Pagi ini, Jenita dikejutkan dengan kehadiran sosok gadis cantik seusianya.Pada awalnya dirinya sempat bertanya-tanya siapa gadis itu sebenarnya.Namun rasa penasarannya terbayar dengan segera setelah kehadiran Ayunita. Sebagai seorang yang profesional, Jenita tidak terlalu memusingkan apa yang mereka lakukan.
Bahkan Jenita membiarkan saja, ibu dan anak itu masuk ke dalam ruang produksi di dalam tokonya. Dirinya hanya memantau apa yang akan mereka berdua lakukan.
"Ini dan ini, sebaiknya tidak digunakan dan ganti dengan produk kita yang sudah dikenal disini. Jangan sampai karena ulah kalian yang mematuhi anak ingusan, membuat toko ini malah merugi dan membuang buang bahan." Ayunita berkacak pinggang. Wanita itu semakin tersenyum sinis seolah dirinyalah pemilik toko tersebut.
"Teruskan seperti yang saya atur, sesuai dengan jadwal dan apa yang harus dilakukan. Silakan kembali bekerja"
" Untuk anda bibi, maaf sepertinya anda tidak punya pekerjaan ditoko ini. Jadi sebaiknya bibi jangan mengganggu oprasional toko. Biarkan mereka bekerja dengan tenang. Jika bibi tidak punya kesibukan, alangkah baiknya bibi membantu bagian penjualan dari pada mengacau disini." Jenita datang dengan senyum yang masih bertahan di bibirnya.
Dira yang sedari tadi melihat interaksi antara sang mama dengan wanita yang ditatap nya dari ujung kepala sampai kaki tak ada hal istimewa padanya itu bergantian.
Tak ada raut khawatir dalam wajah Jenita. Gadis itu masih melayangkan senyum kepada para pekerja nya diruang produksi.
"Dasar gadis jelek nggak tau malu. Jangan mentang mentang menjadi ahli waris di sini, kamu jadi sok kuasa. Toko ini sudah baik baik saja sebelum kamu datang. Sekarang lihatlah? Kamu dengan seenaknya merubah apa yang telah eyang bangun sejak lama."
Belum sempat Jenita membuka mulutnya, Hermawan masuk dengan langka lebar. Dirinya yang pagi ini berangkat ke pasar untuk membeli stok toko mendadak kembali karena catatan bahan belanjanya tertinggal dirumah.
Hermawan tak menaruh curiga sama sekali karena ketidak beradaan istri dan anaknya di rumah. Lelaki itu berpikir keduanya sedang membantu di toko.
Namun hatinya gelisah saat mobil yang dikendarai nya melewati samping toko. Rasa penasaran membuatnya menghentikan laju mobil yang sudah melewati toko eyang. Dengan berjalan kaki Hermawan memasuki toko. Dan betapa terkejutnya dirinya ketika mendengar suara lengkingan Ayu yang berasal dari ruang produksi.
Di sinilah dia sekarang, berada tepat dihadapan istri dan anaknya dengan sorot mata yang tajam. Tangannya terkepal erat menahan amarah.
Ayu yang belum menyadari kehadiran suaminya, masih meneruskan sumpah serapah nya. Ucapannya terhenti kala sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.
Bukan hanya Jenita, Dira pun kaget dengan apa yang dilakukan oleh papanya. Baru kali ini dirinya melihat sang papa memukul mamanya bahkan di depan umum. Sementara Ayu langsung terdiam dengan mata yang berkaca kaca. Selama menikah hingga detik ini. Hermawan tidak pernah melayang kan tangan kepadanya. Suaminya tersebut akan selalu mengala dan diam bahkan pergi menjauh ketiga terjadi perselisihan diantara mereka berdua.
"Dira!! Bawa mama kamu pulang."
Perlahan Dira memapah Ayu yang menangis, keduanya segera berlalu meninggalkan toko. Sebelum benar-benar keluar, Dira sempat menoleh ke belakang. Dimana dirinya bisa menyaksikan papanya sedang berbicara lembut kepada Jenita.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Sesaat setelah berbicara dengan Hermawan. Jenita melajukan mobilnya keluar dari toko. Gadis itu memilih untuk pergi ke rumah produksinya dan mencoba resep baru lagi.
Huuft
Jenita keluar dari mobilnya, seorang security yang bertugas menjaga ruko tersebut bergegas membantu Jenita membuka rolingdor.
"Siang mbak." Sapanya seraya sedikit menundukkan kepalanya.
"Siang, pak. Oh ya pak, apa istri bapak bisa ke sini membantu saya lagi?"
"Saya panggil dulu ya mbak." Jenita mengangguk kemudian berlalu masuk ke dalam ruko.
