Tepat setelah aku menyelesaikan makanku, Nona Cintya telah selesai mengganti pakaiannya dan sedikit menggunakan riasan di wajahnya yang cantik itu. Kecantikan Nona Cintya sudah tidak diragukan lagi. Dengan mata bulat hitam, alis tebal, bibir merah, hidung yang lancip dan mancung serta bentuk wajah oval, membuat Nona Cintya mungkin bisa dinobatkan sebagai wanita tercantik di kota ini. Ditambah lagi dengan rambut hitamnya sepanjang punggungnya yang berkilau serta tubuhnya yang ramping dengan tinggi sekitar 165 cm, Nona Cintya terlihat bak model yang sempurna.
“Kau sudah selesai memakannya, Raditya?”
Aku langsung kembali ke posisiku berdiri di dekat pintu kamar Nona Cintya dan memasang ekspresi datarku lagi. “Sudah, Nona. Terima kasih untuk sarapannya.”
“Bagaimana menurutmu penampilanku ini, Raditya?” Nona Cintya bertanya kepada sembari memamerkan pakaiannya yang sepanjang lutut dan berputar sebanyak dua kali di hadapanku, membuat pakaian itu sedikit melebar karena udara yang bergerak.
“Bagaimana menurutmu, Dewangkara? Apakah aku terlihat cantik?” Dalam sekejap bayangan yang selalu menghantuiku dalam tidurku, muncul di dalam benakku dan membuatku kepalaku berkedut. Aku sedikit menatap ke arah Nona Cintya yang masih menunggu jawaban dariku. “Can-cantik, Nona.”
“Benarkah?? Kukira aku tidak cocok menggunakan pakaian ini, syukurlah jika aku terlihat cantik menggunakan pakaian ini.” Setelah menerima jawaban yang memuaskan baginya, Nona Cintya kemudian mengambil tas tangannya dan memasukkan beberapa barang yang akan dibawanya: ponsel, dompet, lipstik, bedak dan tidak lupa parfum. Sebelum keluar dari kamarnya, Nona Cintya menyemprotkan parfum miliknya ke beberapa bagian tubuhnya dan membuat kepalaku yang berkedut semakin berkedut saja.
“Kita berangkat, Nona?” tanyaku memastikan.
“Ya, Raditya. Kita berangkat tapi ... “ Nona Cintya menarik tanganku dan mendekat ke arahku. Dengan menggunakan sepatu tinggi yang mungkin tingginya sekitar 7 cm, selisih tinggi kami sedikit berkurang dan membuatnya mampu mendekat ke wajahku lebih dekat dari biasanya. Nona Cintya kemudian menyemprotkan parfum miliknya di leherku dan beberapa bagian lainnya, sebelum akhirnya menarik tubuhnya menjauh dariku.
“Ini?”
“Nanti adalah pertemuan pertama yang kamu hadiri bukan?”
Aku menganggukkan kepalaku. “Ya, Nona. Tapi kenapa Nona menyemprotkan parfum Nona yang berharga itu pada saya?”
“Nanti akan ada satu wanita yang menyebalkan yang selalu merasa iri padaku. Aku tidak ingin dia menyentuh milikku, jadi aku memberi tanda padamu dengan menggunakan ini.” Nona Cintya mengangkat parfumnya, menunjukkannya padaku sebelum akhirnya memasukkannya ke dalam tas tangan miliknya.
Aku memiringkan kepalaku merasa aneh dengan perlakuan ini. Apakah Nona Cintya selalu begini kepada pengawalnya? Tapi ... aku mengabaikan pikiran itu dan langsung menghubungi sopir untuk memintanya mengantar kami ke lokasi pertemuan diadakan.
Begitu tiba di depan bangunan kediaman Yasodana, aku langsung melangkahkan kakiku lebih cepat untuk mendahului Nona Cintya dan membukakan pintu mobil untuknya.
“Silakan, Nona.”
“Terima kasih, Raditya.” Nona Cintya masuk ke dalam mobil dan duduk dengan anggunnya. Tepat sebelum aku menutup pintu mobil, Nona Cintya memanggil namaku. “Raditya?”
“Ya, Nona.”
“Jangan duduk di samping sopir! Duduk di kursi belakang bersamaku!!”
Aku memiringkan kepalaku karena lagi-lagi merasa kebiasaan Nona Cintya ini sedikit aneh karena dalam peraturan yang tertulis, kami diharuskan duduk di samping sopir ketika berada di dalam mobil yang sama dengan Tuan kami.
“Tapi, Nona ....”
“Peraturan pertama bukankah dilarang menolak perintah Tuanmu??” Sekali lagi ... Nona Cintya memberi penegasan padaku bahwa dari banyak peraturan yang ada, perintah Tuan kami adalah peraturan mutlak yang tidak bisa dilawan dan diganggu gugat.
“Ba-baiklah kalau begitu, Nona.”
Setelah menutup pintu di samping Nona Cintya, aku bergerak ke sisi lain mobil dan kemudian membuka pintu mobil di sisi lain Nona Cintya berada. Aku masuk ke dalam dan duduk di sana. Sopir yang duduk di depan melirikku tajam sebelum akhirnya membawa kami ke tempat pertemuan diadakan.
Selama perjalanan menuju ke tempat pertemuan, Nona Cintya memberikan beberapa lembar informasi kepadaku yang tersimpan di dalam mobil yang biasa digunakan oleh Nona Cintya. Dari informasi itu, aku mengetahui keturunan dari dua bangsawan lain yang nantinya akan aku lihat ketika datang ke pertemuan. Beruntung sekali ... aku yang terbiasa melakukan banyak pekerjaan di masa lalu, mampu mengingat dengan cepat dalam waktu singkat.
“Silakan, Nona.” Begitu sampai di lokasi pertemuan, aku langsung bergegas turun dari mobilku dan membukakan pintu untuk Nona Cintya.
“Terima kasih, Raditya.”
Setelah kami berdua turun, sopir membawa mobil ke lokasi parkir untuk menunggu kami. Sementara itu aku yang bertugas untuk menjaga Nona Cintya, mengikuti Nona Cintya masuk ke dalam gedung pertemuan.
“Raditya?” Baru beberapa langkah hendak memasuki gedung pertemuan, Nona Cintya menghentikan kakinya dan memanggil namaku.
“Ya, Nona. Ada yang bisa saya bantu?”
“Lenganmu, berikan lenganmu padaku.”
Aku memiringkan kepalaku merasa bingung dengan permintaan itu. Dengan ragu, aku memberikan lenganku ke arah Nona Cintya dan dengan cepat Nona Cintya menarik lenganku, membuatku mendekat ke arahnya. Kini Aku dan Nona Cintya berdiri sejajar dan tidak lagi berdiri tepat di belakangnya seperti yang biasa aku lakukan ketika berada di rumah menjaganya.
“Nona, ini?”
“Bantu aku berjalan, Raditya. Aku sedikit gugup.” Nona Cintya menarik lenganku dan menggenggamnya dengan erat membuatku merasakan perasaan gugupnya.
“Baik, Nona.”
Selama tiga bulan ini selalu mengikutinya, aku terbiasa dengan langkah kaki Nona Cintya dan kecepatannya untuk berjalan dan melangkah. Jadi ketika Non Cintya membuatku berada di sampingnya dan bukan berada di belakangnya, aku mampu berjalan selaras dengan Nona Cintya dan memandunya dengan baik.
“Kau sudah datang, Cintya.”
Begitu masuk ke dalam gedung pertemuan di mana semua anak keturunan tiga bangsawan di kota ini berkumpul, Tuan Muda dari keluarga Wardana-Bagaspati langsung mendatangi Nona Cintya dan menyapanya dengan senyuman hangat.
“Ya, Kak Bagaspati. Aku sudah datang.”
Bagaspati melihat tangan Nona Cintya yang berada di lenganku. Mata Bagaspati kemudian mengarah padaku dan melihatku dengan saksama seolah sedang menyelidik ke arahku. “Jadi ... ini bodyguad barumu, Cintya?”
“Ya, Kak. Ini Raditya-pengawal baruku sekaligus orang yang menyelamatkanku tiga bulan yang lalu.” Nona Cintya menjawab pertanyaan itu sembari mengeratkan lenganku di genggamannya.
Bagaspati masih melihatku dan kali ini aku merasa tatapan Bagaspati terlihat sangat tajam padaku seolah keberadaanku adalah sesuatu yang mengganggu baginya. “Kau tampan juga, Raditya. Baru pertama kali aku bertemu dengan pengawal setampan dirimu, mungkin kau harusnya menjadi model dan aktor dari pada menjadi seorang pengawal. Sayang sekali wajah tampanmu itu, Raditya.”
“Terima kasih untuk pujiannya, Tuan Bagaspati. Tapi ... pekerjaan ini sudah lebih dari cukup bagi saya, Tuan. Jadi model atau aktor, saya kurang menyukainya karena membuat banyak perhatian mengarah kepada saya.”
“Oh ho ... kau orang yang menarik, Raditya.” Senyuman muncul di bibir Bagaspati ketika menerima jawaban dariku. “Aku suka jawaban yang kau berikan, Raditya.”
“Kakak!” Dari kejauhan terlihat satu orang wanita dan satu orang pria yang sedang berjalan mendekat ke arahku dan Nona Cintya. Satu pria itu adalah Tuan Muda dari keluarga Vamana-Gulzar. Sementara wanita yang berjalan di samping Tuan Muda Gulzar Vamana adalah Putri dari keluarga Wardana sekaligus adik kandung dari Bagaspati yakni Agni.
“Oh adikku ...” Bagaspati langsung mengubah tatapan dinginnya menjadi tatapan hangat ketika membalas panggilan adiknya. “Cintya telah tiba, kalian tidak menyapanya??”
“Selamat datang Kak Cintya.” Nona Agni menyapa lebih dulu kepada Nona Cintya karena usia Nona Agni yang setahun lebih muda dari pada Nona Cintya. Dari tatapannya, aku tahu jika Nona Agni memandang Nona Cintya dengan tatapan iri dan dengki. Tapi tatapan itu kemudian berubah ketika menatap wajahku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments