"Garce, jangan bergerak!" Ucap Arthur dengan menahan pinggang Grace agar gadis itu tidak menyentuh aset nya yang menimbulkan perasaan aneh menurut Arthur.
"Hem? Kenapa kau menahan ku? Cengkeraman mu terlalu kuat Arthur, kau menyakiti ku" Ucap Grace dengan memegang tangan Arthur yang masih stay di pinggang nya.
"Oh maaf" Ucap Arthur yang segera melepaskan pinggang Grace.
Namun Grace menatap wajah Arthur yang bersemu merah muda.
"Kau sakit Arthur?" Tanya Grace dengan menempelkan punggung tangan nya di dahi Arthur kemudian telapak tangan nya di pipi Arthur.
"Henti kan Grace! kita pulang sekarang!" Ucap Arthur dengan menepis tangan Grace, kemudian ia dengan cepat mengibaskan jubah nya untuk menutup tubuh kedua nya.
SSSSSHHHHLLLLAAAPPP!!
Grace sekilas melihat cahaya dari balik jubah yang Arthur kenakan, namun setelah Arthur membuka jubah nya, lagi-lagi Grace sudah sampai di rumah.
"Kau ini bisa seenak mu hilang, sana hilang sini, muncul sana, muncul sini ya?" Tanya Grace setelah mendapati diri nya kini tengah duduk di atas ranjang kesayangan nya.
Arthur tidak menjawab dia hanya melesat menuju jendela dan menutup nya.
"Ini masih sore Arthur!" Ucap Grace yang melihat makhluk tampan itu menutup jendela dan juga tirai nya.
"Akan ada badai!" Ucap Arthur, dan Grace hanya tersenyum kecut.
"Kau ini mengada-ada saja" Sahut Grace dengan menggeleng pelan.
Gadis itu kemudian beranjak dari duduk nya dan berjalan menuju pintu kamar dan membuka nya.
"Mau kemana?" Tanya Arthur namun Grace hanya tersenyum miring dengan menaikkan salah satu alis nya kemudian menghilang di balik pintu yang kini sudah tertutup.
"Haish... Ada apa dengan ku? Perasaan apa ini? Aneh sekali" Gumam Arthur dengan mengingat rasa baru yang baru saja ia rasakan sebelum ia membawa Grace kembali pulang tadi.
Grace yang berusaha menerima kenyataan bahwa memang benar ada nya makhluk selain manusia, masih terkadang ia sulit untuk mempercayai sesuatu hal yang belum pasti terjadi.
"Sehebat apa sih dia? Sampai bisa tau ramalan cuaca segala" Gumam Grace ketika gadis itu menuruni anak tangga, baru saja ia menuruni tiga anak tangga Grace pun berhenti dan tersenyum seolah ia mempunyai ide briliant.
"Mari kita lihat secepat apa kau?" Tantang gadis itu dengan berbalik kemudian naik kembali ke lantai dua.
Sedikit kecemasan di hati gadis itu, ketika melihat lantai satu yang lumayan tinggi,
"Apakah aku harus menjatuhkan diri ke sofa itu?" Gumam Grace tanpa ia sadari di belakang nya sudah ada Arthur yang berdiri karena sedari tadi makhluk tampan itu sudah mendengar gumaman Grace yang begitu berisik.
Ketika gadis itu bersiap melompat tiba-tiba lengan kekar menarik pinggang nya BRUK!!sampai punggung gadis itu membentur dada bidang yang ada di belakang nya.
"Arthur" Lirih Grace ketika ia melirik ke samping kiri sedikit ke atas.
"Jangan konyol, hanya karena kau tidak mempercayai ku, jika aku tidak datang apakah kau akan mati? atau kau siap hidup cacat? heh dasar manusia aneh" Ucap Arthur yang segera membawa Grace melompat ke lantai bawah.
WUUUUSSSSHHHH!!!
"Aaaaaaaaaaaaa!!!" Teriak Grace yang terkejut, sontak gadis itu pun memeluk erat leher Arthur.
"Sudah sampai! Lepaskan pelukan mu!" Ucap Arthur ketika mereka sudah mendarat dan Grace masih memeluk erat leher Arthur dengan kaki yang tidak menapak ke lantai.
Grace perlahan melepaskan pelukan nya dan menapakkan kaki nya di lantai juga melihat ke sekeliling nya.
"Sudah percaya?" Tanya Arthur dengan memiringkan kepala nya.
"Gila, sungguh sulit untuk dipercaya, apa dia juga bisa bersih-bersih rumah? Kalau bisa pun ya lumayan lah ada ART gratis, toh uang bulanan ku juga nambah, kan bu Siti kalau nggak di panggil nggak datang" Batin Grace dengan melihat Arthur dari atas sampai ke bawah, dengan tangan yang memegang dagu seolah ia berpikir keras.
"Kau mau aku membersihkan rumah mu?" Tanya Arthur yang mana itu membuat Grace terkejut.
"Bisa pas banget ya? Manfaat in dikit boleh lah ya? hehehe..." Batin Grace dengan senyum yang mencurigakan.
Arthur menggeleng-gelengkan pelan kepala nya seakan ia bingung dengan maksud Grace,
"Kenapa nggak ngomong langsung aja sih?" Gumam Arthur kemudian ia pun menggerakkan tangan nya dan di sana ada kemoceng yang mulai melayang-layang menyapu dan mengusap setiap benda yang di lewati nya.
Grace melongo takjub melihat semua nya, "Waw amazing! Ini sulit untuk di percaya, nggak masuk akal" Gumam Grace.
"Kau harus bisa mempercayai semua ini Grace dan pasti nya juga menghargai setiap makhluk yang terlihat atau pun tidak" Ucap Arthur yang mulai menggerakkan satu tangan nya lagi dan di sana terlihat sapu yang mulai membersihkan lantai, juga di sana di kaca jendela tepat nya ada wiper yang sibuk menginclongkan kaca jendela rumah Grace.
"Apa kau juga bisa merubah cat rumah ini Arthur?" Tanya Grace masih dengan kekaguman nya.
"Bisa" Ucap Arthur, Grace sudah menganga dengan berpikir warna apa yang akan ia gunakan.
"Siapkan cat nya!" Sambung Arthur dengan terkekeh kecil.
Dan itu membuat Grace mendadak merubah raut wajah nya menjadi masam.
Arthur sibuk mengendalikan alat bersih-bersih di dalam rumah bak istana itu yang di tinggal i hanya Grace seorang, biasa nya ada bu Siti yang biasa membersihkan rumah itu jika Grace menelfon nya, sedang kan Grace sibuk memasak di dapur.
Tak lama kemudian terlihat kilat yang sangat menyilaukan dari luar rumah "BLEDARRRR!!"
"Aaaaaaaaaaa!!! ARTHUUUUUURRR!!!" Teriak Grace ketiak mendadak lampu padam setelah suara petir yang menggelegar.
Gadis itu terlihat meringkuk di samping meja dapur dengan menutup kedua mata nya.
Namun tiba-tiba Grace merasa hangat seperti ada tangan yang merengkuh nya dan mendekap nya ke dalam pelukan yang hangat dan menenangkan.
"Sudah tenang saja, ada aku di sini" Suara familiar itu membuat Grace meraba wajah sosok yang memeluk diri nya.
"Arthur? itu kah kau?" Ucap Grace dengan menengadahkan wajah nya samar-samar mata tajam namun teduh di hati itu terlihat, kembali Grace memeluk erat tubuh Arthur yang seperti nya akan segera menutupkan jubah nya dan membawa nya ke tempat lain.
SSSHHHHLLAAAPPP!!!
"Tapi... " Baru saja Grace mengingat omlet yang di masak nya, namun ia sudah tiba di kamar nya dengan mahkota Arthur sebagai penerang.
"Apakah tak apa-apa benda itu turun dari atas kepala mu?" Tanya Grace yang sejujur nya sedikit takut.
"Tak apa, asal kau tak ketakutan! Kau memikirkan makanan mu yang baru saja kau masak bukan? aku akan mengambil nya untuk mu" Ucap Arthur dengan meletakkan mahkota nya.
"Tapi Arthur... " Belum selesai Grace berucap Arthur sudah menghilang dari hadapan nya.
"Aku kan takuuuuttt" Lirih nya dengan memandang mahkota Arthur yang memancarkan cahaya biru.
Tak lama kemudian Arthur sudah kembali dengan sepiring omlet.
Sedikit terkejut namun Grace tetap berterimakasih pada Arthur bahkan ia memaksa agar Arthur menerima satu suap omlet yang di potong nya.
Malam itu dengan mahkota Arthur sebagai penerang, Grace tidur dengan memeluk makhluk tampan itu.
Hari berlalu begitu saja dengan Grace yang mulai terbiasa dengan kekuatan Arthur dan juga penglihatan nya yang bisa melihat makhluk tak kasat mata.
Suatu hari saat Grace mempunyai sebuah ide untuk menata taman di samping rumah nya ia meminta bantuan Arthur untuk melakukan pekerjaan nya, di sana Arthur melakukan apa pun yang Grace inginkan, sekop, ember, dan beberapa tanaman melayang berpindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lain, Grace begitu senang dengan semua nya, perfect seperti apa yang ia inginkan.
Namun tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang terus mengintai kegiatan Grace, dari kejauhan ia melihat Grace tersenyum dan tertawa bahkan terkadang gadis itu berucap "Goo job boy!".
" Kenapa Grace tertawa seperti itu?" Gumam nya masih dengan mengawasi Grace dari balik jeruji gerbang samping rumah Grace.
"Jangan-jangan, bener-bener gila dia?" Gumam orang itu dan ia begitu terkejut ketika melihat sebuah tanaman yang di tunjuk Grace dan tanaman itu segera melayang dan berhenti dengan rapi di tempat yang di tunjuk oleh Grace juga.
"Wah nggak beres nih, gue harus ngomong sama Mirza" Gumam nya yang segera pergi dari gerbang rumah Grace.
Kembali pada Grace yang masih banyak mau nya.
"Arthur! yang itu kayak nya bagus deh kalau di tempatkan di sana" Ucap Grace, dan dengan sabar Arthur menuruti kemauan Grace, entah kenapa makhluk itu begitu nurut dengan Grace yang sangat dan amat rewel.
"Oh nggak, nggak, nggak! bagusan di sana sih!" Grace menunjuk tanah yang masih lumayan kosong, belum banyak tanaman di sana.
"Kalau yang itu bisa di gantung di pagar nggak?" Ucap Grace dengan menunjuk tanaman dengan pot kecil nya.
Mereka berdua sibuk dengan taman Grace sedangkan di tempat lain.
Di tempat lain seorang gadis yang baru saja keluar dari dalam mobil dengan tergesa dan setengah berlari menuju sebuah rumah mewah yang dominan berwarna hitam.
"MIRZA! ZA LO DIMANA ZA!" Teriak gadis itu dengan berlari menerobos masuk ke dalam mansion yang sangat besar itu.
Sampai akhir nya ia tiba di sebuah kolam pemandian dengan banyak kelopak mawar yang terapung di sana.
Sedikit tercengang gadis itu melihat semua ke indahan dan juga aroma mawar yang menenangkan itu.
PYASSHH!!
Tiba-tiba muncul seorang pria dari tengah kolam itu yang tak lain adalah Mirza.
Sejenak gadis itu terpesona dengan wajah tampan dan juga tubuh yang kekar tengah bertelanjang dada terpampang di hadapan nya itu.
"Calista?" Ucap laki-laki di tengah kolam itu.
"Sedang apa kau di rumah ku?" Sambung nya.
"Gue, gue... ekhem... " Seolah merasa salah tingkah dengan tatapan Mirza dan juga pemandangan yang sulit di tolak mata normal, gadis itu tergagap.
"Tunggu aku di ruang tengah, kita bicara di sana!" Ucap Mirza.
"Ah, iya" Ucap Calista yang segera menjauh dari kolam.
Setelah menunggu beberapa menit, akhir nya Mirza keluar menemui Calista.
"Ada apa Ca? tumben kau kemari" Ucap Mirza yang masih berjalan menuju salah satu sofa.
"Grace... "
"Cukup! Aku tidak mau mendengar berita tentang gadis arogan itu!" Sela Mirza dengan menghempaskan pantat nya di permukaan sofa yang halus.
"Tapi Za ini penting! Asal lo tau, Grace kayak nya belajar ilmu sihir deh" Ucap Calista dengan mengingat Grace yang dengan jari telunjuk nya melayangkan tanaman beserta pot nya.
"Jangan asal ngomong kamu Ca! Grace bukan tipe gadis yang suka dengan hal-hal mistis!" Sangkal Mirza yang kenal betul bagaimana Gracelina Janitra.
"Tapi Za! gue tadi lihat sendiri dengan mata kepala gue kalau Grace menunjuk sebuah tanaman dan tanaman itu melayang Za" Jelas Calista dengan menggebu. Mendengar ucapan Calista yang seperti nya serius membuat Mirza menjadi kepikiran tentang mantan pacar nya itu.
"Coba, nanti aku selidiki dulu saja...
Tolong Like nya ya guys, dan jangan bosan untuk menunggu update bab selanjut nya see you...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Miss Venomenous
🙃
2022-12-05
1
Miss Venomenous
Ngelamak kamu Grace🤣
2022-12-05
1
Miss Venomenous
Aduh grace ... Ini pasti dipelet si miras ni smp otaknya sengklek mau menganukan diri dr atas tangga ... Dia yang mau loncat akika yang deg2an aih ... Awas loncatnya jangan kepala duluan🙃
2022-12-05
1