Pov author
Rintik-rintik air hujan masih tersa malam itu , hujan sedari sore tadi membuat lalulintas cukup lenggang . Aeyong berjalan menyusuri trotoar yg sepi , samar-samar dentungan musik terdengar dari earphone yg ia kenakan . Dia nampak menikmati suasana malam ini .
"TOLONG...."
Suara yg cukup nyaring membuat langkahnya terhenti seketika , ia melepaskan salah satu earphone yg dikenakannya , matanya terpejam mencari sumber suara itu . Beberapa detik berlalu Aeyong lemparkan earphonenya ke tanah , ia berlari menuruti instingnya . Tentusaja indra pendengarannya lebih tajam dibanding dengan manusia biasa , sebagai rubah tentu isting berburunya sangat tajam , ia akan dapat dengan mudah menemukan mangsanya bahkan di bawah lubang tikus sekalipun . Langkahnya terhenti di sebuah gang kecil , Aeyong berjalan dengan hati-hati masuk ke dalam gang tersebut .
" Berteriaklah sesukamu nona , tak akan ada yg menolongmu . lebih baik menurutlah dan simpan tenagamu nanti hahaha ," segerombolan brandalan nampak tengah menindas seorang gadis yg meringkuk di pojokan . " Tolong lepaskan aku , akan ku berikan uang yg aku punya ," gadis itu nampak tak berdaya memohon pada berandalan itu . Para grombolan itupun semakin kegirangan karna korbannya nampak tak berdaya mereka hanya tertawa menanggapi permohonan gadis itu .
Salah satu dari brandalan berjalan mendekati gadis yg terduduk meringkuk di pojok gang tersebut , isak tangisnya mulai terdengar , brandalan yg disapa jhon itu pun berjongkok mengangkat wajah gadis tersebut . "Jangan menangis anak manis , nanti juga kau akan bahagia , percayalah hahaha," para brandalan itupun ikut tertawa .
"Tak tau diri , bagimana bisa kalian yg berlima menindas seorang gadis kecil , cuih sangat memalukan ," suara lantang dan angkuh nampak dari ujung gang .
" wah lihatlah ada yg cari mati rupanya ," ujar jhon sembari berdiri , sementara yg lainnya menoleh ke sumber suara . Karna cukup gelap gang itu maka tak nampak wajah Aeyong dengan kuku-kuku tangan yg sudah memanjang bola mata coklat keemasan yg indah tlah berubah menjadi hitam pekat . Aeyong berjalan menghampiri kelima brandalan tersebut , dengan cepat aeyong berada di hadapan jhon , aura pembunuh nampak jelas pada gadis cantik itu . sekali cengkram dia mencekik leher jhon dan menabrakkan tubuhnya ke arah dinding .
" sii ... Siapa kau , jangan ikut campur . "
" kenapa , kalian diam saja cepat hentikan dia ," perintah jhon pada anak buahnya yg nampak kaget . Namun hanya dengan satu hentakan kaki saja semua brandalan itu terkapar ke tanah . Melihat anak buahnya yg tak berdaya membuat jhon makin ketakutan , bagaimana seseorang dengan mudah menaklukkan gengnya . " Lain kali aku tak akan segan-segan untuk membunuh kalian ," ancam Aeyong dengan suara paruh yg berat sehingga terdengar cukup menakutkan .
Krakk..... " ahh...." terikan yg memekikkan telinga , dengan sekali hempas jhon jatuh ke tanah . "Pergi , sebelum anggota tubuh kalian juga ikut patah ," gretaknya . Tanpa menunggu dua kali para brandalan itupun lari tak terkeculi jhon yg dipapa dua anak buahnya , Aeyong telah mematahkan tulang lehernya akan butuh waktu lama untuk jhon pulih . Aeyong mundur beberapa langkah " Pergilah , mereka tak akan berani mengganggumu lagi ," ucapnya . Gadis itu nampak ragu-ragu , ia masih syok dengan apa yg dilihatnya , berlahan ia mulai berderi namun rasanya kakinya masih bergetar hingga ia kesulitan menjaga keseimbangan tubuhnya dan ahkirnya terjatuh , sebelum gadis itu mendar di tanah tangan aeyong dengan cepat memapah tubuhnya . " Hati-hati," ucapnya lembut "lain kali gunakan pakaian yg lebih tertutup jika hendak bepergian , itu akan membuatmu lebih aman ," tambahnya .Karna gelap gadis itu tak bisa melihat wajah Aeyong ditambah aeyong menutupi rambut panjangnya dengan penutup jaket , hanya aroma chamellia yg samar-samar gadis itu cium dari tubuh penolongnya . Setelah selesai membantu gadis itu berdiri aeyong segera pergi .
Kang ha naa masih mengatur nafasnya , 'siapa yg telah menolongku , dia cukup luar biasa ,'fikirnya . Dengan berhati hati ha naa berjalan melewati gang , hingga samlai diujung gang diamatinya sekitar nampak sepi 'cepet sekali dia pergi , bahkan aku belum sempat mengucapkan terimakasih padanya .' Ha naa berdiri di tepi jalan tanggannya melambai memanggil taxi , tak lama taxi itupun menepi , ia pun segera masuk ke dalam taxi tersebut .
Dari kejauhan nampak Aeyong tengah mengamati Ha naa , bagaimanapun ia tak tega meninggalkan gadis itu sendirian hanya saja aeyong takut jika identitasnya sebagai Gumiho diketahui orang , apalagi apa yg telah dia lakukan tadi cukup diluar nalar manusia . Setelah taxi itu menghilang di perempatan jalan Aeyong menghembuskan nafas panjang 'untung saja aku tak sampai membunuh brandalan itu,' desahnya lirih . Dengan langkah gontai ia kembali kerumahnya .
Suatu kesalahan yg berat jika Gumiho seperti aeyong sampai membunuh manusia , mereka akan di hukum oleh para dewa . Kekuatan mereka akan hilanh dalam waktu jangka waktu tertentu .
...----------------...
Di sebuah hunian mewah Ha naa dengan langkah gontai memasuki ruangan utama di rumah tersebut , kedatangannya disambut dengan para pelayan yg menggunakan seragam hitam putih . " Astaga nona , apa yg telah terjadi , " teriak seorang asisten perempuan . Ha naa hanya mengangkat tangan agar semuanya diam , ia terus berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya . Seakan mengerti isyarat sang majikan semua pelayan itupun diam tak bersuara .
Di dalam kamar Ha naa menangis , kenapa dia begitu bodoh , kenapa dia bisa percaya ucapan choi Soo rim dan yg tidak pernah ada dalam benak Ha naa adalah sebegitu teganya Soo rim menjerumuskannya . jika bukan karna penolongnya itu , mungkin Ha naa akan habis oleh para brandalan tadi . 'aku pasti akan membalas budi jika bertemu dengannya nanti ,' dikeluarkannya sebuah leontin berbentuk bunga lotus perak dengan tali berwarna hitam . Ia tersenyum memandang lionting itu "dengan ini aku akan menemukanmu ," ucapnya .
...----------------...
... ...
**Pov Kang Ha Joon
'took..tookk..took'
Aku hendak memejamkan mataku ketika sebuah ketukan diluar kamar terdengar , dengan enggan aku berjalan kearah pintu .
"ada apa ?" kataku ketika pintu kubuka .
" maaf tuan muda , nona Ha Naa baru saja kembali , keadaanya cukup kacau , saya khawatir telah terjadi sesuatu ," jelas seorang palayan . segera aku berlari ke kamar adikku begitu mendengar perkataan pelayan itu .
'took..toook* '
" Ha naa , ini kakak bisakah kau buka pintunya ," tak ada jawaban dari dalam membuatku semakin panik ,
"HA NAA , APA KAU BAIK-BAIK SAJA DI DALAM ." teriakku .
Aku nyaris saja mendobrak kamarnya sebelum ahkirnya suara ganggang pintu terdengar. Ha Naa nampak pucat ditambah matanya bengkak seperti habis menangis .
"Apa yg telah terjadi ?" aku tak bis menyembunyikan rasa khawatirku .
" masuklah oppa ," bisiknya .
Kami berjalan memasuki kamarnya , Ha na duduk di tepi tempat tidur menatapku penuh rasa kecewa . " apa yg telah kakak lakukan pada choii Soo Rim ?"
lidahku kaku seketika , nyaris aku tak bisa menelan ludahku sendiri .
"jawab oppa ?" ulangnya .
"Apa yg dia lakukan terhadapmu?" kelakku.
"jawab dulu , pertanyaanku !" tegasnya .
"kami sudah putus,dan dia tidak terima," pungkasku .
"apa yg telah dia lakukan padamu?" lanjutku .
Ku lihat Ha Naa terseyum simpul .
"oppa tau , aku hampir saja diperkosa beramai-ramai tadi .. Soo rim menjebahku .. ," jawab adikku lirih , ia tak melanjutkan kata-katanya hanya suara isakan tangisnya . Aku duduk disamping Ha naa mengelus rambutnya perlahan kemudian memeluknya , jujur aku sangat marah mendengar penjelasan adikku tapi masih bisa kutahan . "jika tak ada orang yg menyelamatkanku , mungkin aku sudah hancur sekarang ," lanjutnya masih terisak .
"aku akan membalasnya untukmu," segera aku berdiri namun ditaha oleh ha naa . "Jangan membuat soo rim makin membenciku oppa, berbaikanlah dengan soo rim ," bujuknya . Aku terdiam , ' bagaimana bisa aku kembali dengan anak itu , sudah cukup puas aku bermain-main dengannya , salah dia yg terlalu mencintaiku . Tapi adikku tidak bisa dengan mudah dia tindas seperti itu , soo rim bukan wanita yg bisa kuremehkan ternyata ' . "oppa !"
"nanti kufikirkan , lebih baik kau pindah sekolah saja , akan ku minta sekertaris
Lee mengurus semuanya ," hiburku .
"bagaimana keadaanmu sekarang ? Apa perlu kita ke rumah sakit ?" lanjutku .
"aku baik-baik saja oppa , sudah ku bilang ada yg menolongku ," jawabnya . Namun tetap saja aku masih khawatir . "Tapi oppa , adakah manusia yg bisa begitu cepat ? Dia juga bisa membuat orang terbanting hanya dengan satu hentakan kaki ," tanyanya lagi .
" hah ??? Apa yg kau maksud , sudahlah sebaikua ku telfon dokter kim ," segera kuraih ponsel di celanaku namun ha naa menahannya " oppa ,, aku serius dan aku tidak terluka ." Aku menatap ha naa lekat-lekat ia nampak serius tapi bagai mana mungkin ada manusia seprti itu . Ha naa berdiri dari tempatnya duduk ia berjalan ke arah meja , diambilnya sebuah liontin perak . " Tolong bantu aku menemukan pemilik liontin ini oppa , hanyya ini satu-satunya petunjuk yg aku punya ."
Aku meraih liontin perak itu , ku amati bentuknya 'bunga lotus' bisikku* . " baiklah akan kakak selidiki , sekarang isirahatlah dulu , biar makannanmu diantar pelayan kemarin," ku kecup kening adikku dengan lembut .
Aku kembali masuk ke kamarku setelah meminta para pelayan menyiapkan makanan untuk ha naa . Kuraih ponselku
" hallo , sekertaris Lee , tolong urus berkas pemindahan sekolah ha naa dan tambah pengawal yg menjaganya di luar rumah ." ucapku singkat .
Ku amati kembali liontin lotus ini nampak tak asing bagiku , tapi kapan aku melihatnya ku simpan liontin tersebut ke sebuah kotak bludru berwarna biru tua .
" hei dong ming , lakukan sesuatu untukku ,"
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Anoy
👍
2022-11-29
0
dea_amelia
semangat thor 🥰
2022-11-10
1