"Kau... " desis Almahira. Terbayang kelakuannya dengan sang sahabat. Tidak. Mantan sahabat. Siapa sudi bersahabat dengan ibl*s jahan*m.Dengan erat Almahira menggenggam permen kacang di tangannya.
"Almahira, apa kau baik baik saja. " tanya Hendra dengan senyum menawan. Almahira melirik dengan sengit. "kalau kau sakit, aku akan minta ijin pak Elang, biar ku antar kau pulang. "
Almahira menatap Hendra dengan penuh kebencian.
"Apa urusan mu. Pergi kau. " teriak Almahira marah. Ia mendorong tangan Hendra yang mencoba menyentuhnya.Hingga kopi di gelas yang di pegang lelaki itu terjatuh.Hendra terkejut. Menatap heran pada Almahira. Sepanjang hubungan mereka, tak pernah sekalipun gadis itu marah apalagi sampai membentak nya. Tapi hari ini Almahira sungguh aneh.
Tiba-tiba masuk seorang gadis cantik berwajah imut dan lugu.Darah Almahira langsung mendidih. Terbayang kelakuan sud*l wanita itu. Sok polos dan peduli. Padahal ibl*s betina.
"Sarah Amelia. " geram Almahira.
"Almahira, ada apa?. Aku mendengar suaramu sampai keluar. " ujar Sarah Amelia dengan wajah polos sok itu terkejut.
"Aku ingin membunuh kalian berdua. Dasar ibl*s." tanpa disadari airmata Almahira mengalir bagai anak sungai.
"Almahira." Sarah kebingungan. Begitu juga dengan Hendra Setiawan.
"Almahira.Suaramu terdengar sampai keluar loh. kau baik baik saja. " Gina Aisyah muncul dengan air mineral di tangan.
"Ah kak Gina, maaf... " Almahira menghapus air matanya dengan cepat.
"Sukurlah kalau kau baik baik saja. Pak Elang memanggilmu. " kata kak Gina sambil tersenyum. Bergegas Almahira berlari keluar. Meninggalkan dua manusia yang masih kebingungan.
"Ada apa dengan Almahira, mas Hendra. " tanya Sarah Amelia dengan sok perhatian.
"Entahlah.Dia seperti sedang marah. " jawab Hendra. "mungkin ia sedang ada masalah. "
"Oh mas tenang saja. Nanti biar Sarah yang akan bertanya padanya. Mas nggak usah ambil hati. " kata Sarah sambil tersenyum manis.
"Sarah memang baik. Tapi tak sepatutnya Almahira berkata kasar begitu. " ujar Hendra sok bijak.
"Sarah sudah biasa mas. Nanti Sarah akan bujuk agar Almahira minta maaf sama mas. Jangan khawatir mas. " suara lembut Sarah Amelia sungguh membuat Hendra Setiawan terpukau.
Di ruang manajer. Almahira terdiam.Ingatannya tentang lelaki itu buram. Mungkin mereka tidak punya interaksi yang penting, hingga tak ada ingatan tentangnya.
"Bapak memanggil saya. " Almahira menunduk. Di depan seorang Elang Samudra. Kepala manajer Unileveren Drinks. Tempat Almahira Rengganis bekerja sepuluh tahun yang lalu.
"Ini kantor Almahira. Jangan sampai masalah pribadimu mengganggu teman kerja. " pak Elang menatap Almahira dengan dingin.
"Maafkan saya pak. " kata Almahira terkejut. Kepala manajer Elang Samudra memang terkenal dingin dan galak. Tapi baru kali ini ia menegur Almahira.
"File ini sudah diperiksa. Kau tinggal mempelajarinya.Lalu segera bentuk tim untuk memulainya." Pak Elang menyerahkan maf biru pada Almahira. "lain kali, belajarlah mengontrol emosi. Bedakan masalah pribadi dan pekerjaan. "
"eh, pak Elang.Maafkan saya. " Almahira tertunduk. "Saya akan mencoba mengontrol diri. "
"Bagus.Jangan sungkan untuk bertanya bila kau mengalami kendala." ujar pak Elang.
"Baik Pak.Terimakasih." Almahira segera keluar dari ruang pak Elang, tapi kakinya tersandung tempat sampah, hingga hampir terjerembab. Untungnya sebuah tangan kokoh menyambar pinggangnya dengan cepat. Keduanya sama-sama terkejut. Almahira dengan cepat menyingkirkan tangan kiri pak Elang dari pinggangnya.
"Oh, maafkan aku. " kata pak Elang. Wajahnya langsung merah. Almahira pun sama, wajahnya seperti tomat masak. Malu sekaligus gugup.
"Tidak pak.Saya yang salah, tidak hati hati.Maafkan saya dan terimakasih. " Almahira bergegas pergi.Pak Elang menatap kepergian gadis dengan rambut panjang di kuncir itu.
Almahira membanting file di atas mejanya. Dengan wajah kesal ia pergi begitu saja. Sarah Amelia dan Hendra Setiawan menatap heran.
"Kenapa ia hari ini begitu kejam padaku. " pikir Hendra Setiawan. Sementara Sarah Amelia hanya melongo dengan tatapan heran.
"Apa Almahira baik baik saja. " Sarah muncul di balik kubik.
"Aku tak tau.Sepertinya suasana hatinya sedang buruk. " Jawab Hendra Setiawan.
"Bagaimana kalau kita beli mie ayam di simpang Empat.Kedai favorit Almahira. Dia pasti senang. " tanya Sarah Amelia sambil tersenyum.
"Ahhhh, ide yang bagus, Sarah. "seru Hendra Setiawan dengan senang. Sarah Amelia pun nampak gembira karena idenya diterima Hendra Setiawan.
Almahira masuk lift.Ia bingung dengan kejadian hari ini.
" Maaf, apa anda tidak keluar. "tanya seorang lelaki dan wanita yang berdiri di depan lift yang terbuka. Astaga, rupanya lift telah sampai di bawah. Dengan malu Almahira keluar.
" Aku harus keluar dari tempat ini."Almahira berdiri di halaman gedung Unileveren drinks. Sinar matahari begitu cerah. Kelopak bunga berjatuhan oleh hembusan angin. Senyum Almahira tersungging. Bunyi ponsel di saku celana Almahira membuat suasana hati gadis berkacamata itu kembali badmood. Ia melihat nama penelpon, Hendra Setiawan.Cih.Dengan geram ia memasukkan lagi hpnya ke saku celana. Beberapa saat kemudian, ponselnya berbunyi lagi.
"Ihhhh.Kenapa Fir'aun ini terus menggangguku. " Almahira membuka hpnya. "hah.Kepala manajer. " Ia terbelalak melihat nama kepala manajer. Segera di angkatnya. "hallo pak. "
"Almahira, ada penambahan berkas. Nanti kau pelajari ya. Kalau balik ke kantor lagi. Ku taruh di mejamu ya. " suara pak Elang.
"Baik Pak. Besok saya serahkan laporannya. " kata Almahira.
"Besok minggu nona Rengganis. " ujar pak Elang di sebrang telepon.Alamak.
"Kenapa aku bisa ada di sini. Aku yakin ini hanya mimpi satu malam. Aku harus segera bangun, dan membuat perhitungan pada pasangan lakn*t itu. " Almahira menatap ke halte bus. Nampak beberapa orang naik. Itu bus 65 ke Tanjung uncang.Segera Almahira ikut menaiki bis dan duduk menyendiri di belakang.
"Apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa aku bisa kembali ke waktu sepuluh tahun yang lalu. " Almahira meraba saku celananya. Ia tersentak. Saat menarik sesuatu di sakunya. "Hah." selembar uang merah terlipat rapi, berserta permen kacang.
"Ayah, " Almahira menutup wajahnya dengan telapak tangan. Ia menangis. Mengingat uang dan permen kacang itu dari sang ayah. "Ayah, Ayah. "
"Almahira, berjanjilah.Kau akan sehat dan berbahagia nak. Kau akan bisa berlari kembali. Raihlah kebahagiaan yang selama ini kau perjuangkan.Berjanjilah.Kau akan bahagia. " ayah tersenyum menatap Almahira.
"Ayah, aku berjanji akan bahagia. Maafkan aku ayah. " Almahira menghapus air matanya. Bayangan ayah hilang meninggalkan senyum cerah untuk sang putri.
"Ayah, rupanya ayah yang membuatku kembali ke sini. Terimakasih ayah.kali ini aku tidak akan bodoh lagi. Aku tidak akan Terima di percaya oleh dua ibl*s itu. Aku akan berjuang untuk meraih kebahagianku. Aku tidak akan sudi kalian tipu. Awas kau Hendra Setiawan dan kau jal*ng, Sarah Amelia. Tunggu kejutan dariku. Aku akan wujudkan impian kalian untuk bersama. Tunggu pembalasanku. " Almahira menggenggam erat ponselnya. Ada puluhan pesan dari Sarah Amelia dan miscall dari Hendra Setiawan. Almahira menghapus wallpaper di hapenya. Menggantinya dengan foto kucing lucu.
Di kantor Unileveren drinks. Dari tadi Hendra Setiawan berusaha menghubungi Almahira. Tapi tak pernah di angkat oleh gadis itu.
"Ada apa dengannya. Tak pernah ia mengabaikan telponku seperti ini. " gumam Hendra Setiawan bingung.
"Apakah sudah ada kabar dari Almahira, pak Hendra. " tanya Sarah Amelia dari balik kubik.
"Hmmmm.Belum.Tak satupun telpon dariku yang diangkat. " jawab Hendra Setiawan.
"Pergi kemana dia.Aku sungguh khawatir. Almahira sangat ceroboh dan suka mengambil keputusan salah. " ujar Sarah Amelia.Raut wajahnya nampak penuh ke khawatiran.
"Iya.Aku pun menghawatirkan nya.Mungkin nanti aku akan mampir ke apartemennya.Lihat, tasnya saja masih di sini. " tunjuk Hendra Setiawan. Memang tas kerja Almahira masih tergeletak di kursi gadis itu.
"Ya sudah. Nanti kita berdua sama sama ke tempat Almahira. Akupun khawatir padanya. " kata Sarah Amelia.
"Tapi kemana dia ya. " gumam Hendra Setiawan.
"Hendra Setiawan. Ini masih jam kerja. " seru pak Elang. Lelaki berwajah dingin itu berdiri tak jauh dari meja mereka.
"Ya Tuhan.Kenapa ia selalu kejam dan menindas ku. " keluh Hendra Setiawan. "iya Pak. Maaf. " katanya. lalu mata fokus ke komputer lagi.
"Iya Pak. Maafkan kami. " Sarah Amelia pun berkata dengan ketakutan. Bisa gawat kalau sampai pak Elang memecatnya. Ia masih magang di Unileveren drinks. Bulan depan adalah terakhir dia magang. Semoga saja dia bisa di angkat jadi karyawan. Toh ada Almahira yang akan selalu membantunya. Wanita bodoh itu pasti akan menuruti semua kemauannya. Berbekal airmata dan wajah polos. Ia yakin, Almahira tak akan mampu menolaknya.
Sarah Amelia membuka ponselnya. Puluhan pesan yang dikirimkan ke HP Almahira tak satupun yang dibaca gadis itu.
"Kau berani mengabaikan ku. Dasar wanita tol*l." geram Sarah Amelia. Berani sekali Almahira mengabaikan pesannya. Ia sudah cukup berpura-pura baik dan perhatian kepada Almahira.Seringai jahat muncul di bibir merah gadis cantik itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Ida Blado
tolong ya thor,sekirabya ada kalimat yg hrs menggunakan huruf (P) maka gunakan huruf semestinya jgn di ganti dgn huruf (F) seperti kata yg harusnya MAF jadi MAF,,,, risih bacanya,,,, maaf kalau gk berkenan dgn krisan saya
2023-01-28
0
AbC Home
woooy sarah serakah
2022-11-19
2