Bab 2

Lorong panjang berkelok-kelok seperti labirin tiada akhir. Jalan di depan bercabang dua, Hualing mengambil jalan kiri tanpa pertimbangan.

Lagi pula apa yang dapat dia pertimbangkan? Dia berada di alam fana dan tidak lagi memiliki energi abadi untuk menelusuri jalan.

Hualing berjalan lurus, hanya untuk menemukan jalan buntu. Dia menghela napas, situasi ini terjadi tidak hanya satu atau dua kali. Nampaknya dia sungguh tidak berbakat untuk berjudi, lihat saja! Semua jalan yang dia pilih tidak satu pun tepat, Hualing bahkan telah kehilangan hitungan tentang berapa kali dia telah berbalik karena jalan yang di pilihnya buntu.

Kembali ke jalan awal, kini dia memilih jalan kanan. Arah kali ini pasti tepat, karena salju putih dan es dingin sepanjang jalan yang dia lewati tidak sepadat sebelumnya. Dinding batu hitam terlihat di bawah es tipis dan setitik cahaya bersinar di ujung jalan.

Seolah mendapatkan kembali semangatnya, Hualing berjalan lebih cepat. Kaki telanjangnya menginjak kerikil tajam dan es tipis, tetapi sama sekali tidak terlihat perubahan ekspresi di wajahnya.

Mungkin hanya ada selusin langkah lagi sebelum dia keluar dari gua itu. Hualing menghentikan langkah ketika melewati sebuah batu besar yang menghalangi jalan gua, bukan karena dia lelah dan ingin beristirahat tetapi karena dia merasakan jari-jari dingin mengenggam pergelangan kakinya. Dia melihat ke bawah, itu adalah jari pucat dengan kulit berkeriput.

Hualing berusaha menarik kakinya, tetapi jari-jari keriput itu enggan melepas. Menghela napas berat, dia menggeleng dengan penuh ketidakberdayaan. Dia berjongkok, kemudian melongok pada sosok yang bersandar di balik batu. Itu adalah seorang pria tua dengan jenggot putih dengan luka di sekujur tubuh. Pakaiannya yang berwarna putih hampir sepenuhnya di lebur menjadi merah dengan beberapa bagian hangus.

“Tolong,” pria tua itu berkata dengan susah payah kemudian batuk keras beberapa kali. Suaranya terdengar serak namun lirih. Setiap kali batuk, setiap itu pula darah mewarnai lantai batu.

“Aku tidak dapat membantumu.” Hualing berbicara dengan lugas, mengabaikan pria tua yang entah mendengar perkataannya atau tidak.

Jari-jari yang melingkari pergelangan kakinya mengencang. Itu tidak menyakitkan hanya seperti gulungan sulur tanaman, namun Hualing tidak dapat melepaskan jari-jari itu

“Apakah kamu lapar, ingin biji teratai?” Hening menjawab pertanyaan yang terdengar tidak berhubungan itu. Setangkai biji teratai di sodorkan pada pria tua yang bahkan tidak dapat membuka mata.

Sosok itu terdiam dengan mata tertutup rapat dan jenggot putih ternoda merah.

Melihat kondisi pria tua ini, Hualing teringat dewanya. Dewanya adalah eksistensi paling menakjubkan yang pernah Hualing lihat. Dia adalah sosok luar biasa yang tiada banding.

Pernah suatu kali dewanya pulang dengan tubuh penuh luka. Saat itu dia sangat khawatir, dia bertanya beberapa hal tapi dewanya enggan menjawab. Dia menangis dengan keras hingga matanya sembab tapi dewanya masih enggan berbicara, dewanya hanya menggenggam tangannya dan kemudian semua luka menakutkan itu pulih.

Hualing teringat kejadian itu, saat itu dewanya yang menggenggam tangannya. Memikirkannya kembali, dia tidak bisa tidak berpikir jika dia memiliki kemampuan penyembuhan.

Jika saat itu adalah dewanya yang menggenggam tangannya, mungkinkah akan berhasil jika dia yang menggenggam?

Mungkinkah pria tua ini akan pulih jika dia menggenggam tangannya?

Dengan keyakinan coba-coba Hualing mengambil tangan pria tua itu, menggenggam dengan kedua tangan. “Aku tidak tahu apakah ini berhasil, tapi aku berharap kamu akan pulih seperti semula!”

Dia sama sekali melupakan kejadian dalam ingatannya ada di alam abadi, sementara saat ini dia berada di alam fana.

Cahaya emas berpendar dari tangan yang tergenggam, menyebar ke seluruh tubuh pria tua. Setiap luka akan berpendar emas kemudian pulih dengan kecepatan yang dapat di lihat dengan mata telanjang.

Hualing melihat dengan takjub kemudian mengangguk puas. Hal ini sungguh-sungguh berhasil.

Dia memerhatikan pria tua itu. Wajahnya tidak lagi sepucat sebelumnya, napasnya tidak lagi berat. Beberapa luka nampak telah pulih sepenuhnya tetapi beberapa dalam proses pemulihan.

Hualiang hendak berdiri, hanya untuk menemukan tangan keriput itu masih menggenggam pergelangan kakinya dengan erat. Dia menghela napas berat, tampaknya harus menunggu pria tua ini bangun sebelum dia dapat keluar.

Dia tidak tahu berapa lama dia duduk di lantai batu ini. Dia hanya tahu dia tertidur setelah menunggu selama dua jam tapi tangan pria tua itu tetap tidak melepaskannya. Hualing bermimpi, dia melihat dewanya. Tapi dewanya berlalu pergi tanpa melihat dia yang tertinggal, meski bagaimanapun dia berteriak, dewanya enggan menoleh.

Sementara matanya tertutup rapat, air mata mengalir menuruni pipi lembut.

Hualing membuka mata dengan napas memburu, bukit keringat mengalir dari keningnya meski udara di dalam gua begitu dingin. Dia menyentuh pipinya yang terasa basah.

Sebuah pikiran terlintas.

Bagaimana jika dewanya terluka dan dia tidak ada di samping. Siapa yang akan menyembuhkan dewanya? Akankah dewanya kesakitan?

Hualing sangat sedih, dadanya terasa sesak. Dia mencengkeram erat pakaiannya, berharap itu dapat sedikit meredakan rasa tidak nyaman yang dia rasakan. Hualing tahu dia harus segera pergi, dia harus menemukan dewanya.

Tapi kemana dia harus mencari dewanya?

Sang dewa ada di langit ke sembilan, sedangkan dia tampaknya berada di alam fana.

Hualing merasa matanya memanas, setetes air mata jatuh di atas tangannya yang menggenggam tangkai teratai. Dia menunduk, menunjukkan bahu ringkih yang naik turun bersama suara isakan lirih.

Ketika Cao Ping terbangun dia disuguhi isakan lembut seorang wanita sesaat setelah dia membuka matanya, dia merasa ketakutan setengah mati. Di sampingnya terdapat seorang gadis yang mungkin baru berusia lima belas tahun. Gadis itu terisak dengan air mata menetes satu demi satu, membasahi punggung tangan. Sementara satu tangannya menggenggam pergelangan kaki gadis itu. Cao Ping segera melepaskan genggaman seolah tangannya telah menggenggam bara api.

Dia sungguh ketakutan dengan pikiran buruk yang menyeruak. Mungkinkah setelah melewati kesengsaraan surgawi untuk mencapai ranah memecah kekosongan dia mengalami penyimpanan Qi?

Mungkinkah dia telah berbuat tidak adil pada gadis kecil ini?

Wajah Cao Ping berubah menjadi pucat, kemudian berubah hijau kemudian hitam. Seolah semua warna bermekaran di wajah tuanya.

Jadi setelah mengumpulkan seribu keberanian, Cao Ping bertanya dengan ragu, jantungnya bertalu.

“Nona kecil,”

Hualing mendongak ketika mendengar suara serak itu, menunjukkan wajahnya yang bagai buah pir setelah hujan. Isakan yang tertahan sesekali lolos. Kedua pipinya memerah dengan air mata membasahi.

Jantung Cao Ping berdetak semakin kencang melihat wajah penuh air mata itu.

"Kamu sudah bangun?" Hualing bertanya sembari menarik isakan.

Mendengar pertanyaan Hualing, seketika Cao Ping merasa terbebas. Tidak ada permusuhan dalam tatapan gadis itu. Jadi seharusnya apa yang dia takutkan tidak benar.

Ping menghela napas lega, tubuhnya terasa ringan seolah tanpa beban.

“Apakah kamu yang menolong orang tua ini?” tanyanya ketika Cao Ping tidak menemukan luka berarti di tubuhnya. Hanya ada bekas darah dan noda hitam di pakaian dan sedikit nyeri.

Cao Ping melihat gadis itu mengangguk kemudian menarik kaki yang telah dia lepaskan. Menekuk di depan dada kemudian memeluknya erat. Setangkai biji teratai menarik perhatiannya. Dari energi spiritual yang terasa, itu seharusnya adalah biji teratai es. Namun bukan teratai es biasa, melainkan teratai es fana yang telah di pelihara langit dan bumi. Itu adalah tonik yang sangat berharga.

Terpopuler

Comments

herry bjb

herry bjb

ceritanya susah di pahami thor,juga terlalu puitis dan tiba tiba ada tokoh lain di lain situasi tanpa ada tanda baca pembeda..

2023-01-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!