...Happy Reading ...
Clara memandang luar jendela mobil, hampir lima belas menit lamanya perjalanan mereka kini dipenuhi keheningan, seolah dirinya dan Jack sedang terbang kedalam pikirannya masing-masing.
Sebenarnya Clara masih begitu penasaran alasan mengapa Jack seolah begitu berubah sejak ia berbicara mengenai pernikahan. Walaupun sejujurnya ia juga belum memikirkan sejauh itu, namun hubungannya dengan Jack sudah berjalan hampir enam tahun, seharusnya sudah tidak ada keraguan dari mereka. Toh, memang itulah niat awal mereka menjalin hubungan.
“Bagaimana menurutmu mengenai pernikahan Chall?”
Clara tersentak, ia kini menoleh kearah Jack yang masih dengan datar menatap kemudinya. Clara kini berusaha berpikir keras, ia takut akan membuat Jack tersinggung dan kembali marah padanya.
Jika sifat Jack selalu seperti ini, mungkin saja ia tidak akan pernah mau menikah dengan Jack. Jika menjadi sepasang kekasih Jack sudah sering memukulnya, maka kemungkinan besar Jack akan membunuhnya jika mereka benar-benar menikah suatu saat nanti.
Seketika Clara tersenyum tipis, seolah mengenang bagaimana saat pertama kali ia dan Jack bertemu, berlanjut satu tahun hubungan mereka yang penuh cinta dan kasih sayang. Dimana saat Jack yang masih begitu lembut memperlakukannya dan membuatnya terbuai. Saat ia masih ragu menerima Jack yang notabene adalah pria terkaya kelima pada saat itu di negara ini. Sedangkan ia hanya seorang gadis karyawan yang memiliki banyak hutang.
Dulu ia merasa menjadi gadis paling beruntung didunia karena Jack begitu tergila-gila padanya, namun entah mengapa sekarang mulai timbul penyesalan. Sekarang ia terjebak, saat Jack terus menyakiti fisik dan psikisnya. Dan tentu saja, ia sudah mencoba beberapa kali untuk mengakhiri hubungannya dengan Jack, bahkan ia sempat melarikan diri ke luar kota secara diam-diam. Namun Jack adalah Tuan Muda GrantHill Company, pemilik perusahaan ekstraktif terkemuka di negara ini. Dan dengan bodohnya ia berpikir akan memperdayai Jack jika pindah ke luar kota. Namun tentu saja, Jack menemukannya dan menyeretnya kembali. Mengubahnya menjadi pria yang begitu protektif.
“Aku menunggu jawabanmu, apa yang kau pikirkan?”
Clara tersentak dari lamunannya, ia dapat mendengar nada tidak suka dari ucapan Jack. Jack selalu membenci jika ia mengabaikannya. Clara kini tersenyum tipis.
“Maaf, aku hanya mengingat bagaimana pertemuan pertama kita dulu.”
Clara berucap dan menatap kedepan dengan masih tersenyum, seolah membayangkan masa lalu yang begitu membahagiakan. Jack menatap Clara yang tersenyum, pria itu kini ikut tersenyum tipis.
“Kau merindukannya ya? Ingin ke Paris untuk mengobati rindumu?”
Clara tersentak, Paris adalah kencan pertamanya bersama Jack saat menjadi sepasang kekasih. Sebenarnya dari pada merindukan kenangannya, ia jauh merindukan pelakunya. Pelaku yang membuatnya jatuh cinta, siapa lagi jika bukan Jack Hilton. Ia sangat merindukan Jack yang dulu.
“Tidak, tidak. Aku tahu kau begitu sibuk belakangan ini. Itu bisa kita tunda.” Clara kembali menatap jendela mobil disebelahnya.
“Dan bagaimana menurutmu dengan pernikahan, Clara? Kau menginginkannya?” Jack kini kembali bertanya, namun kali ini dengan nada yang cukup tegas, seolah ia tidak ingin pertanyaannya kembali dialihkan, Jack sangat begitu menginginkan jawaban.
“Aku tahu sekarang kau begitu sibuk membuka cabang GrantHill di Itali, mengenai ucapan Judy kuharap jangan terlalu dipikirkan, aku bisa mengerti.”
Clara dapat melihat dengan jelas Jack tersenyum tipis, pria itu terlihat cukup puas dengan jawabannya. Clara sendiri merasa cukup lega, sejujurnya ia juga masih belum tahu mengenai hubungannya dengan Jack selanjutnya. Sebagai wanita awam, ia juga ingin menikah dan memiliki keluarga kecil yang bahagia. Namun ia juga begitu takut dengan sifat Jack jika masih terus seperti ini.
