Eleven Nights On A Cruise

Eleven Nights On A Cruise

Part 1 : ENOAC —> Alan & Fuji

Alan Aprilio Domenico pewaris tahta kerajaan bisnis nomor di dunia dengan kekayaan mencapai USD 7 triliun atau jika di rupiahkan sebanyak 109 kuadriliun rupiah. Alan adalah pria berusia 30 tahun yang sempurna di mata semua wanita. Tidak hanya kaya, tapi Alan juga memiliki ketampanan yang membuat hati para wanita menjerit. Mata abu abunya yang menatap lawannya dengan tajam menjadi daya tarik seorang Alan Aprilio Domenico.

Banyak wanita yang mengidamkan sosok pria tiga puluh tahun itu untuk di jadikan kekasih bahkan mereka rela merangkak naik ke ranjang sang pewaris. Namun semuanya hanya bisa menjadi angan-angan mereka saja. Sebab seorang Alan Aprilio Domenico sangat membenci cinta dan wanita.

Kebencian Alan terhadap cinta dan wanita bermula pada kejadian masa lalunya. Kejadian masa lalu yang membuat seorang pewaris kerajaan bisnis mengalami trauma mendalam.

Selama 5 tahun belakangan ini, Alan telah menetap di Indonesia. Sebenarnya ia lahir dan dibesarkan di Jerman sebelum akhirnya dia memilih pindah ke negara kelahiran ayahnya. Alarick Richard Domenico adalah nama ayah dari Alan. Alarick berketurunan Indonesia-Itali memilih menetap di Jerman dan menikah dengan seorang wanita berkebangsaan Jerman—Clarissa Hillter.

Alan menjadi pria yang cinta kerja hingga semakin berkembanglah kerajaan bisnisnya. Didampingi oleh asisten pribadinya yang sudah setia bersamanya selama lima belas tahun.

Dan di sinilah Alan berdiri, di sebuah gedung pencakar langit kota Hiroshima. Menatap gedung gedung dibalik jendela transparan sambil memegang wine di tangan kanannya dan memasukkan tangan kirinya di saku celananya.

Alan menggoyang-goyangkan gelas di tangan kanannya sebelum duduk di kursi single yang tersedia di belakangnya. "Bagaimana?" tanyanya tanpa menatap lawan bicaranya.

"Semuanya sudah siap, Tuan. Sesuai dengan permintaan anda," jawab pria itu dengan tegas seraya menatap datar punggung bosnya. Dia adalah asisten setia sangat pewaris—Eiden Exel Myler. Eiden sudah menjadi asisten pribadi Alan sejak usianya 17 tahun. Ia dua tahun lebih tua dari Alan dan ia juga merupakan anak dari asisten kepercayaan Alarick—ayahnya Alan.

Alan menyesap wine di tangannya sambil mengetuk sisi kursi dengan tangan kirinya. "Bukankah ini semua saran dari kalian semua? Huh, hanya untuk merayakan ulang tahun ku yang ke-30, kalian malah memintaku pulang dengan cara berlayar dari Jepang ke Singapura lalu naik pesawat ke Indonesia. Ck, Bukankah itu hanya membuang waktu?"

"Itu bukan saran saya, Tuan," balas Eiden.

"Kau!" Alan memutar kursinya menghadap pria yang berdiri tepat di belakangnya. Ia menunjuk wajah Eiden sebentar lalu menurunkannya kembali sambil berdecak kesal. "Bisakah kau bicara informal padaku. Ck, dasar! Kalian itu sama saja. Kau dan dua pria di sana! Ini rencana kalian!"

"Kita tidak sama, Al! Jangan bandingkan aku dengan kedua es balok ini. Aku seorang dokter pribadimu yang ramah dan tampan. Aku ini akan setia merawatmu. Kau tau itu!" teriak salah satu pria dengan setelan jas putih dengan menggebu-gebu seraya berdiri dari sofa ruangan tersebut. Ia adalah Steven Wilson Helder, sahabat sekaligus dokter kepercayaan Alan.

"Hei, apa maksudmu menyebut kami es balok! Hah?! Kau berani padaku?!" Pria di sebelah Steven bangkit berdiri menatap tajam Steven. Pria berjas hitam di samping Steven tersebut adalah Rojer Figter Lowyer, orang kepercayaan Alan setelah Eiden. Jika Eiden merupakan tangan kanan, maka Rojer adalah tangan kiri Alan.

"Diam kalian berdua! Ck, bagaimana mungkin aku memiliki sahabat sekaligus orang kepercayaan seperti kalian ini," ucap Alan mendengus kesal menatap perkelahian sahabatnya itu. Lalu ia menatap Eiden dengan sinis seraya berkata, "kau tidak ikut berkelahi dengan mereka?"

"Maaf, Tuan. Saya berdiri sendiri di samping anda tanpa mereka, Tuan. Jadi jangan samakan saya dengan mereka," jawab Eiden masih dengan wajah datarnya.

"Oh... baiklah." Alan berdiri dari kursinya, memberikan gelas kosongnya pada Eiden lalu berjalan dan berhenti tepat di depan dua orang yang sedang menatap saling bermusuhan. Sambil melipat kedua tangannya di dada, ia menatap jengah dua pria di depannya itu. "Hentikan drama kalian berdua. Dan mari kita bersiap!" perintahnya.

"Kemana?" beo mereka bersamaan dengan wajah kebingungan.

"Ck, bodoh! Bukankah kalian yang ingin berlayar dengan kapal pesiar pribadiku? Maka dari itu, mari kita bersiap!" Alan melenggang pergi meninggalkan ruangan itu yang pastinya gaduh dengan sorakan kebahagian sahabatnya.

"Hah? Yesss! Terimakasih sobatku! Mari berlayar, 11 malam di kapal pesiar 7 triliun. I am coming!" sorak Steven bahagia.

"Syukurlah... dia tidak menolak. Akhirnya aku bisa memenuhi keinginan istriku yang ngidam ingin berlayar. Hahaha... anak kami tidak jadi ileran. Aku akan menghubungi istriku. Pasti dia akan sangat bahagia." Rojer berbicara dengan nada bahagia sambil mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya untuk menghubungi istrinya. Terlihat jelas wajah datar nan dingin miliknya kini berbinar bahagia.

"Tetap waspada dan jangan lengah. Perjalanan kita menyangkut tentang keselamatan Tuan Muda!" tegas Eiden memberi peringatan.

"Siap, Kapten!" seru Steven dan Rojer yang sibuk dengan kebahagiaan mereka.

Eiden menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya dan memilih melangkah menjauh untuk mengikuti sang Tuan Muda.

Sebuah ide perayaan ulang tahun yang ke-30 untuk Alan, sebenarnya berasal dari Steven yang sangat ingin menikmati rasanya berlayar dengan kapal pesiar pribadi mahal milik sahabatnya. Apalagi ia mendengar kabar kalau kapal itu baru saja transit di pelabuhan Nagasaki. Lagipula, ide ini juga untuk memenuhi keinginan calon bayi Rojer, sang tangan kiri.

Mereka berdua sangat bahagia karena besok malam, mereka akan berlayar dari pelabuhan Nagasaki menuju pelabuhan Bangkok di Negara Thailand dan berakhir di Singapura. Mereka juga sangat senang karena akan berlibur di kapal pesiar yang mahal, setelah setengah tahun berada di Jepang dan fokus memanaskan otak untuk mengatasi masalah bisnis.

Lagipula siapa yang tidak akan tergiur untuk menaiki kapal pesiar yang hanya di miliki oleh dua orang saja di dunia. Kapal pesiar itu bahkan merupakan hasil karya dari desainer Inggris Tim Hewood. Orang-orang menyebutnya Topaz. Beberapa fasilitas yang tersedia di kapal ini adalah kolam renang, gym, jacuzzi, bioskop dan sebuah helipad. Dan harga untuk memiliki kapal ini adalah sebesar USD 500 juta atau setara dengan 7 milyar rupiah.

.

.

