Tom Dan Bulldog

"Mah! Ada si Abdel!" Teriak Seno, bukannya kembali menemani sang pacar Seno malah mengekori Della demi bisa mengganggunya.

Gadis itu mencebik, "kamu bisa ngga sih, kalo nyebut nama orang tuh yang bener?!" Sewot Della menyemburkan api perlawanan.

"Loh, emangnya orang ya, kok baru tau?!" Tawanya renyah namun menyebalkan.

"Udah sana keluar. Tuh pacar lu nungguin! Rempong banget ngurusin Della," ketus Della marah-marah, baginya tawa renyah Seno seperti hinaan dunia akhirat untuknya, ngga ada manis-manisnya. "Gua sumpahin keselek lalat!" Gumam Della.

Della dan Seno sudah seperti tom and bulldog. Setiap bertemu selalu dan selalu bertengkar, lebih tepatnya pemuda ini yang sungguh menjengkelkan.

"Suka-suka dong! Lu tamu, yang punya rumah gua!" Balasnya sungguh membuat Della geram, dosa ngga sih pelintir kepala Seno sampe patah? Apalagi Seno dengan tanpa berdosanya menjiwir hidung bangir Della.

"Senoooo!" Teriaknya memukul Seno sekencangnya di bagian punggung pemuda itu, bukannya kesakitan Seno justru tergelak puas, seolah mengusili Della adalah hal paling mengasyikan di dunia.

"Aduhhhh! Apa sih ini, ngga dimana, ngga kapan aja, berantemmm terus kalo ketemu! Seno! Udah sana, jangan digangguin tetangga cantiknya," bela tante Anggi mengusir anaknya dengan menepuk punggung Seno dan mengibaskan tangan layaknya mengusir ayam.

"Iya mah, mamah nih kalo ada Della kaya kedatangan tukang survei mobil, gercep! Di depan ada pacar Seno, mamah anggurin," cebiknya cemburu.

"Iya nanti mamah ke depan nemuin pacar kamu, sekarang mamah mau terima tamu jauh dulu!" Kekehnya merangkul Della. Seno memandang kedekatan mamahnya dan Della, dengan langkah menjauhi keduanya demi kembali pada seseorang di teras sana.

"Maaf, barusan ada lalat ijo, ay!" Seno cengengesan dan kembali duduk di samping kekasihnya seraya tangan yang tak mau diam, mengelusi rambut sang kekasih.

"Iya ngga apa-apa. Siapa ay?" Tanya nya penasaran juga. Tamu mamahnya kok Seno sampai ikut nyambut.

"Tuh! Tetangga depan rumah, anak tante Gina." Tunjuk Seno ke arah sebrang rumahnya, dimana bangunan rumah bercat biru telor asin berdiri kokoh.

"Sini--sini ndhuk! Gabung makan siang yuk, sama tante!" Ajak tante Anggi, Della tersenyum, "ngga usah tante, kebetulan di rumah ada temen. Jadi, Della ngga bisa lama-lama. Ini cuma mau ngasiin titipan mama, katanya buntil daun singkong!" Della menyerahkan kotak lunch ditangannya pada tante Gina.

"Wahhh, matur suwun loh iki! (makasih banyak loh ini)" Jawabnya berseru, keluarga tante Anggi memanglah berasal dari Jawa, sementara Della memang asli tanah Sunda.

"Iya tante sama-sama." Jawab Della, gadis itu jadi kepikiran, dengan gadis di depan, pacar Seno. Rasanya pemuda itu gonta-ganti pasangan tapi tante Anggi kok lempeng-lempeng saja, seperti tak peduli atau memang tak peduli.

"Tante, di depan pacar barunya Seno ya?" Tanya nya.

Tante Anggi membawa kotak lunch itu ke arah meja makan, "iya kayanya. Ngga tau lah, tuh anak seneng banget gonta-ganti pasangan! Cari yang cocok kali," acuhnya malah sibuk menciumi aroma buntil buatan mamah Della. Berbeda dengan Seno, Della tak pernah nampak membawa seorang pemuda ke rumahnya untuk dikenalkan pada keluarga sebagai kekasih, padahal gadis itu cukup cantik, tak mungkin ia tak laku.

Rasa penasaran Della membuat ia lupa dengan keberadaan Rista di rumahnya, yang mungkin sedang menunggunya makan siang.

"Oh, tante ngga pengen kenalan?" Jika biasanya Della melihat ibu-ibu lainnya akan menyambut kekasih anaknya, lain hal dengan tante Anggi.

"Ah, males! Paling cuma bertahan sebulan, lagian dia pernah kesini, dan tante ngga srek sama gadis itu. Lama-lama rumah tante jadi penampungan mantan Seno," Akunya.

Della berohria sambil terkekeh, mulut tante Anggi kembaran mulut mamahnya di rumah, ia menangkap waktu yang ditunjukkan oleh jarum jam di pergelangan tangan putihnya.

"Tante, kalo gitu Della pulang deh! Rista pasti nungguin,"

Tante Anggi memberikan jempolnya di udara, karena saat ini mulutnya tengah melahap suapan buntil.

"Oke--oke!" Seperti itu kiranya jawaban tante Anggi, Della memberi anggukan manis pertanda ia pamit.

"Bilang mamahmu makasih ya!" Teriak tante Anggi.

"Sip!" Ujar Della membuat tanda jempol di udara seraya berlalu.

"Tante sih maunya kamu, Dell.." gumamnya pelan setelah kepergian Della, ada segurat kesedihan di wajah tante Anggi, ia bukan tipe ibunya siti nurbaya yang doyan jodohin anak, meski senang menonton drama tapi ia bukan korban film, baginya ada sesuatu yang lebih penting, asalkan gadis itu tau luar dalam Seno dan mau menerima Seno apa adanya, serta dapat membahagiakan Seno, baginya sudah cukup siapapun itu gadisnya.

Gadis itu berjalan angkuh saat melewati kedua insan yang sedang cekikikan di teras depan dengan posisi duduk yang riskan karena begitu menempel, terlebih saat melirik si usil Seno, yang memancarkan aura-aura devil.

Della sempat melirik sebentar si gadis, hmm..cukup cantik, wajar lah Seno juga tampan 11-13 lah keduanya.

"Eh, tamu minus akhlak. Main lewat aja kaya ayam!" Cibir Seno.

Della menoleh dan mendelik, "nggeh ndoro! Hamba mohon undur diri Raden mas Senopati!" Jawab Della geram dengan gaya khas mencibirnya. Seno tertawa puas, sementara bagi kekasihnya sungguh tak ada yang lucu, ia hanya mengulas senyum kecut melihat Seno bisa tertawa puas hanya dengan kata-kata Della.

"Mbak, coba bawa pacarnya ke RSJ, kayanya gila tuh!" Della menaruh jarinya di jidat dan mencebik lalu pergi.

Seno terdiam dan menggelengkan kepalanya, kata-kata Della tadi mengingatkannya pada beberapa gadis mantan pacarnya.

"Hm, gila ya Dell," benaknya mencelos.

"Ay, kenapa?" Tanya Adisti.

"Engga, aku cape Dis..kamu mau pulang sekarang ngga?" Tawaran halus mengusir Adisti.

Gadis itu merengut, "hm, kamu semalem bergadang lagi ya? Kerjaan kantor papamu sebanyak itu ya, ay?" Tanya Disti mendesak, seolah enggan berpisah dengan Seno.

"Engga terlalu, kerjaan kantor papa normal-normal aja. Kamu kan tau aku kadang insomnia, ya udah! Aku cape, aku anter pulang sekarang ya, aku juga mau kerjain makalah buat minggu depan!" Jawab Seno. Adisti tau, Seno adalah mahasiswa yang cukup pintar, cakap, hebat. Di usianya yang segini, ia dipercaya jadi asisten dosen, meskipun penampilan dan gayanya seperti tak menunjukkan itu semua, Seno bahkan sudah sering membantu tugas kantor papahnya. Tapi ayolah! Usia mereka adalah usia muda yang lagi masa-masanya asik pacaran, apalagi mereka terhitung pasangan baru, masih anget! Masa ketemuan cuma sebentar.

"Dis! Aku capek, kamu ngerti ngga?! Seharian aku kerjain tugas plus kerjaan kantor, kamu juga tau. Lagian kita kan bisa chat-an. Ngga usah kekanakan," Bentak Seno pada Adisti, ini dia kelemahannya, Seno terkadang terlalu bersemangat dan juga meledak-ledak, begitupun emosinya yang terkadang tak bisa terkontrol.

Adisti yang baru pertama kali mendapat bentakan ini dari Seno sedikit terhenyak kaget, "Seno! Kamu bentak aku?"

"Maaf ay, maaf...aku capek. Kamu ngertiin aku ya," mohonnya memelas.

Disti meraih tas selempangnya dengan gerakan kesal, "kamu tuh kenapa sih! Tugas mendatang yang belum turun aja udah mau dikerjain, slow kali...mahasiswa pinter aja ngga kebut-kebutan gini, toh dosen juga belum kasih lagi kan, apa salahnya sih waktu luang kamu buat aku? Kamu sibuk Seno, giliran aku udah tidur kamu hubungin aku!" Omelnya, tak terasa air mata turun dari pelupuk mata Disti. Seno menjambak rambutnya sendiri, menekan perasaan yang selalu meledak-ledak, lalu tangannya terulur menghapus air mata Disti, "oke aku minta maaf, ya udah. Sekarang maunya gimana? Mau tetep disini? Tapi bisa kan di dalem, aku pengen rebahan, nanti sore anak-anak ngajak main futsal!" Adisti mengerutkan dahinya semakin tak mengerti, ini yang katanya capek tapi masih sempet-sempetnya kepikiran main futsal.

"Kok aneh?!"

.

.

.

Terpopuler

Comments

Queen Mother

Queen Mother

🤣🤣🤣🤣 hahahahaha keselek lalat, yg gedean atuh Del, keselek kumbang apa gituh 🤣🤣

2024-10-02

1

Lia Bagus

Lia Bagus

mulai deh, pasti mau usil lagi deh😅

2024-08-12

0

lestari saja💕

lestari saja💕

aku blm tahu sih yg kayak gimana yang penyakit bipolar yg sesungguhnya...

2024-07-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!