Perlakuan Kejam Suamiku

Aku memeluk sebuah bantal guling sembari meremasnya, melihat laki-laki yang berstatus sebagai suamiku itu seperti sedang emosi banget kepadaku tentu saja aku cemas. Aku tidak tahu dia mau berbuat apa dengan mengepalkan kedua tangannya itu tapi kemudian dia berjalan mendekat kepadaku.

Aku agak gemetar melihatnya, apakah dia mau memukulku dengan tangannya? Setelah rahasia besar yang ia tutupi aku mengetahuinya.

"Mau apa kamu, mas?" tanyaku panik sembari mengusap air mata di wajahku.

***

Keesokan harinya, suara burung-burung berkicauan dengan merdunya diatas pohon. Pagi ini alam terlihat sangat indah dan menenangkan. Tapi aku tidaklah bahagia. Aku sedang menggoreng telur untuk lauk mas Jarot sarapan pagi ini.

Semalam itu adalah kejadian memilukan yang pertama kali terjadi dalam kehidupan aku. Ini adalah kali pertama ketika aku mendapatkan pukulan dari seorang laki-laki dan laki-laki itu adalah suamiku sendiri.

Wajah lebam di pipiku belum aku kompres hangat pagi ini. Aku terlalu sibuk menyiapkan semua keperluan mas Jarot sebelum dia berangkat kerja. Sembari menggoreng telur aku mengingat kejadian semalam itu. Kejadian tragis yang dinamakan dengan sebutan KDRT.

Buuug! Plaaak!

Semalam mas Jarot memukul wajahku lalu dia melanjutkannya dengan menampar wajahku hingga aku terjatuh ke lantai. Aku hanya bisa pasrah mendapat perlakuan kasar itu, melawan seorang lelaki yang tenaganya lebih kuat daripada aku, aku jelas tidak sanggup.

Lalu aku tidak diizinkan tidur diatas kasur melainkan tidur diatas lantai yang dingin tanpa bantal, tanpa selimut. Jika aku keluar kamar untuk tidur di tempat yang nyaman, mas Jarot mengancam akan memukulku lagi. Dia sudah berubah menjadi laki-laki yang dipenuhi dengan aura kegelapan.

Pagi ini, aku hanya bisa menangis sembari masak sarapan pagi. Ya, aku memang perempuan lemah, perempuan cengeng yang bisanya hanya menangis ketika mendapat perlakuan kasar dari manusia lain.

Hingga tak sadar karena aku terus memikirkan kejadian semalam, indera penciumanku mendengus aroma gosong yang menyengat, yang jelas tidak nyaman ketika orang menghirup aromanya.

Ternyata telur ceplok yang sedang aku goreng ini sudah berubah warna menjadi warna menjadi hitam. Aku bergegas mengangkat telur gosong ini tapi tiba-tiba, mas Jarot datang ke dapur marah-marah karena perutnya sudah lapar sekali.

"Heh perempuan kampungan! Kamu bikin sarapan lama banget aku udah lapar nih!" ucap mas Jarot membentakku.

"Bentar lagi ya mas, nasi gorengnya udah siap tapi telur ceploknya belum siap, aku mau buat lagi yang baru." balasku sembari mengambil sebutir telur didalam lemari tempat menyimpan bahan masakan.

Mas Jarot melihat sebuah telur gosong diatas piring kecil yang aku letakan diatas meja. Dia melihat itu dengan tatapan kesal dan kemudian, rambutku dijambak olehnya. Aku memejamkan kedua mataku, rasanya sakit ketika rambutku dijambak olehnya. Pagi ini aku kembali mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan lagi dari mas Jarot.

"Mas hentikan, ini ya perangai asli kamu? Kamu itu laki-laki kasar yang bisanya menyakiti hati dan fisik seorang wanita? Iya?"

Mas Jarot semakin marah lalu dia mendekatkan kepala aku kedalam wajan berisi minyak mendidih. Apakah mas Jarot ingin menenggelamkan wajahku kedalam minyak mendidih ini? Mataku mendelik ngeri saat melihat jarak wajahku dengan minyak panas ini yang teramat dekat.

"Ampun mas?" pintaku pilu.

"Segera siapkan sarapanku atau wajahmu yang jelek itu akan semakin jelek karena terkena minyak panas ini!" titah mas Jarot kemudian dia menarik kepalaku keatas.

Dia meninggalkan aku dalam keadaan rambutku yang acak-acakan. Aku menatap penuh kebencian kepadanya ketika dia melangkah keluar dari dalam dapur. Aku menarik nafas dalam-dalam kemudian aku mulai menggoreng telur lagi. Aku membayangkan seandainya tadi wajahku masuk kedalam minyak panas ini akibat tekanan mas Jarot, betapa pedih dan panasnya.

Setelah selesai menyiapkan semuanya, aku membawa makanan-makanan ini ke meja makan. Aku melihat mas Jarot sedang duduk sambil melihat ponsel dengan ekspresi wajah yang bahagia. Dia senyum-senyum senang sembari mengetik sesuatu.

Apakah dia pagi ini sedang chat mesra dengan selingkuhannya itu? Aku menaruh makanan-makanan ini diatas meja kemudian mempersilahkan mas Jarot buat sarapan.

"Mas, ini sarapannya sudah siap. Oh iya hari ini aku mau pergi cari bis mas, mau pulang ke desa beberapa hari. Aku kangen desa,"

Mas Jarot langsung menggebrak meja setelah aku menuntaskan perkataanku barusan.

"Tidak ada yang mengizinkan kamu buat kembali ke desa! Selamanya kamu akan tinggal disini, bersamaku!" marah mas Jarot.

Aku langsung bersimpuh dihadapannya sembari memegang lembut kedua tangannya.

"Aku mohon mas? Aku ingin pulang ke desa cuma beberapa hari aja. Soalnya aku ingin menenangkan diri aku disana, setelah apa yang telah kamu lakuin sama aku, kamu laki-laki jahat mas. Tolong jangan begini terus sama aku, aku ini istrimu mas? Aku mohon, bersikap baiklah kepadaku, mas?" aku berusaha menyadarkan mas Jarot dengan kata-kataku barusan.

Mas Jarot malah mendorongku ke lantai lalu dia menginjak salah satu tangan aku. Tangan yang sering aku gunakan buat melakukan banyak pekerjaan. Termasuk mengurusi dirinya juga.

"Ahh, sakit mas hentikan! Ampun," pintaku seraya merintih kesakitan ketika sepatu mas Jarot terus saja menginjak kasar salah satu tanganku.

Aku menepuk-nepuk kaki mas Jarot, menyuruhnya untuk menghentikan penyiksaan yang sedang ia lakukan kepadaku.

"Aku mohon hentikan mas? Iya, aku akan tetap disini, tidak jadi pulang ke desa, mas sakit mas?" ucapku pasrah dan setelah itu, mas Jarot menghentikan kakinya yang sedang ia gunakan untuk menyiksa tanganku.

Kemudian, mas Jarot kembali duduk diatas kursi utama. Dia mulai mengambil dua centong nasi goreng dan satu buah telur ceplok yang barusan aku masak. Dia tidak mengajak aku sarapan bersama pagi ini.

Sadar diri karena tidak diajak sarapan bareng dia pagi ini, aku memutuskan untuk kembali saja ke dapur akan sarapan sendirian disana.

Tapi tiba-tiba saat aku bangkit dan akan berjalan pergi dari ruang makan, mas Jarot membanting sendoknya ke piring. Apalagi yang akan ia lakukan?

"Siapa yang nyuruh kamu pergi!" kata mas Jarot dengan nada dingin kemudian aku kembali menatapnya.

"Apalagi mas?"

"Ambil telur gosong yang tadi jangan dibuang!"

"Memangnya mau dibuat apa dengan telur gosong itu mas?"

"Ambil aja gausah banyak bacot kamu ya!"

Mas Damar terus membentak aku, telingaku rasanya bising mendengar amarahnya yang meledak-ledak terus menerus. Akupun bergegas pergi ke dapur untuk mengambil telur goreng gosong yang tadi, lalu aku bawa ke ruang makan sesuai perintah mas Jarot.

"Ini mas? Kamu mau makan ini kah?" tanyaku bingung dengan perintah mas Jarot.

"Goblog! Istri goblog! Mana sudi aku makan makanan gosong kayak gitu! Bukan aku yang makan tapi kamu! Jadikan telur gosong itu sebagai lauk sarapanmu pagi ini!"

Air mataku kembali mengalir sembari menatap penuh kesedihan ke wajah mas Jarot. Tapi tiba-tiba terdengar suara orang yang mengetuk pintu depan rumah. Siapakah yang datang?

"Assalamu'alaikum, apa ada orang didalam? Kok kaya ada yang lagi ribut ya didalam?" tanya orang itu yang sepertinya dia adalah ibu-ibu tetangga sebelah.

Bersambung...

Episodes
1 SMS Dari Pelakor
2 Perlakuan Kejam Suamiku
3 Bu RT Marah Karena KDRT Yang Dilakukan Suamiku
4 Diperlakukan Seperti Tawanan Penculik
5 Wanita Selingkuhan Itu Iba Kepadaku
6 Menjadi Objek Kemarahan Suami
7 Usaha Meluluhkan Suami
8 Kembali Disiksa Di Kamar Mandi
9 Kedatangan Ibu Kandung Jarot Yang Jahat
10 Sikap Ibu Mertua Yang Tidak Menyenangkan
11 Bicara Dari Hati Ke Hati
12 Gagal Mencairkan Hati Suamiku
13 Sahabat Sejati Dari Desa
14 Ibu Mertuaku Yang Egois
15 Lari Dari Suami Kejam
16 Teruslah Berlari! Jangan Sampai Tertangkap
17 Perubahan Sikap Mas Jarot Yang Misterius
18 Tempat Prostitusi Suamiku
19 Berusaha Kabur Dari Tempat Prostitusi
20 Dipaksa Melayani Laki-Laki Hidung Belang
21 Perjuangan Asri Yang Begitu Luar Biasa
22 Melawan Laki-Laki Biadab Itu?
23 Jiwa Itu Masih Bersatu Dengan Raga
24 Darren, Laki-Laki Tampan dan Baik Hati
25 Diajak Bekerja Di Rumah Keluarga Konglomerat
26 Tantangan Yang Cukup Sulit
27 Akan Kubalas Mas Jarot!
28 Limpahan Warisan Itu Akhirnya Jatuh Ke Tanganku
29 Rasakan! Laki-Laki Keparat!
30 Penghancur Dari Dalam
31 Jangan Sampai Jarot Curiga
32 Rencana Ini Harus Segera Selesai
33 Perjuangan Keras Lala
34 Berjuang Ditengah Kesunyian Hutan Nan Dingin
35 Pertemuan Kembali Suami Kejam dan Istri Tersakiti
36 Pulang Kampung
37 Akhirnya, Resmi Bercerai
38 Dendam Mantan Mertua
39 Mantan Mertua Toxic dan Asri Belum Ada Keinginan Untuk Menikah Lagi
40 Mantan Mertua Datang Mengacau
41 Gagal Menganiaya Mantan Menantu Yang Baik Hati
42 Jangan Membahas Pernikahan!
43 Menerima Lamaran atau Tidak?
44 Aku Terima Lamaranmu, Mas
45 Kebahagiaan Asri
46 Sah Menikah
47 Mas Jarot Datang
48 Menyelamatkan Istri Tercinta
49 Taruhan Perkelahian Yang Menegangkan
50 Ending
Episodes

Updated 50 Episodes

1
SMS Dari Pelakor
2
Perlakuan Kejam Suamiku
3
Bu RT Marah Karena KDRT Yang Dilakukan Suamiku
4
Diperlakukan Seperti Tawanan Penculik
5
Wanita Selingkuhan Itu Iba Kepadaku
6
Menjadi Objek Kemarahan Suami
7
Usaha Meluluhkan Suami
8
Kembali Disiksa Di Kamar Mandi
9
Kedatangan Ibu Kandung Jarot Yang Jahat
10
Sikap Ibu Mertua Yang Tidak Menyenangkan
11
Bicara Dari Hati Ke Hati
12
Gagal Mencairkan Hati Suamiku
13
Sahabat Sejati Dari Desa
14
Ibu Mertuaku Yang Egois
15
Lari Dari Suami Kejam
16
Teruslah Berlari! Jangan Sampai Tertangkap
17
Perubahan Sikap Mas Jarot Yang Misterius
18
Tempat Prostitusi Suamiku
19
Berusaha Kabur Dari Tempat Prostitusi
20
Dipaksa Melayani Laki-Laki Hidung Belang
21
Perjuangan Asri Yang Begitu Luar Biasa
22
Melawan Laki-Laki Biadab Itu?
23
Jiwa Itu Masih Bersatu Dengan Raga
24
Darren, Laki-Laki Tampan dan Baik Hati
25
Diajak Bekerja Di Rumah Keluarga Konglomerat
26
Tantangan Yang Cukup Sulit
27
Akan Kubalas Mas Jarot!
28
Limpahan Warisan Itu Akhirnya Jatuh Ke Tanganku
29
Rasakan! Laki-Laki Keparat!
30
Penghancur Dari Dalam
31
Jangan Sampai Jarot Curiga
32
Rencana Ini Harus Segera Selesai
33
Perjuangan Keras Lala
34
Berjuang Ditengah Kesunyian Hutan Nan Dingin
35
Pertemuan Kembali Suami Kejam dan Istri Tersakiti
36
Pulang Kampung
37
Akhirnya, Resmi Bercerai
38
Dendam Mantan Mertua
39
Mantan Mertua Toxic dan Asri Belum Ada Keinginan Untuk Menikah Lagi
40
Mantan Mertua Datang Mengacau
41
Gagal Menganiaya Mantan Menantu Yang Baik Hati
42
Jangan Membahas Pernikahan!
43
Menerima Lamaran atau Tidak?
44
Aku Terima Lamaranmu, Mas
45
Kebahagiaan Asri
46
Sah Menikah
47
Mas Jarot Datang
48
Menyelamatkan Istri Tercinta
49
Taruhan Perkelahian Yang Menegangkan
50
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!