“Bagaimana denganmu?” Clara kini mulai bertanya lembut.
“Aku tidak memikirkan sejauh itu.”
Seketika Clara terdiam atas apa yang dilontarkan Jack padanya. Kata-kata ‘tidak memikirkan’ seolah-olah terus terngiang-ngiang di kepalanya. Itu benar-benar diluar ekspetasinya, ia tidak pungkiri, dadanya terasa sesak mendengar jawaban Jack. Dengan cepat Clara menatap jendela dan meremas dadanya kuat, mengapa ini begitu menyakitkan? Enam tahun yang ia jalani ini sebenarnya untuk apa? Kesabarannya yang ia lalui? Apa bagi Jack ia begitu mudah? Ini sangat menyakitinya.
“Kita sudah sampai."
Clara tersenyum tipis dan turun dari mobil, tanpa menunggu Jack membukakan pintu seperti biasa. Ia benar-benar ingin cepat cepat keluar dari mobil Jack. Fisik dan pikirannya begitu lelah, dan ia ingin istirahat.
“Boleh aku menemui Ibu sebentar Clara? Aku sudah cukup lama tidak menemuinya.” Jack menatap Clara yang sudah berada diluar mobil. Clara hanya menarik napas dalam.
“Baiklah.”
Jack tersenyum dan memakirkan mobil mewah miliknya, setelah turun dari mobil ia kini mengikuti Clara memasuki rumah yang cukup besar itu. Tentu saja ini adalah salah satu aset milik Jack, mungkin semua yang dipakai Clara adalah pemberian Jack. Sedangkan uang gajinya selama bekerja selalu Clara tabung. Mungkin jika ia benar-benar bisa terbebas dari Jack, ia bisa menggunakan tabungannya itu. Clara membuka pintu rumah.
“Ibu, Jack ingin menemuimu.”
“Jack, kau datang nak.”
Jack tersenyum dan berjalan menuju sofa panjang dengan televisi yang menyala. Ia dapat melihat seorang wanita paruh baya yang tampak pucat dan bingung, Jack kini mengambil posisi duduk disebelah wanita itu.
“Bagaimana kabarmu Bu?”
“Ibu baik-baik saja, ini semua berkat dirimu. Kau begitu baik dengan Clara dan Ibu.”
Clara dapat melihat kini Ibunya berlinang airmata, saat bertemu dengan Jack pasti sang Ibu selalu menangis, ia selalu mengingat wajah ayahnya pada diri Jack. Tidak ia pungkiri walaupun Jack memang suka menyakitinya, namun kebaikan Jack padanya dan Ibunya juga begitu banyak. Dan itulah mengapa ia begitu mencintai Jack dan bisa bertahan sejauh ini.
Clara kini terduduk di meja makan, sambil mendengarkan perbincangan Jack dan ibunya. Diam-diam Clara mengeluarkan airmata, mendengar isakan tangis sang Ibu membuatnya juga ikut hancur. Ia merasa tidak bisa menjadi anak yang baik setelah apa yang dilakukan ayah dan Ibu kepadanya. Jika tidak bertemu dengan Jack, ia sendiri tidak tahu bagaimana nasibnya dan Ibunya saat ini. Dulu semuanya begitu buruk, dan Jack seolah menjadi pahlawan yang menyelamatkannya dari semua kejadian buruk itu.
“Saya izin pamit ya Bu, saya senang melihat Ibu sehat.” Nyonya Villegas menghapus airmatanya dan mengangguk, sekali lagi ia memeluk Jack sebelum pria itu berpamitan dan berjalan menuju pintu keluar.
“Aku pamit.”
Clara mengangguk dan Jack kini keluar pintu. Clara langsung mendekati sang Ibu yang bahkan masih terisak. Jujur saja, kesedihan Ibunya membuat Clara khawatir, ia takut sang Ibu akan seperti dulu lagi.
“Cukup Bu, jangan menangis.” Clara menghapus air mata ibunya dan mengambilkan segelas air putih untuk membuatnya tenang kembali.
“Clara, menikahlah dengan Jack. Kau butuh malaikat pelindung honey. Kau tahu, Ibu tidak bisa selamanya bersamamu.”
Seketika Clara memeluk sang Ibu dan mulai menangis. Jika Ibunya tahu apa yang sering dilakukan Jack pada dirinya, mungkinkah Ibunya akan bicara seperti ini? Sebenarnya ia lelah seolah menjadi wanita paling beruntung, seolah hubungannya dengan Jack baik-baik saja. Ia sangat lelah.
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments