Acara di tutup oleh pemangku adat Setelah pernyataan dari bapak mertuaku. Uang dua puluh juta aku terima dari bapak mertuaku.
Sesuai dengan kesepakatan, Lusa Kami akan tinggal di rumah tulang pak Saor sebagai pengantin baru yang mandiri.
Satu persatu para tamu sudah pamit pulang, begitu dengan bang Andri yang pulang bersama orangtuanya ke rumah Nya. setelah semuanya beres baru aku masuk ke kamar.
Daftar kebutuhan sudah ku tuliskan, besok Aku berangkat ke ibukota kabupaten untuk belanja sekaligus menjual kalung perhiasan Ku untuk tambahan modal dan untuk kehidupan sehari-hari sebelum bang Andri gajian.*
Pagi hari cerah, bus jemputan sudah tiba di depan rumah untuk berangkat ke ibukota kabupaten. hanya 1 jam lebih perjalanan, aku sudah sampai di pasar induk ibu kota kabupaten.
Pertama menemui toko bakal kain yang sekaligus untuk mengambil mesin jahit dan mesin bordir. penjualannya begitu ramah, setelah transaksi selesai pesanan Ku di siapkan dan akan diantarkan ke loket bus yang Aku tumpangi.
Berikutnya adalah membeli peralatan dapur, Aku membelinya di satu toko saja dan meminta kepada pegawainya untuk pesanan Ku ke loket bus.
Sekarang kebutuhan dapur, dan lagi-lagi Aku belanja satu toko yang sangat lengkap. karena belanjaan ku lumayan banyak, pegawai tokonya bersedia mengantar ke loket bus.
Kemudian ke toko pertanian untuk membeli bibit sayuran dan alat-alat bertani yang sederhana. tapi kali belanjaan Aku panggul sendiri.
Sebelah toko pertanian, ada toko elektronik dan Aku membeli kulkas. Akhirnya uang dari Bapak mertuaku sudah ludes. saya masih bersyukur Masih ada simpanan cash yang ku bawa untuk menambah daftar belanjaan Ku.
Terakhir adalah menjual kalung perhiasan, sesampainya di toko mas dan ternyata mas lagi naik. kalung perhiasan Ku beserta mainannya seberat 36 gram, setelah di potong biaya apa gitu uang ku terima senilai tiga puluh empat juta empat ratus ribu Rupiah.
Aku kembali ke toko bakal pakaian, untuk menambah stok bakal. paket yang di tawarkan memang sudah lebih dari cukup tapi aku ingin ada varian yang lain.
Dengan menghabiskan dana tambahan tujuh juta Rupiah, bakal kain dan pernak-pernik nya sudah lengkap. dengan mobil pickup milik toko Aku menumpang ke loket bus.
Sesampainya di loket bus, Ku lihat belanjaan yang lain sudah tiba di loket ini. setelah di susun ke dalam bus barulah Aku beranjak pergi ke samping loket bus yang menjual sayur-sayuran dan bahan makanan lainnya.
Semua sudah komplit, berhubung penumpang bus sudah banyak akhirnya kami berangkat pulang.
Menempuh perjalanan satu jam lebih, semua belanjaan Ku di turunkan tepat di depan rumah, Aku di sambut Tulang pak Saor dan Mamak. Tulang pak Saor membawa 3 orang tukang untuk memperbaiki rumah yang rusak dan membuat ruangan khusus untuk menjahit.
Setelah semua beres, satu persatu belanjaan ku masuk ke rumah dan mulai menata Nya yang dibantu oleh Mamak dan Tulang pak Saor.
Tidak terasa akhirnya selesai juga, Saor anak perempuan Tulang tiba di rumah setelah pulang privat bahasa Inggris di dekat kantor camat.
Saor yang baru saja naik kelas 2 SMA langsung memasak bahan makanan yang ku bawa. hari sudah Sore, kami menunggu bang Andri untuk makan malam bersama di rumah ini dan tidak berapa lama bang Andri datang di antar oleh Mamaknya.
"Tiur... dalam koper ini baju pakaian Suami Mu, nanti susun dengan rapi. Suami mu pegawai kantor camat ngak kayak kau pekerja serabutan." kata ibu Mertuaku dengan begitu sinis dan sombongnya.
"iya Inang (panggilan ibu mertuaku) nanti Tiur susun rapi. inang, mari makan yuk. ini masakan Saor dan itu sangat enak."
"tidak perlu, saya hanya menitipkan Anakku saja, tolong jaga baik-baik. ingat saya tidak pernah sekalipun memarahinya." Ujar ibu mertuaku dan berlalu.
"haaa..... anak laki-laki tidak pernah di marahi? impossible. tiada hari Mamak ku itu kak Tiur, ngomel-ngomel aja ke Saor. ya karena tingkah Ku sih kak.
Tapi Suami kakak luar biasa, tidak pernah di marahi sama Mamak Nya. pastilah suami kakak anak berbakti kepada kedua orang tuanya dan kepada Nusa dan bangsa."
"Saor...... " sanggahan nantulang Mamak Saor.
Saor sebenarnya menyindir bang Andri yang terduduk di kursi yang jauh dari kami yang sedang makan malam. ada benarnya juga yang di ucapkan oleh Saor.
Seorang anak dalam keluarga tidak mungkin tidak pernah di marahi oleh orang tua, jika tidak pernah dimarahi tentunya anak tersebut adalah anak manja. mana mungkin anak manja pernah di marahi?
Selesai makan malam Keluarga pak Saor dan Mamak pulang, dan Aku pun Mandi. sesampainya di dalam kamar, koper bang Andri yang sudah kuangkat ke dalam kamar masih pada posisinya.
Setelah memakai pakaian, perlahan ku susun rapi Pakaian itu. sementara bang Andri rebahan di kasur. semuanya sudah beres dan Kutemui bang Andri yang rebahan di kasur.
"uangKu sudah habis, Abang mintak uang mu ya untuk uang saku." kata bang Andri tanpa menolehku.
"bang, bukannya inang menjatah Abang? gaji Abang sebelumnya emangnya sudah habis?"
"kan Abang kasih semua sama Mamak, dan itu juga di gunakan untuk biaya pernikahan kita. kata Mamak mulai sekarang Abang mintak uang dari kau Dek."
Srttttt..... darahku terasa mengalir ke kepalaku, tapi sabar.... sabar..... sabar.... ini ujian..... sabar.....
"dek.... main yuk.... " pinta bang Andri.
Maksudnya untuk berhubungan badan, matanya berkedip ke arahku dan tersenyum. Aku akui bang Andri memang tampan, tapi masih dibawah ketiak Mamak Nya.
"Mamak Mu juga yang menyuruhmu untuk main dengan Ku?"
Pertanyaan dariku tidak membuat nya tersinggung, malah tersenyum sembari meraba tanganKu.
Sudah tidak tahu apa yang ada dalam pikiran Suamiku ini, jujur aku sama sekali tidak mencintainya. Diperantau sana Aku meninggalkan cintaku yang menungguku. tapi Aku terjebak di pernikahan karena utang Adat ini.
Satu harian beraktivitas, mulai dari belanja sampai beres-beres. enggan rasanya untuk melayani bang Andri, tapi Aku adalah istri Nya dan sewajarnya melayani kebutuhan batin bang Andri.
Bang Andri mulai menggerayangi tubuhku, dan Aku hanya pasrah saja. bang Andri memang mendapat ku tapi tidak dengan cintaku.
Setelah bang Andri terpuaskan, dia langsung tertidur di sampingku tanpa memperdulikan Ku, bang Andri bukanlah pria yang ku cintai.
Dibawah balutan selimut ini, berderai air mataku. Ini semuanya karena penyesalanku yang meninggalkan cintaku dan menikah dengan bang Andri.
Diawal pernikahan sudah di mulai dengan perseteruan, Aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan kelak nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
annis
lucu ya si andri....
klo aku jdi tiur.. ogah daah... sudah menikah masih di urusin mertue....🥴
2022-12-19
1
Jasreena
pegawai kantor tp gaji kecil pegawai serabutan gaji besar ...
2022-12-19
1
EsterEka.
segala nusa dan bangsa kau ikut serta kan pula boru. lengkap kali nya
2022-11-02
1