Neremermaid?

Seorang Merman dengan rambut bergelombang hitam, berenang cepat mengejar ikan Marlin di depannya. Matanya yang hijau, berbinar-binar saat ia bisa menangkap ikan berwarna keperakan tersebut.

Tawa bahagia terdengar dari mulut laki-laki muda tersebut. Seperti biasanya, Merman itu selalu bermain sendirian. Hanya ikan-ikan dan kuda laut yang menjadi temannya. Meski ia bertubuh Mermaid, tetapi ciri fisiknya sangat berbeda dengan Mermaid biasanya. Ia juga memiliki sirip dan ekor yang cemerlang.

Seekor kuda laut betina, mendekati Cyrano yang masih asik berkejaran dengan ikan Marlin tadi.

“Kau yakin, kau adalah Merman?” tanya kuda laut.

“Ya, tentu saja! Kau tidak lihat ekorku ini?”

“Bukan begitu. Aku belum pernah melihat seorang Merman dengan wajah dan tubuh seelok dirimu.”

“Benarkah?”

Ikan Marlin yang tadi dikejar Cyrano, berenang mendekat.

“Kau tidak tahu? Dia itu setengah Nereid dan setengah Mermaid. Mereneid atau Neremaid,” bisik ikan bermulut runcing tersebut.

“Haish! Jauhkan mulut panjangmu itu dariku! Bahaya! Lagi pula, dia Merman!” pinta kuda laut dengan nada kesal.

“Terserah kau saja, cerewet!”

“Ikan Marlin memang suka bergosip!”

“Aku tidak bergosip! Aku mendengar itu dari seorang pelayan nereid!”

“Ya, ya! Teruslah berlagak seperti makhluk yang tahu segalanya!”

Cyrano tertawa melihat tingkah kedua hewan laut tadi. Ia duduk di sebuah kerang yang masih menutup.

“Sejak kecil, aku memang tidak punya teman. Aku tidak tahu, mengapa. Tetapi Ayah berkata, tidak masalah tidak punya teman. Mermaid tidak seperti ikan teri yang hidup bergerombol ke mana-mana.”

“Aha, terima kasih atas leluconnya!” seekor ikan teri yang terpisah dari rombongannya mendengkus.

“Ups, Maaf!” teriak Cyrano merasa bersalah.

Namun, perkataan Merman itu sukses membuat kedua hewan tadi tertawa.

Cyrano merasa bosan, ia mulai berenang cepat ke arah permukaan laut.

“Hei! Mau ke mana?” teriak kuda laut yang sudah tertinggal jauh di bawah.

“Aku hanya ingin melihat daratan sejenak. Kalian pulang saja!”

“Aku ikut!” sahut ikan Marlin.

Saat hampir tiba di permukaan, Cyrano mendengar teriakan seorang gadis meminta tolong. Ia mengintip dengan menyembulkan separuh kepalanya. Di kejauhan, terlihat seorang gadis kecil berambut merah, bermata hijau, menangis di atas sekoci. Tangan kecilnya memegangi laki-laki dewasa yang hampir tenggelam. Terdorong rasa iba, Cyrano berusaha menolong manusia itu.

Dengan kemampuannya berenang cepat, Cyrano berhasil mendekat dan mendorong laki-laki dewasa itu naik ke sekoci dengan bantuan seorang gadis kecil tadi. Manusia itu pingsan. Kemudian, ia mendorong sekoci itu sampai mendekati daratan.

Gadis kecil yang ditolongnya itu, terus memandangi Cyrano dengan tatapan takjub.

“Terima kasih! Kau Mermaid bukan? Ayahku dan orang dewasa lainnya bilang bahwa Mermaid itu tidak pernah ada! Mereka pasti belum pernah melihat Mermaid sepertimu!”

Cyrano tersenyum.

“Kau tahu? Mungkin kau adalah Mermaid tertampan di bawah sana. Bahkan aktor opera kesukaan Ayahku, tidak tampan dibandingkan denganmu!” Gadis itu terus berbicara dengan antusias. Ia bahkan tidak menangis lagi, menunggui ayahnya hingga laki-laki itu terbangun.

Cyrano melambaikan tangan, saat laki-laki dewasa itu menggeliat, mulai sadar. Ia pergi begitu saja tanpa berbicara sepatah kata pun. Ia ragu suaranya bisa terdengar di daratan. Ia pun hanya mengangguk dan menggeleng saat mencoba berkomunikasi dengan manusia. Penasaran dengan pemikirannya, Merman muda itu membuka mulutnya dan mulai berbicara.

"Hai!"

Perkataan, bukan desisan yang terdengar. Ia takjub dengan dirinya sendiri.

Sepeninggal Cyrano, laki-laki yang telah ditolongnya, sudah siuman dan beringsut duduk.

“Medelline? Kau berbicara dengan siapa tadi?”

“Aku? Berbicara dengan Mermaid, Ayah.”

“Ayah sudah berkata padamu berkali-kali. Mermaid atau Merman atau apalah itu, hanya sebuah dongeng, Anakku!”

“Tidak, Ayah. Mereka ada dan nyata! Dia sudah menolong kita.”

Robert menggelengkan kepala, ia merasa kesal dengan ucapan terakhir putrinya.

***

Saat Cyrano pulang ke Mertopia, beberapa Mermaid dan Merman memandanginya dengan tatapan tidak suka. Pada umumnya, makhluk itu tidak suka berinteraksi dengan makhluk yang berbeda ras. Bahkan, manusialah, makhluk yang paling tidak mereka sukai. Namun, beredar kabar bahwa seorang Merman menyelamatkan manusia. Mereka tidak tahu, bahwa Raja mereka memiliki putra dengan ras yang bercampur. Yang mereka tahu, Cyrano anak yang aneh.

Rahasia Cyrano memang belum terbuka sampai saat ini. Rakyat Mertopia hanya tahu bahwa ia putra yang dibuang ibunya. Mereka tidak tahu bahwa ada darah peri mengalir dalam tubuh laki-laki tersebut.

“Anda baru dari mana, Pangeran?” Seorang Merman menyambut kedatangan Cyrano.

“Aku hanya bermain-main sebentar, Paman.”

“Saya dengar, Anda telah menyelamatkan manusia lagi kali ini.”

“Aku merasa iba, Paman.”

“Saya sudah mengatakannya berkali-kali, bahwa Mertopia tidak ikut campur dengan urusan manusia, Pangeran! Bagaimana Anda bisa menjadi penerus takhta jika Anda sering berinteraksi dengan makhluk daratan itu, Pangeran.”

“Aku tidak tertarik dengan hal tersebut, Paman Odahinu!”

Cyrano merasa kesal didikte seperti itu oleh seorang yang bukan siapa-siapanya. Triton ayahnya, tidak pernah melakukan hal seperti itu. Ia merindukan sang ayah. Akhir-akhir ini, Merman bijaksana itu sulit ditemui. Dalam perawatan tabib kerajaan. Sebab sakit yang diderita. Hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan masuk ke tempat tersebut.

Cyrano mengenang masa-masa bahagia saat bermain dengan sang ayah. Mulai dari berlomba renang hingga menangkap ikan-ikan yang berenang gesit. Pria muda itu menghela napas. Kemudian, masuk ke kediamannya.

“Apa yang kau harapkan dari makhluk setengah-setengah itu, Paman Odahinu?”

“Ah, Anda rupanya Putri Vaelia. Maaf, saya tadi tidak melihat Anda.”

“Bukan sebuah masalah besar.”

“Terima kasih, Putri.”

“Bukan untukmu. Tetapi anak itu! Bukan masalah besar untuk kukalahkan!”

Vaelia pergi, setelah membuat Odahinu begitu kesal. Merman yang sekaligus panglima Mertopia itu semakin tidak menyukai gadis Mermaid itu. Apalagi membayangkan bahwa Mertopia akan diperintah oleh ratu seperti dia.

Di sisi lain, Cyrano masih dijauhi Mermaid dan Merman lain karena ciri fisiknya yang mencolok. Namun kenyataan bahwa ia berekor seperti mereka, membuat mereka tidak bisa mengusirnya dari Mertopia. Kata-kata gadis manusia tadi malah menghibur hati pria muda tersebut.

“Aku pikir, Manusia itu begitu buruk. Tetapi, rakyat Mertopia lebih buruk ketimbang mereka,” gumam Cyrano. Matanya memandang hamparan dasar laut yang luas. Beberapa ikan, duduk bersamanya di sana.

“Apa ada ikan di sini yang tahu tentang ibu kandungku?” tanya Cyrano.

“Aku bukan ikan, tetapi pernah mendengar kisah tentang siapa ibumu.” Seekor kura-kura berumur ratusan tahun, berenang mendekat.

“Kakek kura-kura? Benarkah itu?”

“Ya, ibumu bukan berasal dari Mertopia tetapi Nerepolis. Di bawah laut Aegis. Tempat tinggal para peri laut, Nereid.”

“Benarkah? Kenapa Ayah tidak membawa ibuku kemari?”

“Ibumu sudah tidak ada. Lagipula, rakyat Mertopia tidak akan mengijinkan seorang Nereid tinggal di kerajaan ini.”

Cyrano menghela napas. Ia merasa perkataan kura-kura tua itu benar. Sekarang ia tahu, kenapa orang-orang di istana, tidak menyukainya. Ia hanya berdarah separuh.

“Aku tidak pernah bisa memilih, menjadi apa saat dilahirkan.”

“Tak perlu khawatir, Merman muda. Kelak kau akan menjalani takdirmu yang luar biasa.”

Kura-kura tua tadi, sedikit memberi ketenangan di hati Cyrano. Mulai sekarang, ia tidak mempermasalahkan sikap rakyat Mertopia lagi. Ia yakin, apa yang dibicarakan binatang bercangkang keras tadi benar adanya. Ia melambaikan tangan pada makhluk yang berenang pergi itu.

Hari-hari dilewati Cyrano dengan kesendirian. Tidak ada Mermaid maupun Merman yang mau berteman dengannya. Ia tumbuh dewasa dengan mewarisi ketampanan ayahnya, Raja Triton dan kulit serta matanya, mewarisi ciri fisik peri sang ibu. Kulitnya memang lebih pucat dibandingkan kawan-kawan sebayanya. Bahkan, Aphrodite sempat ingin mengunjunginya. Tertarik oleh desas-desus yang mengatakan ada merman tampan di dasar laut. Hanya saja, begitu sulit menjangkau tempat tinggal Merman itu.

Bersambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!