bab 4

Almahira tersenyum. Ia duduk di sebuah cafe di kawasan Nagoya. Tadinya ia ingin mengajak Hendra Setiawan ketemuan di Rindu Alam. Tapi ia yakin lelaki itu pasti datang dengan kejutan yang katanya hadiah. Dan Almahira tau hadiah yang di maksud adalah si ular berbisa, Sarah Amelia. Jadi Almahira sengaja booking meja untuk mereka. Di DD cafe. Daerah panas, kawasan hiburan malam yang bisa dikatakan terkenal di kota Batam. Cafe itu cukup tenang. Saat dua sejoli itu masuk. Sungguh pasangan yang sangat serasi. Batin Almahira , tersenyum sinis.

Sarah Amelia dan Hendra Setiawan datang. Sarah melambai saat ia melihat tempat duduk Almahira.

"Almahira."keduanya mendekati meja Almahira. Lalu Sarah duduk di sebelah Hendra Setiawan.

" Tadi aku berjumpa Sarah di jalan. Ia sangat menghawatirkan dirimu. "ujar Hendra tersenyum.

" Iya. Almahira, kau kenapa seharian ini. Tak membalas pesanku. Aku sangat panik. "kata Sarah dengan mata berkaca kaca.Almahira hanya tersenyum. Tanpa meminta maaf ia menuang bir di gelasnya.

" Lambungku kumat. "kata Almahira.

" Oh Tuhan. Kau baik baik sajakan Almahira. "Wajah khawatir Sarah terlihat oleh Hendra. Lelaki itu semakin mengagumi seorang Sarah Amelia. Wanita lembut, perhatian dan baik hati.

" Dokter sudah memberiku resep."kata Almahira. Ia menatap Sarah yang kembali mengobrol dengan Hendra Setiawan. "jika dulu aku begitu senang dengan perhatianmu, ular. Tapi sekarang aku begitu muak melihat tampang sok imutmu. " geram Almahira dalam hati. Ia mengangkat tangannya. Seorang wanita datang dengan celemek dan kertas.

"Kalian pesanlah.Aku yang traktir. " ujar Sarah melihat Almahira membuka menu.

"Hmmm.Bibik, aku mau sup ikan kerapu, udang saos pedas dan capcay seafood. " kata Almahira. "juga ceker pedas mercon ya bik. "

"Baik sayang. " kata bibik sambil tersenyum senang. Ia mencatatnya di kertas. Lalu pergi.

"Almahira, kau pesan ceker pedas. " tanya Sarah. Ia bergidik jijik membayangkan ceker ayam bertabur cabe.

"Bukannya kau sudah tau kesukaanku. Minggu kemarin saja kau menghabiskan tiga piring usus goreng. " ujar Almahira tanpa dosa. Sarah Amelia melotot terkejut. Apa maksud Almahira, apa ia ingin mempermalukan Sarah di depan Hendra Setiawan.

"Sarah, aku sungguh tak tau kau berteman dengan Almahira. " kata Hendra Setiawan.

"Iya.kami sudah berteman sangat lama. Almahira selalu menutup diri . Padahal banyak yang menyukainya. " ujar Sarah Amelia sambil tertawa. Ia menyisipkan helai rambut merahnya di belakang telinga. Almahira melihat anting merak di telinga itu. Ia ingat anting itu diberikan oleh Sarah.Ia memakainya tanpa tau kalau ia tak cocok dengan anting model besar dan meriah itu. Cuma dulu, Sarah memaksanya memakai anting itu. Tapi akhirnya, Almahira ditertawakan banyak orang.

"Permisi, sup panas. " teriak bibik cafe. Tapi seseorang tak sengaja menyenggolnya,hingga pinggiran panci sup mengenai tangan kiri Almahira.

"Auwww." Almahira menjerit kaget.

"Ya Tuhan ku. Maafkan aku sayang. " si bibik tanpa ketakutan.

"Tidak apa apa bibik. " ujar Almahira.

"Almahira." Sarah menarik tanga Almahira.Tapi gadis itu menepis tangan Sarah. Rasa perih terasa di lukanya.

"Jangan sentuh. " bentak Almahira. "aku mau ke toilet. " Almahira berlalu pergi.

Sarah Amelia dan Hendra Setiawan melanjutkan obrolan mereka, sambil menunggu Almahira kembali.

"Almahira selalu mengikutiku.Jadi aku tidak bisa berhubungan dengan yang lain. Aku harus menjaga Almahira, memastikan dia aman. " ujar Sarah sambil tersenyum polos.

"Sarah benar-benar baik hati. " puji Hendra. Membuat gadis mungil itu tersipu malu.

"Aku senang waktu Almahira bilang ia punya kekasih. Ternyata mas Hendra orang yang sangat gagah dan mapan. Aku berharap mas Hendra bisa menjaga Sarah. Dia sahabat yang paling ku sayang. " kata Sarah lagi. Hendra Setiawan semakin kagum pada gadis di depannya itu.

"Tentu saja aku akan menjaga Almahira dengan baik. " kata Hendra dengan pongah. Pesanan datang.

Di toilet. Almahira mencuci lukanya. Lalu mengoleskan salep. Baru memasang perban. Gadis itu mengingat dulu ia terluka karena catokan listrik. Tapi berhasil ia hindari. Namun sekarang, di tangan kirinya tetap ada luka. Berarti ia tak bisa menghindari takdir, tapi ia bisa mengubah takdir. Biarkan mereka terus memupuk cinta itu. Almahira tersenyum. Lalu kembali ke meja.

Rupanya Hendra Setiawan dan Sarah Amelia sudah mulai minum. Wajah cantik Sarah nampak memerah. Pertanda mulai mabuk.Hahhh, seharusnya tidak usah pesan alkohol. Tapi Sarah sangat kuat minum. Dan Almahira heran, bagaimana dua kaleng bir bisa bikin gadis itu mabuk.Sungguh usaha yang bagus, terlihat lugu dan polos. Almahira tertawa dalam hati.

"Mas Hendra, kok kamu bisa tertarik pada Almahira. " tanya Sarah sambil tertunduk lunglai. Orang yang tak tau pasti mengira ia mabuk. Almahira duduk dengan tenang. Ia mulai mencicipi makanan yang terhidang.

"Sarah imut sekali ya. Kalau lagi mabuk, bisa banyak tertawa. " kata Hendra. Ia kembali membuka kaleng bir. Begitu juga Sarah.

"Mas Hendra, jawab dulu pertanyaan Sarah tadi. " kata Sarah sambil memegang tangan Hendra. "kenapa mas bisa tertarik pada Almahira. "

"Tentu saja karena ia pintar dan mapan. Aku harus memiliki pasangan yang bisa mengimbangi gaya hidupku. " jawab Hendra Setiawan sambil tertawa. Sarah pun ikut tertawa.

"Astaga Almahira.Kau memakan ceker pedas dan udang cabe juga. " seru Sarah melihat Almahira mulai mengunyah. Mengisi sendiri piringnya dengan nasi, udang, capcay, dan juga ceker pedas. Masa bodoh dengan dua orang di hadapannya itu.

"Hmmm, enak juga. " Almahira terus makan.

"Kau lapar sekali ya. "Hendra memperhatikan Almahira.

" Aku sangat lapar. Apa kau tak suka ceker ayam dan udang. "tanya Almahira.

" Oh aku tak masalah. Bagaimana dengan Sarah. "Hendra menatap Sarah.

" Aku menyukai semua yang Almahira suka. Jadi apa saja oke. "jawab Sarah. Ia tertawa lucu. Ia menegak lagi bir di kaleng. " Almahira tolong suapi aku. "Sarah membuka lebar mulutnya. Almahira menusuk udang dan ceker ayam secara bersamaan. Lalu menyiapkannya ke mulut Sarah yang menganga lebar. Sarah terkejut dengan perlakuan Almahira. Hingga ia tersedak saat mengunyah.

Uhuk uhuk uhuk

" Sarah kau tidak apa apa. "Almahira menepuk punggung Sarah. " kau mabuk. Aku akan menelpon taksi. "Ia langsung menelpon taksi.

"Tidak, aku tidak mabuk. " tolak Sarah. Ia terkejut saat Almahira menarik tangannya untuk berdiri. Lalu membawanya keluar.

"Itu taksinya. " dengan cepat Almahira membuka pintu. Mendorong Sarah ke dalam. "pak ke cluster Kamboja ya. Batuaji. " serunya pada sang supir.

"Baik nona. " jawab supir.

"Almahira, aku tidak mabuk. " seru Sarah marah. Almahira tak perduli. Ia menutup pintu sambil tersenyum. "dah." Taksi meluncur meninggalkan kawasan kampung bule. Almahira melambaikan tangan sambil tersenyum puas. Ia kembali ke dalam cafe.

"Hemmm, tak ada Sarah yang imut. " gumam Hendra. Entah sudah berapa kaleng bir yang di minumnya. Ia mengangkat wajah saat Almahira kembali duduk. "apakah Sarah baik baik saja. "tanyanya kemudian.

" Tentu saja. Seorang pemula yang tidak biasa minum sudah pasti akan mabuk. "ujar Almahira. Hendra Setiawan tertawa.

" Ia sungguh imut ya.Pura pura jago minum. "Hendra masih tertawa. " eh Almahira, ada sesuatu di keningmu. "

Almahira membuka kacamatanya. Hendra Setiawan tercengang melihat wajah Almahira. "Almahira, kau.. kau cantik kalo tak pakai kacamata. " puji Hendra sambil tersenyum menggoda."apa kau tak ingin melakukan operasi lasik. "

"Oh itu akan ku pikirkan saat liburan tahun depan.Mungkin nanti saat jabatan sudah naik. Tentu gaji akan bertambahkan. " Almahira tersenyum."sekarang aku sedang berpikir, apa aku membeli saham saja."

"Hah saham. " Hendra terkejut.

"Iya, bagaimana menurutmu. " tanya Almahira. Ia harus bisa mengorek informasi dari Hendra Setiawan. Mereka pun terlibat pembicaraan serius. Hendra Setiawan begitu bersemangat menceritakan tentang investasi dan saham. Ia tak tau kalau Almahira merekam pembicaraan mereka. Akhirnya mereka pulang setelah selesai makan.

"Cepat masuk dan kunci pintunya ya. " Hendra mengecup kening Almahira. "aku pulang dulu. "

"Oke." Almahira mengangguk. Bergegas gadis itu masuk. Menuju kamar mandi dan menggosok keningnya. Jijik sekali kulitnya disentuh oleh psikopat itu.

Almahira berbaring di tempat tidur miliknya. Ia membuka ponselnya. Mendengarkan rekaman suara Hendra Setiawan yang menjelaskan tentang beberapa saham yang ia ketahui.

"Ada banyak peluang di sini. Panas*nic dan Sams*ng sudah mulai menjual saham mereka. Ini cukup bagus karena kita tau panas*nic kan industri yang bernaung PT Satnusang Perdana. PT elektronik terbesar di Batam ini. Terus perusahaan galangan kapal juga mulai bermain saham. PT Boks*ng di tanjung uncang mulai sejak tahun kemarin. " terdengar suara Hendra Setiawan penuh percaya diri. Almahira tersenyum. Ya, hari senin ia akan mulai bermain saham. Biar saja. Dulu Hendra menang banyak dari saham saham yang ia beli.Tapi karena sifat tamaknya, semua uang itu habis. Ia memakai semua uang mereka Tabungan, deposito di bank, rumah yang mereka beli, semua habis. Hingga Almahira jatuh sakit. Malah hal itu jadi tambang emas bagi si Fir'aun untuk mengeruk uang milik Almahira. Tak sekalipun ia datang ke rumah sakit menengok sang istri yang di vonis kanker otak. Malah asik bergoyang dombret dengan si ular berbisa itu. Tapi tenang saja, aku akan membalas kalian, batin Almahira. Ia mencas ponselnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!