bab 3

Almahira berdiri di depan pintu apartemen.Tangannya terulur memencet pasword pintu.

121292

"Masih sama. Ulang tahun ibl*s itu. ", batin Almahira. Ia lalu merestar pasword baru.

Almahira menatap isi apartemen mungilnya. Tempat yang ia tinggali selama sepiluh tahun. Walaupun ia menikah dengan Hendra Setiawan,tapi mereka tetap tinggal di apartemen itu. Di meja dekat pintu, dua pigura beda ukuran berdiri dan sebuah boneka sweety berwarna kuning. Yang besar foto Almahira bersisian dengan Hendra Setiawan.Dan di pigura kecil, Almahira dan Sarah Amelia, berfoto dengan wajah Sarah Amelia yang tersenyum lebar. Sementara Almahira dengan kacamata tebalnya hanya bisa tertunduk malu. BESTFRIEND. Begitu yang ditulis Sarah di atas foto mereka. Dengan seringai kemarahan, Almahira membuka pigura, mengeluarkan foto itu. Merobek dan membuangnya ke tempat sampah. Begitu juga fotonya dan Hendra Setiawan. Dirobek sekecil-kecilnya.

"Tada... aku juga membeli boneka yang sama dengan Almahira.Ini adalah simbol persahabatan kita.Aku menyukai Apa yang disukai Almahira.Apa yang menjadi milik Almahira, juga menjadi milikku. " ujar Sarah Amelia waktu itu. Tak ada yang menyangka, perkataan itu, ia juga menginginkan kekasih Almahira. Pantaslah, lelaki yang disukai oleh Almahira, selalu menyatakan cinta pada Sarah.

Boneka dan foto sudah terlempar ke tempat sampah, Almahira bergegas membongkar lacinya. Ia mencari buku tabungan, dan akhirnya menemukannya.

"Ah, ini dia. " Almahira memeriksa buku tabungannya. "empat puluh juta. Yang dua puluh adalah uang pensiun ayah, yang dua puluh lagi adalah tabungan ku. Tapi akan habis untuk bayar hutang. Ya Tuhan, harusnya aku mengingat nomor buntut atau lotre dari Teh Anik. Bagaimana ini. Aku harus merubah nasib ku. Aku tidak mau kembalinya aku ke sini jadi sia sia. Dan harapan ayah akan kebahagiaan ku, hanya angan angan. " ku coba mengingat ingat sesuatu.

Tiba-tiba ingatan ku tertuju pada si Fir'aun itu. Ya Hendra Setiawan. Lelaki itu seorang yang sangat tergila gila pada saham. Aku ingat ia menggunakan semua uang kami untuk membeli saham. Rumah dan tabungan masa depan di habiskan olehnya. Ia berjaya dengan naiknya harga saham. Tapi tak pernah sedikitpun ia membaginya dengan ku.

"Hmmmm, aku ingat, tahun ini adalah tahun kesuksesan Hendra Setiawan. Ya, aku harus mencobanya.Mengambil keuntungan dari lelaki itu. Aku harus merebut kesuksesan Hendra. Semoga aku bisa mengubah takdir ini. Tapi jika semua tetap mengharuskan aku menikah dengannya, aku akan melawan nenek sihir itu. Ibu dari Hendra Setiawan yang selalu menyiksaku. "Almahira menyimpan buku tabungan ke tempat yang aman.

Ponsel di saku celananya bergetar. Banyak pesan dari Hendra Setiawan dan Sarah Amelia yang masuk.

Hendra: Almahira... ada apa denganmu. Ayo kita bertemu, aku akan pulang dan mentraktir ayam goreng. Ayo kita bicara.

" Hmmm... tumben dia berinisiatif beli ayam goreng untukku. Biasanya juga jijik dan menghina. "gumam Almahira heran. Ia sengaja membuka pesan terbaru dari Hendra Setiawan.Lalu menghapus semuanya tanpa perduli berapa pesan yang belum di baca.

" Untuk sekarang aku harus cepat cepat pindah. Tapi sebelum itu, aku harus membalas mereka dulu, mereka harus merasakan penderitaanku dulu. "Almahira menutup hpnya.

Sementara di kantor Unileveren and drinks. Hendra Setiawan menatap balasan pesan dari Almahira.

Almahira: Nanti malam kita bertemu di Rindu Alam.

" Kok pesannya singkat sekali. Ada apa dengannya. "Hendra Setiawan bergumam heran. Biasanya Almahira akan membalas pesannya dengan permintaan maaf yang panjang.Gadis itu tak pernah mengabaikan pesannya sedikitpun. Tapi sekarang...

" Hendra Setiawan!!!. "suara menggelegar pak Elang Samudra mengejutkan lelaki itu. Hampir saja ia jantungan karena terkejut. " ini masih jam kantor. Apakah kerjamu hanya memandangi ponselmu itu. "

"Ma.. maafkan saya. " kata Hendra Setiawan dengan gugup.

"Apakah laporanmu sudah selesai. " tanya pak Elang Samudra dengan dingin.

"Su... sudah pak. Ini baru saya selesaikan. " Dengan gugup Hendra Setiawan menyerahkan map kuning yang lumayan tebal. Pak Elang Samudra segera memeriksa laporan itu.

"Kau yakin sudah memeriksanya. " tanya pak Elang Samudra dengan garang.

"Iya pak. Sudah semua. "jawab Hendra Setiawan berusaha tenang.

" Bukannya ada sepuluh sample minuman yang harus di uji. Kok ini cuma sembilan. Kamu lupa ya. "mata pak Elang Samudra menatap Hendra Setiawan dengan tajam. Seketika Hendra Setiawan menyadari kesalahannya. Oh, astaga. Kenapa ia ceroboh sekali. Kemarin waktu meeting sudah dijelaskan panjang lebar, dasar sial. Hendra Setiawan mengumpat dalam hati.

" Maafkan saya pak. Akan segera saya perbaiki. "kata Hendra Setiawan.

" Kerjakan dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai salah lagi. "kata pak Elang Samudra. Ia mengembalikan maf kuning berisi file uji klinis produk minuman pada Hendra Setiawan.

" Baik pak. "Hendra Setiawan mengangguk. Ia kembali ke mejanya.Membanting map itu dengan perasaan jengkel. " sialan kau Elang Samudra. Padahal usia kami sama. Kenapa ia bisa jadi kepala manajer. Sungguh sial. "umpatnya dalam hati.

Tiba-tiba wajah imut Sarah Amelia muncul sambil menempelkan kertas notes di dinding kubelik.

" Kita akan pergi minum malam ini. "pesan Sarah Amelia.Wajahnya nampak ceria. Hendra Setiawan nampak senang. Segera ia membalas pesan Sarah Amelia.

" Tidak. Malam ini Almahira mengajak ketemuan di Rindu Alam. "balas Hendra Setiawan. Sarah Amelia menyatukan jari dan jempolnya. Isyarat ok.Mencoba tersenyum semanis mungkin.

" Sialan kau Almahira. Kau mengabaikan pesanku. Dasar wanita bodoh. "geram gadis sok cantik itu.

Hendra Setiawan menatap kubelik Almahira. Tas tangan berwarna kuning milik Almahira masih tergeletak di kursinya.

" Almahira. Dia beda sekali dengan Sarah Amelia. Sarah begitu imut dan lucu. Sedangkan Almahira kaku dan serampangan. Ia tak pernah perduli apakah Hendra Setiawan terlambat atau tidak. "aku harus turun lebih dulu

Mobilku sangat berantakan. Kalau Almahira yang melihat, dia sudah biasa. Tapi ini, Sarah Amelia yang cantik, ah kalau ku pikir pikir selama ini Almahira sangat serampangan. Benar benar tak ada lembutnya. " batin Hendra Setiawan.

Di apartemen Almahira. Gadis itu membuka lemari pakaiannya.

"Astaga Tuhan. Model pakaian apa yang ku pakai selama sepuluh tahun ini. " Almahira terbelalak melihat pakaiannya yang tergantung di lemari. Benar benar serampangan.Ya Tuhan.

Almahira duduk di depan meja rias. Ada beberapa produk kecantikan di meja itu.

"Apa aku melakukan perawatan wajah ya. " Almahira memperhatikan wajahnya di cermin. "sepertinya aku merawat rambutku juga. " ia tersenyum sendiri. Mencubit pipinya yang kenyal. "ya Tuhan kenapa ada produk berbahaya ini. " Almahira meneliti wadah cream wajah yang ada di meja. Ia ingat beberapa waktu kemudian akan ada banyak kasus kasus skincare abal-abal yang diselidiki polisi. Banyak artis yang jadi bintang iklan produk tersebut yang terlibat. Almahira segera membuang semua alat kecantikan miliknya. Ia ingat semua itu adalah rekomendasi dari sahabat tercintanya. Sarah Amelia. Sekarang bukan lagi sahabat. Tapi musuh utama.

Almahira meraih catokan rambutnya. Lalu mencolokkan ke stop kontak. Saat itulah telponnya berdering. Almahira ingat. Dulu ia pernah mengalami situasi seperti ini. Dimana telponnya berdering saat ia akan memakai catokan rambutnya yang sudah panas. Saat itu ia tersangkut kabel, saat akan meraih ponselnya. Karena ada pesan masuk.

Dan akibatnya, lengannya terluka terkena catokan panas.

Almahira meraih ponselnya. Lalu memeriksa lengannya. Hmmm, tidak terluka. Berarti ia bisa mengubah takdir. Hmmmm, baiklah. Almahira memeriksa pesan dari Hendra Setiawan.

Hendra: aku pulang, dan aku membawa hadiah.

Hadiah. Almahira mencoba mengingat sesuatu. Ya dulu, kejadian yang sama pernah ia alami.

"Tada.... aku juga ikut. Hadiahnya adalah Sarah Amelia." wajah sok imut Sarah Amelia terbayang menenteng tiga botol minuman beralkohol.Di belakang berdiri dengan senyum puas, ya Hendra Setiawan. Alasannya mereka berjumpa di jalan. Padahal pergi bersama sama. "Aku yang bodoh, tidak menyadari betapa serasinya mereka. " batin Almahira. Ia tersenyum ibl*s.

"Baiklah, Sarah Amelia dan Hendra Setiawan. Aku akan mewujudkan impian kalian. Cinta penuh air mata yang berusaha kalian lindungi selama ini. Aku akan mengubah takdirku sendiri, juga takdir kalian berdua. Sarah Amelia, kau begitu menginginkan suamiku, jadi aku akan berikan takdir yang sangat kau impikan. Baiklah, misiku mewujudkan pernikahan suamiku dan sahabatku. "

Sambil tersenyum, Almahira menatap ponselnya.

maaf ya pembaca yang baik dan terhormat. Mungkin kalian merasa ini cerita mirip atau ada kesamaan ide. Terus terang, author suka baca novel romantis. Tapi selama ini malah menulis cerita horor dan misteri. Alhamdulillah, ini karya kedua yang genrenya romansa. Dan karya pertama time travel. Dan karya keempat yang liris. Terimakasih kalian sudah mau mampir ke karya kami. Wassalam.

Terpopuler

Comments

Ida Blado

Ida Blado

aq sih gk peduli mirip ama ini atau itu,asl bahasanya enak dn alurnya jls gk bertele2

2023-01-28

0

AbC Home

AbC Home

y biasalah thor klo ada yg sama beberapa kalimat ya namanya genre sama apalagi kan banyak sekali novel di manga ini jd y wajar yg penting nggak sama plek y to... tetap semangat thor berkarya

2022-11-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!