Chapter 5

Akhirnya, pesta itu berjalan lancar. Setiap orang terlihat menikmatinya.

Alice melemaskan otot-otot tubuhnya dan membiarkan dirinya larut dalam suasana pesta. Ia melirik jam dinding yang melekat di atas pintu ke ruang tamu sekali lagi. Waktu sudah menunjukkan pukul 23:30.

Ah... Pikir Alice. Ia telah berjanji pada orangtuanya untuk mengusahakan semua tamunya pulang sebelum tengah malam. "Waktunya potong kue!" Ia berseru dan mematikan musik. "Kue! Kue!" Ia mengumumkan sekali lagi. "Ayo," katanya. "Sekarang sudah waktunya potong kue. Ayo, semuanya. Kita ke ruang makan!"

"Kau tahu betul ya caranya merusak pesta?!" Teriak David Martin.

Teman-temannya mendesis, menyuruhnya diam.

"Baiklah... Aku cuma mau makan kue, tak mau ikut nyanyi," gerutu David.

Seperti kebanyakan remaja pada umumnya, Alice merasa sedikit malu ketika teman-temannya menyanyikan lagu Happy Birthday. Tapi kue ulang tahun berlapis cokelatnya ternyata enak sekali, dan upacara peringatan hari jadinya yang kedelapan belas berlangsung sukses. Hanya saja Billy Calson membuat sedikit keributan dengan menumpahkan soda, hingga membasahi taplak meja.

"Bagaimana kalau kita bermain 'sisipkan ekor ke keledai'?" Christy bertanya setelah mereka melahap habis semua kue.

"Kenapa tidak main 'putar botol' saja?" Usul David diiringi tawa noraknya yang khas.

"Hei... Ingat permainan 'kantor pos'? Kalian pernah tidak memainkannya waktu kecil?" Tanya Will.

"Minggu lalu aku memainkannya," jawab Billy, dan yang lainnya tertawa.

"Bagaimana kalau main 'dokter jorok'?" Usul Alice.

"Asyik! Itu permainan yang asyik!" Yang lainnya setuju.

"Ayahku seorang dokter," ujar seseorang, "jadi aku biasanya pakai stetoskop sungguhan!"

"Wow!" Semua orang tampaknya benar-benar terkesan.

"Bagaimana caranya?" Tanya Marie dengan polosnya.

Teman-temannya langsung tergelak.

Billy melompat dan menarik tangan Marie menjauhi meja. "Ayo masuk ke kamar," godanya. "Akan kutunjukkan padamu. Kau yang jadi pasiennya."

Tawa semua orang semakin menjadi.

"Waktunya sudah habis," teriak Alice seraya menelan potongan kue terakhirnya dan melompat berdiri. "Kalian seharusnya sudah pulang sepuluh menit yang lalu."

"Pengacau!" Beberapa teman Alice berteriak dan menggerutu.

"Buka kadonya!" Seru David Martin.

"Buka kadonya! Buka kadonya!" Beberapa temannya menimpali sambil bernyanyi.

"Ok, sorry. Aku hampir lupa."

"Tentu saja." Aaron mendengus. "Kau kan sudah dapat mobil. Kenapa mesti repot-repot dengan kado kami?" Katanya sebal.

Tidak lucu, Aaron. Alice tahu Aaron hanya bergurau, tapi karena beberapa alasan, gurauan itu membuatnya agak marah. Alice sudah terlalu sering dibuat merasa tak enak oleh perkataan teman-temannya karena keluarganya yang kaya. Ia tak ingin mendengar sindiran seperti itu dari mulut Aaron juga.

"Ayo. Kado-kado itu kutaruh di kamar tamu." kata Alice. "Kita harus cepat-cepat karena sebentar lagi orangtuaku akan segera pulang. Aku sudah janji akan membubarkan pesta sebelum mereka sampai di rumah."

"Wah," celetuk David memprovokasi. "Kita diusir nih!"

Aaron merangkulkan lengannya ke bahu Alice saat gadis itu memimpin teman-temannya ke kamar tamu, dan seketika Alice langsung memaafkan Aaron untuk kelakuan konyolnya tadi. "Semuanya kutaruh di atas ranjang tamu," kata Alice tanpa ditujukan kepada siapa-siapa, "dan kupikir kita dapat..." Ia menggantung kalimatnya kemudian menyalakan lampu dan tersentak.

"Oh, tidak!"

Serentak semua orang berdesakan masuk ke dalam kamar itu. "Ada apa?"

"Apa yang terjadi?" Mereka bertanya-tanya.

Tak lama semuanya memekik.

Lalu semuanya terdiam. Kamar itu mendadak hening seketika. Setiap orang terpana memandangi tempat tidur.

Hadiah-hadiah itu bertebaran di mana-mana di seluruh ruangan dalam keadaan sudah terbuka.

"Siapa yang melakukannya?" Mereka bertanya gusar.

Tapi tak seorang pun bisa menjawab.

.

.

.

