Pembicaraan mereka terhenti setelah pelayanan restoran mengantarkan makanan pesanan Abby dan Sarfa. Pelayanan restoran meletakan makanan Abby dan Sarfa di atas meja dengan sangat hati-hati takut tumpah.
Abby dan Sarfa segera menyantap makan siang mereka dalam diam. Jujur saja saat ini perasaan Abby benar-benar sedang tidak baik-baik saja dan Sarfa bisa merasakan hal itu. Sarfa menjadi tidak enak hati, tapi Sarfa merasa bahwa dirinya harus menasehati sahabatnya ini sebelum terlambat.
Abby tidak dapat menikmati makan siangnya dengan nikmat, hatinya yang sedang sedih karena tidak bertemu dengan Gracia saat makan siang di tambah lagi baru saja Abby mendengarkan ucapan sahabatnya ini.
Setelah selesai makan siang Abby dan asisten n kembali ke kantor. Sama seperti saat makan siang, Abby dan Sarfa saling diam tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Abby sibuk dengan pikirannya sedang Sarfa sedang sibuk memikirkan bagaimana cara untuk menyadarkan Abby. Sarfa mencoba menyusun kata-kata dalam otaknya, sebuah kalimat yang di susun rapi dalam benaknya. Sarfa ingin supaya Abby bisa membuka matanya bahkan dirinya hanyalah di manfaatkan oleh Gracia kekasihnya.
Setibanya di kantor Sarfa tak langsung menuju ke ruang kerjanya sendiri, melainkan ikut masuk ke ruang kerja bosnya.
"Fa, apa masih ada yang ingin kamu sampaikan?" tanya Abby setelah melihat asistennya ini ikut masuk ke ruang kerjanya.
"Bee, kita perlu bicara serius," balas Sarfa.
"Tentang kerajaan atau yang lainnya?" Abby kini balik bertanya. Abby ingin tahu kemana arah pembicaraan yang di maksudkan oleh Sarfa.
"Ini tentang hubungan mu dengan Gracia," ucap Sarfa santai.
Tanpa di suruh masuk Sarfa langsung masuk dan duduk di sofa yang ada di ruangan Abby.
Abby tak memperdulikan sikap Sarfa saat ini. Abby ingin mendengarkan bagaimana pandangan sahabat nya ini tentang hubungannya dengan Gracia.
Abby pun ikut duduk di sofa tempat Sarfa duduk.
"Bee, sebelumnya aku minta maaf jika aku lancang. Aku minta maaf jika aku terlalu ikut campur urusan mu dengan Gracia, aku lakukan ini karena kamu itu bukan hanya bos buat ku tapi juga sebagai sahabat mu," ucap Sarfa sebelum dirinya menyampaikan pendapatnya tentang Gracia.
"Langsung aja pada intinya, katakan apa yang sebenarnya pendapat mu tentang kekasih ku," ucap Abby.
"Bee sudah berapa lama kamu berpacaran dengan Gracia?" tanya Sarfa.
"Kamu kan tahu sendiri aku pacaran sama Gracia sudah dua tahun. Kenapa kamu tanyakan soal ini?" Jawab Abby bingung.
"Dua tahun sudah kamu jalan sama Gracia, pernah kah terbersit dalam hati mu jika Gracia tidak mencintaimu?" ucap Sarfa sambil menatap mata Abby.
"Apa maksudmu Fa? Kamu tahu kalau aku sangat mencintai Gracia!" balas Abby tegas.
"Kamu memang mencintai nya, tapi apakah Gracia juga mencintaimu sama seperti kamu mencintai nya?" ucap Sarfa.
"Apa sebenarnya yang kamu pikirkan tentang Gracia? katakan padaku apa maksud dari perkataan mu tadi," balas Abby.
"Pernahkah kamu memperhatikan sikap Gracia kepada mu selama setahun belakangan ini? apakah kamu tidak menyadari Gracia sudah berubah, bukan Gracia yang kamu kenal pertama kali?" Sarfa langsung mencecar pertanyaan beruntun kepada Abby. Dan Abby hanya bisa terdiam, Abby tidak bisa menjawab pertanyaan Sarfa.
Pertanyaan Sarfa membuat Abby tak berkutik, Abby menyadari akan hal itu. Abby sadar jika Gracia kekasihnya kini sudah berubah berbeda saat pertama kali mereka jadian. Dulu Gracia selalu menyisihkan waktu untuk Abby di selah-selah kesibukannya tapi kini semua berbanding terbalik. Gracia hanya menghubungi Abby jika butuh transferan. Tapi semua perubahan Gracia tak di pikirkan Abby, bagi Abby asalkan Gracia tidak mengkhianatinya itu sudah cukup.
Abby tidak mampu memberikan jawaban atas pertanyaan Sarfa membuat Sarfa mengerti bahwa sesungguhnya Abby pun menyadari perubahan sikap Gracia.
"Bee sampai kapan kamu akan bertahan seperti ini?" tanya Sarfa lagi.
"Aku mencintainya Fa!" ucap Abby memelas.
"Jika hanya kamu yang mencintai nya itu tidak cukup. Apa kamu lupa bagaimana mana dulu aku mencintai seseorang sampai akhirnya aku di khianati? Aku tidak ingin kamu merasakan sakit yang pernah aku rasakan," tutur Sarfa.
"Cukup...aku tidak ingin membahas soal ini lagi. Jangan kamu samakan Gracia dengan perempuan itu, mereka berbeda. Gracia tidak mungkin mengkhianati ku!" balas Abby yang mulai tak suka dengan ucapan-ucapan Sarfa yang selalu memojokkan kekasihnya.
"Tapi Bee aku mengatakan ini untuk kebaikan mu. Aku hanya tidak ingin kamu di sakiti sama seperti aku dulu," Sarfa masih terus mengingatkan Abby meskipun Sarfa tahu Abby mulai merasa tak nyaman.
"Harus berapa kali aku mengatakan pada mu kalau aku mencintai Gracia?" ucap Abby dengan naik dua oktaf
"Apakah Gracia mencintaimu juga?" Sarfa kembali bertanya.
"Dia mencintai ku, aku yakin akan hal itu," basal Abby dengan percaya diri.
"Bagaimana aku menyadarkan mu kalau Gracia sudah tidak mencintaimu mu lagi? dia hanya memanfaatkan mu saja," tutur Sarfa.
"Apakah kamu di suruh oleh mama ku untuk memisahkan ku dengan Gracia?" tanya Abby penuh sidik.
"Apa maksudmu?" Sarfa bukannya memberikan jawaban atas pertanyaan Abby malah justru balik bertanya.
"Kamu tahu kalau mama ku tidak merestui hubungan ku dengan Gracia, apa kalian berdua bersekongkol?" Abby bertanya sambil memicingkan kedua matanya.
"Jangan konyol. tuduhan mu sangat tidak masuk akal," ucap Sarfa sambil tertawa kecil.
"Jika kamu tidak bersekongkol dengan mama ku, kenapa sekarang kamu sepertinya tidak menyukai Gracia sama seperti mama ku?" Abby kini balik bertanya kepada Sarfa.
"Aku punya alasan sendiri dan aku sudah mengatakannya padamu," jawab Sarfa.
"Kamu sedang tidak berbohong padaku kam Fa?" Abby kini bertanya kembali sambil memajukan setengah badannya biar lebih dekat dengan Sarfa.
"Ya ampun Bee, yang aku lakukan ini murni karena penilaian ku bukan karena di suruh oleh mama mu!" Jawa Safra dengan nada tegas.
"Kamu yakin bukan karena di suruh mama ku?" Abby mengulang pertanyaan.
"Ist...Sarfa mendesis sambil menaikan salah satu ujung bibirnya.
Melihat sikap Sarfa Abby percaya bahwa Sarfa tidak sedang bersekongkol dengan mamanya untuk memisahkan dirinya dengan kekasih hatinya.
"Sudah,aku tidak ingin membahas soal ini lagi. Biarkan aku mengurus Gracia," ucap Abby sambil menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa miliknya.
"Terserah, aku sudah memperingatkan mu. Aku berharap Gracia benar-benar mencintai mu dengan tulus," tutur Sarfa dengan nada suara penuh harap.
"Percaya Gracia itu mencintai ku sama seperti aku mencintainya," balas Abby yang berusaha meyakinkan sahabatnya.
"Aku berharap semoga anggapan ku soal Gracia salah," ucap Sarfa.
Setelah mengatakan kalimat itu Sarfa bangkit dari tempat duduknya ingin segera kembali ke ruang kerjanya.
"Aku ke ruang kerja ku dulu, kerjaan ku masih numpuk," ucap Sarfa sambil berpamitan kepada Abby. Dan Abby pun kembali ke meja kebesarannya untuk melanjutkan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan yang sempat tertunda.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Sunmei
2 like hadir kak
2023-01-13
0
Rahma AR
nyimak😊
2022-11-17
1
Dewi Payang
Klo udah bucin ya gitu, gak mau dengar apapun.
2022-10-31
1