.

***

Fuji Chisako Orochi berasal dari keluarga Orochi yang terkenal di Jepang. Wanita itu berusia 25 tahun yang memiliki wajah babyface yang putih bersih bahkan orang akan menyangka ia masih berumur 17 tahun. Ia memiliki bentuk tubuh berisi dan tinggi semampai yang sangat sexy. Mata hazelnya dan gigi kelinci yang di tambah lesung pipi menambah kesan imutnya.

Fuji memiliki perawakan yang cantik perpaduan Jepang dan Spanyol. Ia juga memiliki banyak keahlian yang digadang-gadang akan menjadi penerus ayahnya. Namun banyak yang menyayangkan karena dia hanyalah seorang perempuan. Dan sayangnya, yang mengetahui kelahirannya juga hanyalah orang yang tinggal di kediamannya.

Eiji Orochi merupakan ayah dari Fuji sekaligus anak kedua dari dua bersaudara dikeluarganya. Ia memiliki ambisi yang tinggi hingga mampu berbuat apa saja untuk melancarkan tujuannya. Termasuk membunuh kakaknya sendiri agar ia menjadi pewaris satu satunya keluarga Orochi. Namun keadaan tidak berpihak padanya. Setelah Eiji menikah dengan wanita yang sangat ia cintai, ternyata ia malah mendapati kenyataan bahwa ia mendapatkan seorang anak perempuan dan divonis tidak bisa mendapatkan keturunan lagi.

"Semuanya salahmu anak sialan! Kenapa kau harus terlahir sebagai perempuan!" kata Eiji pada Fuji tiga belas tahun yang lalu.

Fuji yang saat itu masih berusia 12 tahun mendengar ucapan ayahnya hanya bisa menunduk dan menangis seraya berucap lirih, "Aku tidak pernah meminta untuk dilahirkan sebagai perempuan, Ayah."

Perkataan bocah berusia 12 tahun seperti ini seharusnya mampu menyayat hati orang-orang yang mendengarnya. Namun itu tidak berlaku pada Eiji.

Eiji sangat membenci Fuji yang terlahir sebagai  perempuan. Apalagi setelah kelahiran Fuji, ia dinyatakan tidak bisa lagi mendapatkan keturunan karena mengalami kemandulan. Ini membuatnya semakin frustasi. Hingga berfikir jika Fuji kemungkinan bukanlah anak kandungnya.

Eiji selalu menyiksa anak dan istrinya karena rasa frustasi yang ia alami. Tidak ada yang tau tentang tindakannya kecuali orang-orang yang ada di dalam kediamannya. Namun penghuni mansion milik Eiji selalu setia pada Eiji. Sehingga tidak ada dari mereka yang melawan perintah Eiji. Bahkan mereka juga ikut andil menyiksa Fuji saat kecil.

Tidak ada yang tau tentang identitas Fuji. Eiji sudah lama menyembunyikan identitas Fuji sejak tau kalau Fuji terlahir sebagai perempuan. Ia benar-benar tidak mengakui anaknya. Bahkan saat Fuji kabur dari rumah, Eiji sama sekali tidak peduli. Namun harta yang ditinggalkan istrinya, membuatnya kembali mencari keberadaan Fuji Chisako Orochi yang sempat ia abaikan.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

C Miph Tikhanah

C Miph Tikhanah

auto favorit deh thor 😍

2023-02-16

1

🍾⃝ͩғᷞʟͧᴏᷠɴͣ🦚⃟🎮

🍾⃝ͩғᷞʟͧᴏᷠɴͣ🦚⃟🎮

pasti ada rasa sakit yg dlm bgt sampe alan benci sama wanita

2022-12-20

0

🍾⃝🦚ʜαͩmᷞιͧδαᷠʜͣᵇᵃˢᵉ༄

🍾⃝🦚ʜαͩmᷞιͧδαᷠʜͣᵇᵃˢᵉ༄

109 Kuadriliun , ya ampun aku uang 100 jt aja belum pernah liat secara real lha ini 🙄😭😭😭

2022-12-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!