Diluar schedule les nya. Jenita akan belajar sendiri, seperti hari ini. Keluarga security yang dia pekerjakan biasanya akan datang membantunya.
"Coba resep yang mana dulu ya?"
Setelah berganti pakaian, Jenita segera menyiapkan peralatan dan bahan bahan untuknya praktek. Beberapa resep nampak berada di meja yang sengaja Chef Andrian tinggalkan untuk nya belajar sendiri.
Rainbow Cake, adalah resep bolu yang akan Jenita coba kali ini. Bolu kekinian yang pernah berjaya tersebut menggusiknya untuk mencoba membuatnya sendiri.
"Buat adonannya sekaligus saja, nanti kamu tinggal bagi beberapa varian warna yang kamu suka. Selain menghemat waktu, kamu juga bisa mengaplikasikan kreasi kamu dalam mencoba berbagai bentuk dan rasa yang menarik. Namun ingat, tektur dan kelembutannya yang perlu kamu perhatikan."
Penjelasan Chef Andrian yang selalu Jenita ingat. Dengan otak cerdasnya, gadis manis berlesung pipi tersebut dapat menyerap apa yang dia dengar dan lihat dengan cepat. Jenita bahkan memiliki kecerdasan diatas rata-rata.
Sebagai seorang Ceo, dirinya yang berperan sangat cantik dan percaya diri membuatnya selalu bisa meraih apa yang diinginkan. Tender besar pun tak luput dari tangan dinginnya.
Ting
Suara oven membuat perhatian Jenita teralihkan. Di langkahkan nya kaki segera untuk melihat hasil karya nya. Seulas senyum nampak terukir di bibir manisnya kala melihat hasil yang memuaskan.
"Mbak, setelah ini bantu saya menyiapkan bahan untuk adonan kue kering ya mbak. Saya ingin mencoba nya."
Marni mengangguk, wanita berusia 28 tahun itu dengan sigap membantu segala apa yang Jenita butuhkan. Dia yang memang tidak punya pekerjaan merasa senang ketika menerima tawaran yang di berikan oleh Jenita. Istri security penjaga ruko yang di beli Jenita beberapa waktu lalu tersebut juga tak segan segan membantu Jenita berpromosi. Tanpa sepengetahuan Jenita terkadang, kue yang memang sengaja Jenita berikan padanya di bagi lagi ke para tetangga dengan mengatakan bahwa itu kue keluaran terbaru toko eyang.
🍃🍃🍃🍃🍃
Kemajuan teknologi membuat Jenita sadar akan banyaknya pesaing bisnis. Oleh sebab itu, dirinya dibantu Andrian telah membuat website resmi untuk toko eyang. Dengan demikian, para pelanggan yang berada diluar kota C juga bisa memesan secara online tanpa perlu repot untuk datang langsung ke toko eyang.
Bahkan, bolu dan kue kering yang belum di pamerkan di toko sudah dia posting terlebih dahulu. Selain untuk melihat minat pembeli, Jenita juga mencoba untuk menarik minat pelanggan onlinenya dengan menawarkan potongan harga.
Andrian yang kebetulan sedang melakukan seminar di sebuah kampus dibuat geleng-geleng kepala. Murid didiknya yang satu ini terasa sangat special. Jenita tak pernah takut untuk mencoba hal baru dan pantang untuk menyerah. Semangat nya tetap tinggi walau dirinya sering kali gagal.
Mata bulat dan selalu memancar kepercayaan diri yang tinggi, yang dimiliki Jenita mampu menghipnotis semua orang. Bahkan Andrian dan Marni yang selalu menemani nya di ruko sempat tercengang. Bahkan mereka sempat heran, kenapa Jenita memilih menyembunyikan mata indahnya di balik kaca mata tebal yang selalu dia pakai.
Namun Jenita hanya tersenyum, gadis itu hanya ingin tetap dikenal sebagai Jenita dengan kaca mata sebagai ciri khasnya. Bahkan, baik Andrian maupun Marni diminta untuk tidak memberi tahu kan kepada orang lain jika mata Jenita tidak bermasalah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
👑HAO⏤͟͟͞RAJURA🤠🐺♂️hs⚜️
Jenita adalah AHLI WARIS yg menerima warian dari PEWARIS, yakni Eyangnya.
Warisan = harta waris dalam segala bentuk
Pewaris = pemberi warisan
Ahli waris = penerima warisan
Silakan buka KBBI
2022-11-23
5
Amin_Rosyid
abaikan saja mereka yg tk suka,anggap saja sebagai nyamuk yg berdenging 🤣🤣
2022-11-08
3