05.

Pov Park Ji Su

Hari pertamaku di Seoul nampak membosankan , ya mungkin karna aku tak punya teman untuk sekedar ngobrol . Setelah keluar dari ruang dekan , ku putuskan singgah sebentar dicaffetaria siapa tau aku bertemu dengan sodam lagi . Jujur hanya sodam yg kupunya disini saat ini .

" permisi oppa , bisakah saya duduk di samping anda ?"

sebuah sapaan lembut membuyarkan lamunanku , aku terdiam sejenak ku amati sekitar caffetaria yg ternyata cukup ramai dan semua tempat duduk nyaris penuh , hanya menyisahkan bangku di meja tempatku duduk . " ya silakan ," jawabku singkat . Gadis itu tersenyum dan duduk di sebelahku . " terimakasih ," ucapnya singkat yg hanya kutanggapi dengan senyum kecil.

15 menit berlalu , gadis itu nampak fokus dengan buku yg dia tulus , kulirik sekilas nampak rumus-rumus yg berjajar rapi.

"Apa kau dari fakultas matematika ?" tanyaku .

Dia menghentikan aktifitasnya , kemudian menoleh ke arahku . " iya , apakah anda mahasiswa baru disini ? Saya tidak pernah bertemu dengan anda sebelumnya ?" .

" saya memang masih baru disini , " jawabku . Aku tak berbohong aku memang baru disini tapi bukan sebagai mahasiswa .

Kulirik buku gadis itu 'astaga bagaimana dia bisa seceroboh ini ' .

"emm .. Sepertinya kau salah , bukan seperti ini penyelesaiannya . Mau kan ku bantu mengerjakannya ?"

" Apakah anda bisa ?"

"Tentu saja , ini sangat mudah , " ku raih buku bersampul coklat itu , segera ku susun rumus-rumus yg berantakan ini , bagaimana bisa menyelesaikannya jika penempatan rumusnya saja salah .

" Nah jadi harusnya seperti ini , jangan pernah lupakan penempatan rumus yg benar , ingat itu , kau paham kan ?"

Matanya yg bulat nampak melebar mendengar penjelasanku , itu membuatnya sedikit imut .

"wah luar biasa , anda sangat pintar , hanya dalam waktu 5 menit anda bisa menyelesaikannya ," pujinya takjub .

"iya oppa , akan saya ingat apa yg anda katakan tadi , di kelas apa anda nanti ? " lanjutnya .

" saya tidak yakin dimana saya akan ditempatkan nanti ,"

" ah benar , anda masih baru disini , tapi jika kita satu kelas , pasti anda akan menjadi primadona ,"

" hahaha benarkah , saya rasa sudah terlalu tua untuk dijadikan primadona ,"

"tidak juga oppa . pasti oppa akan langsung populer ditambah lagi oppa sangat pintar ," dia terus saja memuji ku .

" Aku tidak terlalu pintar kok , kebetulan aku mengerti soalmu tadi dan kau nampak kesusahan jadi aku membantumu ,"

"Tetap saja anda sangat pintar mungkin jika kita satu kelas , Aeyong akan punya saingan baru ," cletuknya .

Entah mengapa mendengar nama Aeyong membuat jantungku berderak lebih kencang bahkan jemari tanganku bergetar . Melihat ku terdiam gadis itu sedikit khawatir " anda baik-baik saja ?"

"Iya , hanya merasa sedikit pusing," kilahku.

" Oh , maafkan saya . Seharusnya saya banyak bicara ," sesalnya .

" Bukan salahmu , aku hanya sedikit lelah ," hiburku .

" Begitukah ? Sekali lagi maafkan saya , dan terimakasih telah membatu saya menyelesaikan tugas tadi ,"

"Tak masalah , belajarlah yg rajin ."

" sepertinya saya harus kembali oppa , " pamitnya , sepertinya dia ada kelas lain , karna dia nampak terburu-buru memasukkan barang-barangnya kedalam tas .

" Iya , belajarlah yg rajin ,"

sebenarnya aku tak ingin dia pergi , aku ingin tau siapa Aeyong kenapa tubuhku bereaksi seperti ini . Aku terus memperhatikan gadis itu samapai menghilang di pintu keluar caffetaria , bodonya aku tak menanyakan namanya . Setidaknya aku bisa mencarinya dan bertanya soal Aeyong padanya nanti .

......................

Pov Kim Aeyong

Entah apa yg terjadi jantungku berdetak tak karuan , perasaanku terus gelisah tapi entah apa yg membuatku gelisah . Berkali kali ku ubah posisi dudukku senyaman mungkin tapi tetap saja tak berhasil . Mungkin masiswa lain menggapku gila , seperti sodam yg memperhatikanku dengan kedua alis yg terangkat . " Berhanti menatapku seperti itu ," ucapku pada ahkirnya .

" sebaiknya kau yg berhenti bersikap aneh , coba lihat disekelilingmu ," dan benar saja banyak mahasiswa yg menatapku sebagian para mahasiswi nampak berbisik-bisik . 'sialan' , tanpa memperdulikan orang disekitarku , ku masukkan semua buku juga ponsel kedalam tasku . "Sodam , aku pergi dulu ya ," segera aku beranjak keluar dari ruang kelas tanpa memperdulikan terikan sodam .