Alice sedang mengecup pipi Aaron sebagai ucapan selamat malam di ruang pesta ketika orangtua Alice melangkah masuk ke dalam ruangan itu.

"Pestanya masih berlangsung, ya?" tanya Mrs. Morgan.

Aaron merasa betul-betul malu sekali. Secepatnya ia menjauhkan diri dari Alice. "Saya..." Ia tergagap. "Saya akan pulang," katanya terbata-bata.

"Bagaimana pestanya?" Ayah Alice bertanya seraya berjalan mendekati mangkuk keripik kentang. Ia terlihat kecewa mengetahui mangkuk itu kosong.

"Bagus!" Jawab Alice singkat. Ia sudah memutuskan untuk tidak bercerita mengenai hadiah-hadiah yang sudah dibongkar kepada kedua orangtuanya. Untuk apa merepotkan mereka dengan urusan-urusan konyolnya. "Menurutku semua orang senang."

"Yeah, pestanya bagus kok," Aaron menambahkan sambil berjalan pelan-pelan menuju ruang depan. "Tapi semuanya hancur." Aaron berkelakar, hanya untuk menggoda Mrs. Morgan. "Permadani, kertas dinding dan piring-piring."

"Apa?" Mrs. Morgan terbelalak, seperti seseorang sedang terkena serangan jantung.

"Aaron bercanda, Mom!" Alice menenangkan ibunya, kemudian mendekati Aaron dan mendorongnya. "Apa Mom lupa pada selera humornya yang aneh?"

"Rasanya aku belum pernah tahu," jawab Mrs. Morgan sambil duduk merosot di sofa.

"Teman-temanmu menghabiskan semua keripik kentang, ya?" Mr. Morgan bertanya, sambil memeriksa mangkuk plastik besar yang tertelungkup.

"Benar sekali," jawab Aaron mencoba menggoda Ayah Alice sekarang. "Begitu semua keripik kentang itu habis, mereka juga melahap mangkuknya."

"Aaron... pulanglah," Alice mengerang.

"Di mana kau mendapatkan bandul perak yang cantik itu?" Mrs. Morgan bertanya dan mendekatinya. Kemudian menarik bandul kalung di leher putrinya untuk mengamat-amatinya.

"Aaron yang memberiku."

"Manis sekali," Mrs. Morgan memandangi Aaron seolah baru pertama kali melihatnya. "Seleramu bagus. Apakah ada yang membantumu memilihkannya, Aaron?"

"Selamat malam, semuanya," Aaron berkata seraya bergegas keluar dengan terburu-buru.

"Anak aneh," gumam Mrs. Morgan.

"Apa?" tanya Alice.

"Bandul bagus," jawab ibunya seraya mengangkat bandul itu dan membaliknya untuk melihat tulisan di belakangnya.

"Mom..." Alice memekik kecil. "Aku tercekik!"

Setelah menceritakan jalannya pesta dengan lebih terperinci dan mengucapkan terimakasih pada kedua orangtuanya karena telah mengijinkannya memakai rumah untuk pesta, Alice naik ke kamarnya di lantai atas untuk beristirahat.

Alice melepaskan pakaiannya, kemudian mengenakan piyama ayahnya yang belum juga ia kembalikan.

Alice mematikan lampu dan menyelinap ke dalam selimut. Ia betul-betul lelah, tetapi tidak mengantuk.

Jendela kamarnya terbuka. Malam itu terasa dingin, tanda pertama musim gugur akan tiba. Angin menghempaskan tirai ke luar, lalu kembali ke dalam. Membuat udara tercium manis dan segar.

Lampu jalanan di ujung halaman memancarkan secercah cahaya kuning ke dalam kamar Alice.

Alice terpana memperhatikan bayangan yang bergerak di dinding kamarnya.

Siapa yang mungkin bikin ulah? Alice penasaran. Siapa yang membongkar semua hadiahku dan mengobrak-abrik semuanya ke seluruh kamar. Seingatnya, tidak seorangpun meninggalkan ruang pesta.

Teman-temannya juga tampak terkejut melihat pemandangan di dalam kamar tamu itu. Lagi pula mereka semua teman-temannya. Mereka semua menyukainya. Tidak seorangpun dari mereka akan melakukan perbuatan jahat pada dirinya.

Tapi satu-satunya orang lain yang berada di rumah selama pesta berlangsung hanyalah Martha, pengurus rumah tangga. Tapi ia juga sangat sibuk di dapur, mengusahakan supaya pesta itu tidak kekurangan makanan. Belum lagi masih harus mencuci semua piring dan gelas-gelas. Tidak mungkin Martha.

Lalu siapa?

Dan yang paling penting adalah kenapa?

Kenapa seseorang menyelinap masuk ke dalam kamar itu dan membongkar semua kotak hadiah?

Untuk merusak pestanya?

Hanya untuk membuat Alice marah?

Tak masuk akal, batin Alice tak habis pikir. Benar-benar tidak masuk akal.

Terpopuler

Comments

hanz

hanz

wah apakah pacarnya marie tidak marah kalau billy bercanda keterlaluan begitu ?

2024-12-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!