bab 5

Almahira membuka ponselnya. Lalu mengetik pesan.

Penerima Hendra: Sepertinya hari ini aku masih belum sehat. Jadi aku tak bisa pergi kencan denganmu.

Senyum terukir di bibir Almahira. Ia mematikan ponselnya. Almahira berencana pergi ke perpustakaan, untuk meminjam beberapa buku bisnis. Untuk ke sana, Almahira naik bus. Karena perpustakaan besar ada di Batam Center. Satu jam perjalanan akhirnya sampai. Almahira memasuki gedung besar itu. Ia segera melihat peta. Kumpulan buku bisnis dan home industri ada di lantai tiga. Oke. Almahira naik ke lantai tiga. Tidak terlalu banyak orang. Mungkin tak banyak yang tertarik dengan dunia bisnis kali ya.

"Aduh, kenapa kosakatanya begitu memusingkan. Aku harus mencari terjemahan dulu, baru bisa mengerti. Ih ribetnya. " Almahira menepuk jidat dengan jengkel.Ia mulai menyusuri rak rak buku yang tersusun rapi. Ribuan buku yang membuat kepalanya berkunang kunang."di mana buku untuk pemula ya. "

Mata Almahira mencari cari buku untuk investasi bagi pemula. Ya Tuhan. Setelah mencari beberapa waktu. Akhirnya ia menemukan buku yang dicarinya. Ada di atas lemari teratas.Dengan susah payah Almahira berusaha meraihnya.Saat gadis itu kepayahan, sebuah tangan besar meraih buku yang diinginkan Almahira.

"Ah... terimaka.. hah pak kepala manajer. " Almahira terbelalak . Pak Elang Samudra menatap dengan tajam.

"Kau mau pindah kerja ya Almahira Rengganis. "tanya pak Elang dengan suara dingin. Almahira bingung. Elang Samudra masih membolak balik buku di tangannya.

" Untuk saat ini sih belum pak. Cuma tidak tau nanti. Kita kan hanya menjalankan takdir yang Tuhan beri. Jika rezeki saya masih di Unileveren and drinks, mau bagaimana. "ujar Almahira.

" Ku kira kau ingin pindah kerja. "ujar pak Elang Samudra.

" Tentu tidak. Saya sedang mempelajari tentang saham. "kata Almahira sambil tersenyum.

" Apa hari ini kau akan pergi dengan Hendra Setiawan, Almahira. "tanya pak Elang lagi.

" Hah, nggak. Tapi... bisakah bapak menolong aku nanti. "Almahira menatap pak Elang. Lelaki tinggi besar itu juga menatapnya. " hmmm, maafkan saya pak. Saya berbohong pada Hendra, sebenarnya kami ada kencan hari ini. Tapi saya bilang kalau saya masih sakit. "

"Kau sakit. Ayo kita ke dokter. " kata pak Elang dengan cemas. Wajahnya tak bisa menyembunyikan kekhawatiran pada Almahira.

"Bukan, saya tidak sakit, saya baik baik saja. Saya cuma bohong pada Hendra, karena tidak ingin pergi dengannya. " kata Almahira.

"Oh, ku kira kau sakit beneran. " ujar Pak Elang. Lama mereka diam. "eh Almahira, antingmu cantik. "Almahira terkejut. Anting. Ia ingat anting mewah yang di pakai Sarah Amelia, dan lelaki ini pula yang memberitahu kalau anting itu tidak cocok dengannya.

" Pak Elang. "Almahira menatap pak Elang. " saya duluan pak. "lalu gadis itu berlari meninggalkan pak Elang Samudra yang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Pagi harinya, Almahira sampai di kantor lebih pagi dari biasanya. Pukul 07.00.Ia melangkah masuk.Matanya terkejut melihat pak Elang Samudra sudah duduk di belakang meja, tapi sambil tidur.Almahira mendekati meja kepala manajer, memperhatikan wajah tampan pak Elang Samudra, yang memiliki garis rahang yang kuat.

" Almahira Rengganis. "gumam pak Elang mengejutkan Almahira.

" Eh pak, selamat pagi. "Almahira menyapa pak Elang.

" Almahira, "pak Elang Samudra menatap Almahira. " kau datang sepagi ini. "

"Eh, iya pak. Jum'at kemarinkan saya pulang cepat. Jadi hari ini saya ingin menyelesaikan pekerjaan saya. Permisi pak. " Almahira tersenyum dan langsung ke meja kubelik nya.Meninggalkan pak Elang yang menatapnya heran.

Almahira membuka komputer dan melihat situs penjualan saham. Ia mengingat ingat informasi yang di berikan Hendra Setiawan. Ia industri farmasi kimia perdana akan mendapatkan sertifikat dari BPOM dalam bulan ini, dan harga sahamnya naik lima kali lipat.Sambil terus berselancar,tiba tiba pak Elang meletakkan segelas Americano di mejanya,dan roti dengan abon dan sosis.

"Kau sudah bekerja keras, Almahira. " kata lelaki itu tanpa senyum."kau bisa memakannya nanti saat lapar. Americano bisa membuatmu tak mengantuk. "

Almahira menatap pak Elang Samudra dengan sungkan, tapi... dulu ia ingat, selalu sendiri tanpa ada yang peduli. Dunianya hanya seputar kantor, apartemen, Hendra Setiawan dan Sarah Amelia.Tapi sekarang, ia ingin menerima kebaikan orang orang yang tulus padanya.

"Terimakasih pak Elang, semoga anda banyak rezeki. " Almahira tersenyum.Pak Elang berlalu ke mejanya sendiri. Tak terasa sudah pukul 8.30. Almahira berselancar mempelajari saham farmasi kimia perdana. Ia sudah menghabiskan roti dari pak Elang Samudra tadi. Sambil menghirup americano nya, Almahira tersenyum puas.Ia mulai meng kalkulasi angka angka di layar komputer. Dengan senyum puas, Almahira membeli lima ribu lembar saham senilai 45 juta rupiah.

Pukul 08.35 Bu Gina Cristina datang.Lima menit berselang, manajer produksi pak Burhan datang, lalu di susul pasangan ibl*s, Hendra Setiawan dan Sarah Amelia. Mereka tersenyum melihat Almahira.

"Kau sudah datang duluan Almahira. " tanya Sarah dengan riang. Ia sengaja memamerkan anting kuningnya yang mencolok.

"Kalau di kantor, panggil aku bu Almahira, atau asmen Almahira. " ujar Almahira pada Sarah dengan dingin.

"Oke.Maafkan aku bu Almahira." ujar Sarah.Ia duduk di kubelik depan Hendra Setiawan.Walaupun hatinya heran atas sikap Almahira padanya, tapi ia tahan saja dulu.Karena ia yakin cepat atau lambat Almahira pasti akan bercerita dan meminta saran padanya.Hendra Setiawan berjalan ke kubelik nya.Melepas jasnya.Kemeja yang dipakai Hendra adalah kemeja yang dibelikan oleh Almahira seharga satu juta rupiah.Almahira menatap sambil merutuk kebodohannya.

"Kenapa harus sekaku itu sih. Kalian kan teman. Biasa sajalah. " ujar Hendra Setiawan. Menyampirkan jasnya di belakang kursi.

"Sudahlah mas, Sarah tidak apa apa kok. " kata Sarah Amelia menengahi. Ia sungguh senang, Hendra Setiawan membelanya di hadapan Almahira. Pikirnya, pasti Almahira akan cemburu. Tapi malah ia yang terkejut. Wajah Almahira biasa biasa aja. Tak ada raut kesal atau sedih di sana.

"Aku hanya menjalankan peraturan perusahaan. Bukankah kita di tempat kerja harus profesional, pak Hendra Setiawan. " Kata Almahira. Ia menyerup americano di cupnya.

"Iya, iya, akukan hanya ingin agar kalian berdua tidak nampak tegang. " kata Hendra sambil tertawa. "loh Almahira minum americano, kan pahit.Bukannya kau suka Capocino. "

"Hemmm, ini di kasih pak Elang. Katanya agar aku tak ngantuk. " jawab acuh Almahira. Gadis itu nampak menikmati minuman di tangannya.

"Oh, pantas. Ku pikir kau berubah haluan. " ujar Hendra. Lelaki itu mulai menyalakan komputer di depannya.Almahira hanya melirik sambil tersenyum mengejek.

"Aku memang menyukai kapucinno, tapi itu dulu, sebelum aku mati di tanganmu, dasar psikopat. " batin Almahira geram. Ia berdiri , bermaksud ke pentry untuk mengambil minum. Matanya melirik komputer di depan Hendra Setiawan. Lelaki itu tanpa sedang melakukan transaksi. Penjualan saham. Kenapa Hendra Setiawan menjual semua sahamnya. Apa yang terjadi. Almahira tercengang. Bukankah bulan depan saham Farmasi kimia perdana akan naik pesat. Kenapa Hendra Setiawan menjualnya. Apa ia bodoh, atau... oh Tuhan. Mungkin karena beruntung Hendra berpindah padaku.Hehehe, terimakasih Hendra Setiawan, aku akan menerima konfensasi darimu bulan depan. Almahira tersenyum puas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!