BRUUKKK..

"Maafkan aku ," aku berjongkok segera , menata buku yg berserakan di lantai .

"Tak apa , aku sangat suka ditabrak olehmu , apakah ini takdir , kita selalu bertabrakan , "

sepontan aku menoleh ke sumber suara ,

'cih pria gila ini lagi'

Aku lengsung berdiri , diikuti pria itu . Tanpa banyak bicara segera kuserahkan bukunya dan pergi. "Tunggu aeyong ," cegahnya sembari memegang tanganku . "lepaskan ," ucapku dingin , segera ia melepaskan tangannya. " kau mau kemana ? Bukankah kau mengikuti kelas tambahan disini ," katanya sembari menunjuk ruang kelas yg baru saja aku tinggalkan .

Gila , aku berhenti hanya karna pertanyaan bodoh ini , dengan kesal aku menunggalkan pria itu , dia masih menatap ke arahku . 'bodoh kenapa aku perduli dengan pria gila itu' . Ku percepat langkahku , ingin segera aku pergi ke parkiran dan pulang kerumah .

" Aeyong kau mau kemana ?" sebuah sapaan yg familiar membuat langkahku terhenti .

" hye rii , aku akan kembali kerumah , hari ini aku kurang sehat ," bohongku .

" emm begitu , segerala pulang dan istirahat , sampai bertemu besok ," katanya tulus .

Aku hanya tersenyum menanggapinya , Song hye rii juga salah satu temanku walaupun tak sedekat sodam tapi dia cukup baik . Gadis cantik dengan mata bulat sempurna hanya saja dia sedikit ceroboh .

Aku berjalan ke arah parkiran dimana aku melihat seorang pria dengan angkuh mendorong seorang wanita , ingin rasanya aku menjauh tapi mobilku terparkir tepat di sebelah mereka .

Dengan tampang masa bodoh aku berjalan mendekati mereka , " Tolong jangan lupakan anda seorang wanita , jaga harga diri anda ," aku bisa mendengar suara lirih pria itu , sedangkan wanita itu hanya terisak menahan tangis . Semakin dekat dengan mereka , betapa terkejutnya wanita itu adalah Han Ji Yong salah satu primadona kampus , tapi pria ini siapa , dia nampak asing . "Ayahmu memintamu menjadi dosen disini juga karna beliau ingin kita semakin dekat , dan kau setuju , berarti secara tidak langsung kau juga menerima perjodohan ini kan " ji yong terus menatap pria itu . Nampak pria itu semakin kesal , dan seketika pria itu menoleh mata kami saling bertemu . 'astaga dia tampa ," pujiku tanpa sadar .

"Siapa bilang , aku setuju menjadi dosen disini karna kekasihku ," pria itu langsung menatap dingin ji yong .

" Bohong , kau bohong , paman park bilang kau tak punya kekasih ," ji yong berdiri dan berusaha memeluk pria itu .

" Untuk apa aku berbohong padamu , lihat dia sudah dantang ," ucapnya semabil menunjuk ke arahku , ji yong menoleh melotot ke arahku . Degg.

Apakah aku akan menjadi bagian dari drama mereka . Ingin rasanya aku memaki pria ini namun tiba-tiba dia datang menghampiriku , detik berikutnya dia merangkul pinggulku menarikku dalam pelukannya bukan hanya itu sebuah kecupan kecil mendarat di bibirku. mendapat perlakuan secepat itu rasanya otakku berhenti bekerja , aku hanya bisa diam mematung ." kau tidak akan salah faham kan sayang ," ucap pria itu ahkirnya membuatku otakku kembali bekerja .

melihatku yg masih diam pria itu terus berbicara seaakan nenyempurnakan actionnya ," Aku akan menjelaskannya jika kau tak keberatan ." Aku melotot ke arah pria itu dia benar-benar kurang ajar , ini sama saja menabuh kendang perang dengan ji yong . Bukannya aku tak mampu menghadapi manusia seperti ji yong tapi aku malas terlalu masuk dalam kehidupan manusia .

"Oppa, kau pasti berbohong , aku akan tanya langsung pada ayahmu ," ucap ji yong melirik ke arahku seperti ingin mencengkram leherku. kemudia pergi begitu saja.

Dan pria tak tau malu ini masih saja memeluk pinggangku . "Ahh..." teriaknya dan ia melepaskan pelukannya . "kenapa sebagai wanita kau sangat kasar," omelnya karna kakinya kuinjak . " Dan kau sebagai pria sangat tak tau malu , " jawabku ketus sembari berjalan menuju mobilku.

segera aku masuk dan pergi dari halaman parkir . Dari kaca sepion mobil masih dapat ku lihat pria sinting itu masih menatap ke arah ku .

kenapa hari ini aku begitu sial , bertemu si mesum juga dicium pria cabul . Apakah reaksi tubuhku tadi adalah sebuah tanda kesialan . Aku terus saja mengutuk diriku sendiri yg begitu bodoh mau saja diperlakukan seperti itu , ditambah lagi kenapa aku sering bertemu dengannya .

ciitt......

tanpa sadar ku injak pedal remku hingga mobilku terhenti .

Segera aku berjalan kembali , untung saja jalan saat ini relatil sepi jadi aku tak perlu menerima umpatan kasar dari pengemudi lain .

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!