Medelline baru saja menyadari, bahwa Duyung yang ia selamatkan adalah Duyung yang sama. Yang menyelamatkannya. Ia tersenyum lebar.
"Ada apa?" tanya Cyrano keheranan, saat melihat wajah gadis di hadapannya.
"Tidak. Tidak ada apa-apa. Apakah kau sudah baik-baik saja? Aku akan melepasmu ke lautan."
Medelline sebenarnya ingin bersama Cyrano lebih lama, tetapi ia tidak ingin membuat makhluk itu terancam bahaya.
Medelline mengira Cyrano sudah melupakannya. Ia sedikit kecewa.
Di sisi lain, Cyrano juga sedang mencari alasan untuk tinggal lebih lama di sisi gadis bermata indah tersebut. Ia ingat betul kejadian itu. Ketika menyelamatkan gadis kecil yang terkatung-katung di tengah lautan.
"Emmm ... aku kehabisan energi, belum bisa berenang ke dasar laut. Bolehkah aku di sini lebih lama lagi?" Akhirnya ia menemukan alasan yang sedikit tidak masuk akal, tetapi ia tetap mencoba.
Medelline merasa senang dengan kalimat yang baru saja didengar. Harapannya terkabulkan. Setidaknya, ia punya teman dan tidak sendirian lagi untuk beberapa hari berikutnya.
"Oh, tentu! Tentu saja boleh. Tetapi aku tidak bisa menyediakan makanan yang banyak untukmu, Cyrano."
"Kau boleh memanggilku Cyra. Teman-teman binatang laut, memanggilku seperti itu."
"Baiklah, Cyra."
Seharian, Medelline menghabiskan waktunya bersama Cyrano. Mereka berdua berbicara sepanjang hari tentang apa saja yang menurut mereka menarik. Seperti sepasang kawan lama yang baru jumpa.
Saat malam pun, Medelline mengendap-endap ke dek kapal paling bawah tersebut untuk menemui Cyrano. Ayahnya, terlalu sibuk. Sehingga laki-laki itu tidak peduli dengan apa yang dilakukan putrinya. Ia hanya mengingatkan sang putri untuk makan di setiap jam istirahatnya.
"Cyra, aku mendengar dongeng dari orang-orang. Air mata Mermaid bisa menjadi mutiara?"
"Tidak, saat aku menangis. Aku tidak pernah melihat jadi apa, air mata itu."
"Lalu? Itu hanya omong kosong?
Cyrano tersenyum mendengar perkataan gadis yang duduk di hadapannya.
"Yang aku tahu, air mata bangsa kami, sangat mujarab untuk menyembuhkan sakit. Dagingnya bisa membuat seseorang menjadi berumur panjang."
"Kalau begitu. Aku akan memasakmu!"
Cyrano memundurkan tubuhnya, menjauhi Medelline. Namun, gadis itu tertawa.
"Mana mungkin aku memakan laki-laki tampan sepertimu!"
Duyung jantan tersebut tersenyum lebar. Ia lega.
"Aku mendengar bahwa nyanyian Mermaid bisa membuat manusia terlena. Maukah kau bernyanyi untukku?"
"Hanya keluaga Siren yang bisa bernyanyi dengan merdu. Aku tidak bisa."
"Kenapa?"
"Hanya ... aku tidak punya kemampuan itu. Percayalah, saat aku bernyanyi, aku yakin telingamu akan sakit."
Medelline tertawa lagi. Cyrano sangat menyukai tawa dan senyum gadis itu. Ia benar-benar merasa jatuh hati. Namun, tawa itu terhenti saat terdengar suara laki-laki memanggil nama gadis tersebut.
"Meddy, kau kah itu?"
Medelline cepat-cepat membungkam mulutnya sendiri. Ia meminta Cyrano untuk bersembunyi di bawah air. Agar tidak terlihat.
"Ya, Ayah. Ini aku!"
Medelline buru-buru bangkit dan mendekati laki-laki tersebut.
Medelline memeluk ayahnya, Robert, dengan lembut.
"Kau sedang apa di tempat gelap tersebut?"
Gadis itu menunjukkan bukunya.
"Melukis? Di tempat gelap seperti ini?"
"Tidak, Ayah. Ada sudut yang bagus di belakang sana. Juga, ada pelita."
"Oh. Sudah malam, pergilah tidur!"
"Ayah sudah selesai bekerja hari ini?"
"Ya."
Medelline melirik ke sudut ruangan. Bunyi kecipak air terdengar dari tempat tersebut. Ia berusaha mengalihkan perhatian sang ayah. Yang juga mendengarnya.
"Ayah pergilah lebih dulu, aku akan mengambil beberapa barangku yang tertinggal."
"Kau yakin tidak apa-apa?" Robert berjalan ke arah suara tadi, tetapi putrinya mencegah.
"Iya, Ayah. Pergilah istirahat dulu." Medelline mendorong lembut sang ayah. Menunggu laki-laki itu menghilang dari pandangan dan kembali ke kotak kayu tadi.
"Cyra! Cyra! Kau tidak apa-apa?"
Cyrano duduk menyembulkan sedikit tubuhnya.
"Ya. Kau pergilah beristirahat di tempatmu."
"Tetapi kau akan sendirian di sini."
"Sendirian? Tidak masalah, aku sudah biasa merasakannya."
Medelline membereskan barang-barang yang tadi dibawanya. Kemudian ia mulai berjalan keluar dari ruangan tadi.
"Tunggu sebentar!"
Cyrano mengaduh, saat ia mencabut beberapa sisiknya sendiri dari ekornya.
Medelline berbalik. Ia melihat Cyrano mengulurkan tangannya yang terkepal.
"Bawa ini! Ini hadiah untukmu Meddy, karena kau sudah menyelamatkanku dari kurungan tadi."
"Apa ini?"
"Buka tanganmu."
Medelline membuka telapak tangannya, lalu Cyrano meletakkan beberapa benda berkilauan di sana. Mata gadis itu membesar, ia kagum dengan apa yang telah terjadi di hadapannya. Sisik ekor milik Cyrano lama-kelamaan berubah menjadi emas.
"Ini asli?"
"Aku tidak mungkin menipumu!"
"Terima kasih!" Karena senang, Medelline tanpa sengaja memeluk Cyrano.
Meskipun terkejut, tetapi hati Cyrano menghangat saat gadis bermata indah itu memeluknya.
Setelah melambaikan tangan, Medelline berlari keluar dari ruangan gelap tersebut. Meski ia percaya dengan Cyrano, ia tetap ingin membuktikan benda yang sekarang ada di dalam genggamannya. Ia mendengar ada pedagang emas terkenal di kapal tersebut.
Medelline mengetuk terus-menerus, pintu sebuah kamar di lantai atas kapal yang ditumpanginya. Seorang wanita paruh baya berwajah teduh muncul saat pintu ruangan itu terbuka.
"Ternyata kau, Gadis manis. Ada apa?"
"Bibi, aku ingin menanyakanmu sesuatu tentang emas."
"Masuklah!"
Wanita paruh baya di hadapan Medelline, terbelalak. Ia mengerti betul benda yang dipegang gadis itu. Bukan sembarangan emas. Emas murni kualitas terbaik.
"Beri tahu aku, di mana kau mendapatkannya?"
"Aku ... aku tidak mencuri Bibi!"
"Aku tahu! Ini emas bukan berasal dari daerah ini! Kemurniannya lebih tinggi.
"Benarkah?"
Medelline tersenyum bahagia saat keluar dari kamar wanita itu. Pedagang emas itu berjanji akan membeli emas yang ia miliki dengan harga yang pantas setelah kapal merapat di kota tujuan. Untuk sementara waktu, ia membawanya kembali ke kamarnya.
"Kau sudah kembali, Meddy?" tanya Robert saat pintu kamar berukuran kecil itu terbuka. Ia sudah hampir terlelap tadi.
"Ya, Ayah."
"Besok Ayah akan lebih sibuk dari hari ini. Kau tidak apa-apa?"
"Hmmm, tidak masalah Ayah."
Tanpa sengaja, Robert melihat benda berkilauan di tangan putrinya. Ia buru-buru bangun dari ranjang gantungnya.
"Ayah sudah mengajarkanmu hal-hal baik, Meddy. Ayah sangat kecewa seandainya kau berbuat hal yang buruk."
Medelline menolehkan wajahnya, memandang sang Ayah yang terlihat begitu tegas.
"Aku tidak melakukan hal buruk apa pun, Ayah."
"Kemarilah!"
Gadis tersebut berjalan perlahan dengan rasa takut menuju ayahnya.
"Buka genggaman tanganmu!"
Medelline ketakutan, ia menundukkan kepala dan memejamkan mata saat membuka telapak tangan.
"Ayah tidak mau berpikir buruk, tetapi, dari mana kau dapatkan ini?"
"Aku tidak mencurinya, Ayah. Aku mendapatkannya dari ...."
"Dari mana?"
Medelline berpikir sejenak. Ia memikirkan jawaban yang mungkin bisa membuat ayahnya tenang.
"Dewa Hermes baru saja lewat. Ia tidak sengaja menjatuhkan beberapa benda ini, Ayah."
Robert tertawa mendengar jawaban putrinya.
"Mana mungkin Dewa bisa seceroboh itu."
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments