Della menatap jengah penuh curiga pada Seno, sedari tadi pemuda ini tak henti-hentinya melihat Della, kaya liatin copet! lebih tepatnya Seno kini tengah melihat mata Della seolah sedang menyergap dalam gadis itu.
"Mata kamu mau kucolok pake garpu apa gimana, Sen?" Desisnya galak, siap menyerang Seno dengan garpu di tangannya. Reaksi sewot, galak, sengit, penuh perdebatan memang sudah biasa Seno dapatkan dari tetangga kesayangannya itu. Sampai Seno lupa, kapan muka Della tersenyum manis untuknya.
"Aku mikirin kamu, Del!" Balas Seno sungguh-sungguh, tapi reaksi yang ditunjukkan Della bukannya geer atau merona, wajahnya begitu masam penuh curiga, mirip-mirip waktu nyium bau tai kucing di halaman rumah. Seno menghela nafas dalam hati, sudah ia prediksi reaksi Della akan begini hingga timbul niatan jahilnya, "mikirin kamu, kok kamu galak! Mana ada cowok yang mau sama kamu, pantes aja ngejomblo sampe sekarang!" Tawa Si tomcat sawah ini. Della memicingkan mata, "mendingan jomblo dibanding punya pacar kaya kamu, bikin tekanan darah naik terus sampe ke bulan!" tangannya membuat gerakan seperti mau mencekik Seno, "arghhhh, gue cekek juga nih pasien satu! Nih, makan sendiri!!!" Della menaruh nampan yang masih berisi nasi setengahnya, Seno tertawa. Setiap pertemuannya dengan Della adalah relaks otak untuknya.
"Mana pacar kamu, kok ngga dateng?!" Della lebih memilih menunduk, ditatap sebegitu intensnya membuat Della jadi salah tingkah, Della akui Seno memang tampan, memiliki kharisma tersendiri, dan tatapan maut untuk lawan jenis. Tapi ia sudah tau siapa Seno, dan tak akan pernah termakan oleh sikap buayanya.
"Ke laut, dimakan sama hiu!" Jawabnya ngasal, sontak saja pukulan keras menghantam pahanya yang tertutup selimut rumah sakit.
"Njisss sakit kodel!" Aduhnya.
"Kalo ngomong tuh pake saringan! Ucapan adalah do'a!" Ujarnya, Seno mengiyakan ucapan itu.
"Dasar pacar laknat!" Desis Della.
"Del, aku bosen! Temenin dong, keluar pake kursi roda?!" Pintanya manja.
"Ck---nyusahin banget sih!" Gerutu Della, sungguh ia tak ikhlas di jajah macam pribumi oleh londo.
"PLEASSSEEE," tatapnya memohon sepaket mata kucing sebesar-besar boba, hanya sekali! Hanya sekali ini saja ia menuruti maunya pasien gila dari mars ini, selanjutnya ia akan pergi sejauh mungkin dari Seno.
Akhirnya ikhlas ngga ikhlas, suka ngga suka, mau tak mau, Della pergi meminta kursi roda pada suster.
Demi apapun, Della ingin sekali memasukkannya ke dalam ruang jenazah. Selanjutnya ia dibuat menganga dengan sikap Seno, tanpa di duga Seno dengan semangat 45 nya menyingkabkan selimut rumah sakit, lalu melangkah menghampiri Della dan duduk begitu saja diatas kursi roda yang Della pegang.
"Yuk jalan! Aku mau ke taman, Del!" Ujarnya tanpa merasa bersalah, Della mengeratkan rahangnya kesal sekaligus gemas, "euhhhhhh!" Tangannya terkepal tapi tak sampai hati mencekik, yang ia lakukan adalah menjambak rambut si tomcat sekali hingga membuatnya mendongak menatap Della.
"Aduduh! Galak amat suster ini, kalo aku yang jadi pimpinan rumah sakit, udah kupecat kamu Del!" Ujarnya, Della yang mulai mendorong kursi roda menggerutu sepanjang jalan, dengan tangan yang tetap mendorong.
"Kalo aku yang jadi dokter kamu, udah ku suntik mati pasien kaya kamu, Sen!" Balas Della tak kalah sengit.
"Kenapa ngga suntik pake vitamin kasih sayang aja?" Tanya Seno sambil terkekeh, membuat Della merotasi bola matanya, "heh playboy cap kaki tiga! Dipikir Della luluh gitu sama kata-kata kamu?! Udah paham Della mah sama gombalan astor kamu!" Sengaknya. Jangan tanyakan suasana di rumah sakit ini, sudah pasti tamannya cukup indah, bangunannya modern, terlihat bersih, dan luas.
Entah disengaja atau tidak, saat ini secara kebetulan suasana mendukung langkah keduanya untuk saling menyelami hati masing-masing, hingga tercipta suatu moment awkward, hanya terdengar suara gemericik air, di kolam air mancur yang ada di tengah-tengah taman dan suara-suara aktivitas rumah sakit sedikit senyap karena letak mereka yang cukup ke tengah taman.
"Del," panggil Seno.
"Hm," gumamnya malas, menatap pun ia malas.
"Aku putus sama pacarku,"
Della tak terkejut lagi, "terus? Aku mesti selametan gitu, ngasih ucapan selamat karena kamu udah mecahin rekor pemegang mantan pacar terbanyak mengalahkan rajanya playboy di dunia?!"
"CK!" Seno berdecak.
"Ngga pengen gitu nyobain jadi pacar aku?!" Tanya Seno.
Della mengangkat kedua alisnya, "ha?! Della, jadi pacar kamu?! Tobat gih, dunia udah mau kiamat!" Jawabnya.
"Bawa-bawa tobat, kaya sendirinya udah tobat aja!" Tawa Seno.
"Ih, lama-lama kamu nyebelin Sen, sumpah!!"
"Della?!" Sapa seseorang mengejutkan keduanya, lantas Seno dan Della menoleh.
"Bang Gandi?" Della berseru senang.
"Ha-hay, apa kabar. Kirain abang tadi bukan kamu, tapi ternyata bener ini kamu! Udah gede aja, makin cantik!" Ujarnya terang-terangan seraya terkekeh, sontak kedua reaksi berbeda ditunjukkan keduanya.
"Ahh, bang Gandi bisa aja. Oh iya, abang praktek disini?" Dokter muda itu mengangguk, Della yang menunjukkan rona wajah ke pink-pink'an tersenyum.
Mata Seno sudah menatap permusuhan pada lelaki ini, seolah ia adalah ancaman terbesar ras manusia di dunia, air mukanya keruh bak genangan jalan berlubang yang isinya air, pasir, tanah dan kerikil, juga berbagai macam kotoran dan kuman.
"Centil!" Desis Seno pada Della, mendelikkan matanya.
"Iya, oh iya tante Gina?" Tanya nya lagi.
"Alhamdulillah, mama ba...awww!" Seno sengaja memajukan kursi rodanya hingga si roda sedikit melindas kaki Della.
"Eh," bang Gandi mengujar.
"Tomcat!!! Lu apa-apaan sih!" Sewot Della jelas saja ia marah oleh sikap Seno, gadis itu memegang kaki yang untungnya terbalut sepatu.
"Dok, pasien menunggu!" Teriak seorang suster.
"Del, abang ada panggilan tugas dulu ya. Kapan-kapan abang main ke rumah, masih sama kan alamatnya?" Tanya nya ramah.
"Mas..." belum Della menjawab Seno sudah memotong.
"Udah pindah ke Pluto, ngga usah nyariin!" Jawab Seno mendesis seperti ular, "Del! Lu kan janjinya mau nemenin gua kesini, kenapa malah jadi pacaran gini?!" Sengitnya.
Della mencebik kesal dengan kasarnya ia mendorong kepala Seno, "Della ngga janji, kamu yang maksa! Lagian badan sehat juga manja banget!"
"Del, abang pamit ya, ngga enak cowoknya ngamuk!" Goda Gandi terkekeh, ia pun berlalu.
"Oke bang, tapi dia bukan pacar Della!" Balasnya merengut karena belum sempat menjelaskan pada Gandi, bahwa Seno hanyalah butiran debu.
"Heh oncom! Lu malu-maluin tau ngga, lu ngga tau dia bang Gandi, tunangan teh Nuri, kakak sepupu Della!" Bentaknya penuh kekesalan.
Seno yang baru tau, kini bernafas lega, ia bisa tersenyum penuh kemenangan, namun ada rasa bersalah sekaligus geli juga mengingat tingkah ceroboh dan nekatnya barusan.
"Oh, jadi dia tunangan kakak sepupu kamu? Bilang dong!" Tanya nya tanpa beban dan dosa.
"Sorry ya!" Tawanya renyah.
"Sorry---sorry, dah lah Della mau balik! Lama-lama sama makhluk mars kaya kamu bikin sial!" Tanpa sengaja Della yang kesal refleks melepaskan setengah mendorong kursi roda Seno hingga si kursi roda melaju ke arah depan yang apesnya adalah kolam air mancur.
"E...eh!" Seno tak sempat bangkit karena kejadiannya sangat singkat, lagipula turun cukup ribet, karena kakinya terhalang step untuk pijakan kaki dari kursi roda tersebut.
Byurrrr!
Mata Della membelalak, mulutnya yang menganga ditutup kedua tangan.
"MARKODELLLLL!!!!"
"Bwahahahahahaha!" Gadis itu malah tertawa, pasien usil akhirnya mendapatkan balasan karmanya. Pemuda itu basah kuyup masuk ke kolam pancuran berisi ikan ikan mas besar-besar berwarna merah, hitam dan putih.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Lia Bagus
dasar si kodell
2024-08-12
1
Lia Bagus
kecebur dong seno 🤦
2024-08-12
0
lestari saja💕
bener bener tom n buldog
2024-07-05
0