Sosok itu menatap sinis ke arah Fuji seraya berkata, "Kau harus segera bangun, Tuan Putri. Waktu bermimpi Tuan Putri sudah habis."

Fuji hanya memiringkan senyumnya melihat sikap wanita yang selalu lembut ketika di depan Eiji. Ia sudah menebak kalau wanita yang bernama Ayumi ini hanyalah seorang ja-lang bermuka dua.

Ayumi tidak mendapat respon dari Fuji. Ia menatap Fuji yang terlihat sangat tenang meski dengan senyum miring yang dilayangkan padanya.

Ayumi berjalan beberapa langkah lebih dekat. "Jangan bersikap seperti ratu di sini. Karena sebentar lagi, kau akan pergi dari rumah ini setelah semua harta Alice jatuh ke tanganku. Kau harus sadar diri. Kau itu hanya alat," ungkapnya berusaha menyadarkan Fuji dan membuat Fuji marah. Namun reaksi Fuji tidak sesuai yang ia harapkan.

Fuji tetap diam dan menatapnya muak. Padahal Ayumi bermaksud membuat Fuji menyerangnya seperti biasanya. Lalu menyalahkan Fuji di depan Eiji. Hingga Eiji kembali menghukum Fuji seperti kejadian beberapa hari yang lalu.

"Sudahlah, Nenek Sihir. Sebaiknya kau pergi dari kamarku. Aku sungguh muak melihatmu. Kuman menjijikan," usir Fuji sambil mengibaskan tangannya.

"Kau!" bentak Ayumi.

"Sungguh tidak sopan berteriak di kamar milik orang lain. Apalagi orang itu adalah alat yang kalian gunakan untuk mendapatkan harta. Apa katamu tadi? Aku harus sadar diri? Heh, bukankah kau dan Eiji yang tidak tau diri? Dasar ***-***," kata Fuji dengan sarkas. Ia menyebut ayahnya dengan nama karena ia sudah merasa tak pantas untuk menghormati mereka yang hanya menjadikannya alat.

Ayumi mengepalkan kedua tangannya kesal. Ia menatap nyalang ke arah Fuji. Hingga membuat Fuji berkata, "Kenapa? Kau marah? Adukan saja pada Eiji. Bukankah kau sudah sering membuat pentas drama di depannya sejak aku masih kecil? Pergilah sana! Kau mengganggu penglihatanku."

"Cih, kalau bukan karena Eiji yang memintaku memberitahu kau agar bersiap-siap untuk acara pernikahanmu, kau pikir aku akan sudi menginjakkan kakiku ke sini?" balas Ayumi sambil menunjuk Fuji. Kenyataannya, dia yang ingin ke kamar Fuji dan mengambil alih tugas yang diperintahkan Eiji pada pelayan untuk meminta Fuji bersiap. Ia pikir bisa bermain-main sedikit dan menghibur diri dengan merendahkan Fuji. Namun ternyata, semuanya tidak sesuai dengan prediksinya.

"Kenapa? Bukankah tidak ada gunanya kau datang ke sini? Oh... atau kau ingin bersikap sebagai ibu tiri yang baik dengan memanggil anaknya untuk bersiap di hari pernikahannya? Haha—ha... kau sungguh konyol, Ayumi. Kenapa tidak kau saja yang menikah dengan Tuan Max, kalau kau seantusias ini?" sarkas Fuji memindai penampilan Ayumi dari atas sampai bawah yang tampak rapi dengan gaun pesta yang dipakainya.

"Kau pikir, kau siapa? Aku antusias bukan karena bahagia untuk pernikahanmu. Tapi aku antusias untuk menyambut semua kekayaan yang akan mengalir padaku nanti. Oh... sekaligus menyambut penderitaanmu. Hahaha," jawab Ayumi seraya tertawa.

"Kau pikir aku selemah itu? Hingga kalian bisa membuatku menderita? Sepertinya, kau yang lupa siapa aku. Haruskah aku ingatkan tentang aku yang sebenarnya?" ucap Fuji menaik turunkan alisnya meminta pendapat.

"Memangnya kau siapa? Ha?! Kau hanya tikus kecil yang kabur dan akhirnya tertangkap meski memakan waktu yang lama. Tapi setelah ditangkap, tikus kecil ini malah diberikan pada kucing besar yang siap menyantapnya lamat-lamat. Huh... sungguh ironi nasibmu," jawab Ayumi memandang Fuji jijik seolah telah melihat tikus kecil yang menjijikan.

Ayumi sekarang bisa menatap remeh Fuji saat melihat lawan bicaranya itu cukup lama menjawabnya hingga tersita kesunyian diantara mereka. Namun suara tawa Fuji tiba-tiba memenuhi kamarnya.

Fuji berdiri dan lantas pergi mengambil sesuatu di balik nakasnya. Sedangkan Ayumi hanya melihat Fuji dengan raut wajah bingung.

Tidak lama kemudian, Fuji mengeluarkan barang yang ia ambil. Dan...

Sring! Srek! (Bunyi besi yang saling bergesekan)

Melihat hal itu, Ayumi melebarkan matanya terkejut. Bagaimana mungkin Fuji mengeluarkan katana dari sarungnya. Ia benar-benar tidak menyangka jika Fuji memiliki sebuah katana di kamarnya. Bahkan sekarang, Fuji mengarahkan katana itu ke lehernya.

"Kau benar-benar lupa siapa aku, Nenek Sihir. Baiklah akan aku ingatkan—" putus Fuji seraya berjalan lebih mendekat hingga jaraknya dengan Ayumi hanya sebatas setengah meter.

"Baiklah, biar 'ku perkenalkan kembali. Mungkin kau memang tidak mengenalku dengan baik," sambungnya dengan nada rendah dan penuh penekanan.

Tangan kanan Fuji yang memegang katana makin mendekat hingga menyentuh kulit leher Ayumi.

Deg! Jantung Ayumi berdetak kencang. Ia bahkan bisa merasakan dinginnya katana yang siap menyayat lehernya hingga mati. Mulutnya sudah terkunci. Ia tak mampu menyanggah apapun yang dikatakan Fuji. Karena yang sekarang ia harapkan adalah kehadiran Eiji yang sialnya sedang pergi menemui Tuan Max tanpa ia ketahui.

"Perkenalkan, namaku Fuji Chisako Orochi. Putri satu-satunya keturunan dari Eiji Orichi. Kau tau apa artinya? Itu artinya aku memiliki sifat yang diturunkan dari baji-ngan itu, yang sialnya adalah ayahku," ucap Fuji menatap tajam Ayumi.

"Bukankah Eiji Orichi sering memainkan katana seperti ini? Jadi kau tak perlu ragu padaku. Karena aku, juga bisa memainkan katana sepertinya. Hahaha," tambah Fuji seraya tertawa mengerikan yang membuat Ayumi merinding.

Fuji tersenyum sinis saat melihat peluh mulai membasahi dahi wanita yang menjadi istri sekaligus perusak hubungan kedua orang tuanya.

"Kenapa? Apa sekarang kau takut?" tanya Fuji.

"Ten—tu saja ti—tidak," jawabnya terbata-bata. Ayumi tidak mau mengakui ketakutannya meskipun sudah sangat jelas kalau ia sangat takut. Harga dirinya terlalu tinggi hingga ia tak mau dianggap remeh.

"Oh baguslah kalau begitu. Aku akan membuatmu merasakan sedikit kebahagian untuk menyentuh katanaku dengan lehermu," ucap Fuji seraya menarik katananya ke atas dan kemudian kembali melayangkan ke arah Ayumi.

"Tidak!" teriak Ayumi sambil menutup matanya dengan tubuh yang sudah kaku dan lemas.

Prank! (suara kaca jendela yang pecah dan berjatuhan ke lantai)

Ayumi mengernyit heran mendengar hal itu. Ia bahkan sekarang menyentuh lehernya karena tidak merasakan sesuatu menyentuh lehernya.

"Akhhh... " desis seseorang kesakitan dari jauh membuat Ayumi membuka matanya kembali. Namun yang ia lihat malah membuatnya terkejut.

Seorang pria berpakaian serba hitam tengah terjatuh di samping jendela yang sudah pecah dengan tangan dan pipinya yang mengeluarkan banyak darah karena goresan dari katana dan juga beling dari kaca jendela.

Fuji memang tidak melayangkan katananya pada Ayumi. Tetapi ia melempar katana itu ke arah pria yang sedang mengawasinya sedari tadi. Bahkan sampai membuat jendela itu pecah. Langkah itu juga ia ambil untuk menuntaskan rencananya.

Ayumi sudah tidak kuat lagi melihat hal itu. Ditambah sebelumnya, ia sudah nampak takut dengan kejadian yang sempat dialaminya. Dan sekarang ia malah melihat seorang pria terkena katana yang seharusnya mengenainya.

Bukh! Tubuh Ayumi jatuh ke lantai dengan mata tertutup. Ia pingsan di tempatnya dengan wajah yang pucat. Sedangkan Fuji hanya menatap jengah ke arahnya. Hingga para pelayan mulai berdatangan ke kamar Fuji karena mendengar suara keributan. Mereka semua langsung menolong Nyonya mereka yang tidak sadarkan diri dan sebagiannya lagi menangkap pria di balik kaca jendela yang tengah merintih kesakitan.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤ🍀⃟ꮓ𑜼ꭼ

🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤ🍀⃟ꮓ𑜼ꭼ

ais.. cari gara gara mulu ni orang 😭😭

2022-12-20

0

🍾⃝ͩғᷞʟͧᴏᷠɴͣ🦚⃟🎮

🍾⃝ͩғᷞʟͧᴏᷠɴͣ🦚⃟🎮

napa sih calon laki fuji tuwir, ayo aku bantu kabur aja

2022-12-20

1

🍾⃝🦚ʜαͩmᷞιͧδαᷠʜͣᵇᵃˢᵉ༄

🍾⃝🦚ʜαͩmᷞιͧδαᷠʜͣᵇᵃˢᵉ༄

Siapa yg ngk muak tiap hari di hadapin sama orang muka dua kayak gitu , klo aku jdi Fuji sih udah ku gampar tuh muka topeng 😬

2022-12-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!