Bab - 5

Viola sudah 2 hari tidak masuk kerja dan 2 hari itu pula Louise tidak tenang di kantornya, Louise marah karna tak ada satupun kabar tentang Viola.

"Erick, segera cari tau keadaan Viola, jika sudah ada kabar katakan padaku secepatnya"

Erick menelpon Charlos dengan alasan menanyakan berkas yang belum di serahkan ke Louise.

"dokter Charlos, tuan Louise menanyakan berkas untuk pengadaan alat dalam ruang operasi, apakah sudah selesai.?"

"belum selesai besok atau lusa baru selesai"

"kenapa lama sekali.? tuan Louise kasih waktu 2 hari dari kemarin"

"iya, asisten ku masih sakit, semua berkas dia lebih tahu, sebentar saya akan ke rumahnya, sekalian aku akan menanyakan tentang berkas itu."

"baiklah, terimakasih dokter Charlos"

"Tuan, Viola masih sakit dan dokter Charlos akan ke rumahnya sekalian menanyakan berkas pengadaan alat ruang operasi"

"sepertinya Charlos memang dekat dengan Viola, bahkan dengan keluarganya" Louise terus memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa melihat Viola.

"Tuan, maaf jika saya lancang, apa Tuan menyukai Viola.? karna tuan selalu memikirkannya."

"entahlah Erick, kejadian kemarin adalah kesalahan terbesarku, aku marah jika melihatnya bersama pria lain" ucap louise

"itu artinya Tuan menyukai Viola." ucap erick

"benarkah begitu Erick" Louise

"iya Tuan."

Louise kembali berdiam setelah mendengar kata-kata dari Erick.

"apakah aku menyukainya.? bukan dia sama halnya dengan Angela yang hanya suka dengan uang.?......" ucapan Louise dalam hati.

Di rumah, Viola benar-benar mengunakan waktunya untuk beristirahat, sesekali Charlos menelfon nya untuk menanyakan kabarnya.

"Hallo Nona Viola."

"apa kabarmu.?"

"kabarku baik-baik saja dok, dan mungkin besok sudah bisa kembali bekerja."

"benarkah begitu Vio.!? kalau masih sakit mending istirahat saja di rumah, jangan paksakan nanti semakin sakit."

"sudah baikan kok dok.!"

"baiklah kalau begitu, istirahatlah jangan lupa di minum obatnya."

"iya Dok."

Viola sungguh sangat bosan berada di rumah, tak sengaja Vio mengecek email nya, dan ternyata apa yang di harapkan Viola benar-benar terjadi. Viola mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S2 nya, Viola lolos seleksi, dia sangat senang sekali, Tak ada satupun yang mengetahui hal ini, bahkan kedua orang tuanya belum mengetahuinya...

esok harinya Viola berangkat kerja, Viola suka berpakaian yang simpel, makeup tipis dan rambut di kuncir.

"pagi mommy, pagi Daddy"

"pagi sayang, sudah bisa kerja hari ini Vio.?"

"sudah mommy, Vio sudah baikan kok"

"baguslah, sekarang sarapan dulu sebelum kerja, biar tidak sakit lagi."

"iya,mommy"

setelah sarapan pagi, Viola berangkat kerja, Viola senang sekali hari ini mengingat dia telah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S2 nya.

sesampainya di rumah sakit, Viola berjalan menuju lift, ada beberapa yang tidak menyukai Viola sejak acara Anniversary rumah sakit di hotel xanders tapi banyak juga yang menyukai Viola karna dia tidak sombong sama sekali.

saat Viola menunggu lift berikutnya, sang Presdir baru saja tiba dan menuju lift khusus, Presdir melihat Viola, Viola bahkan sengaja tak melihatnya sama sekali, pintu lift terbuka, Viola naik dan menuju ruangannya, padahal Viola sudah ketakutan tapi dia berusaha untuk tetap tenang.

"selamat pagi dok"

"pagi, kamu sudah sembuh Viola.?"

"iya Dok."

"baguslah, Viola hari ini ada jadwal operasi tapi kamu tidak usah ikut masuk dalam ruang operasi, kamu di sini saja ya, ada beberapa berkas yang harus kamu isi, kalau sudah selesai tolong bawakan ke ruangan Presdir, karena beliau sudah memintanya dari kemarin."

"ba-baik dok."

ruangan Presdir, baru dengar namanya saja sudah membuat Viola takut.

berkas yang di kerjakan Viola telah selesai, setelah di cek kembali Tak ada lagi kesalahan, Viola membawa berkas tersebut keruangan Presdir, Viola berjalan dengan perasaan was-was takut kejadian kemarin terulang lagi.

"permisi nona, saya membawa berkas yang di suruh Dokter Charlos."

"baiklah, tunggu sebentar ya."

"selamat pagi tuan, ada berkas dari dokter Charlos buat tuan." ucap sekertaris...

"siapa yang membawanya.?"

"asisten dokter charlos tuan"

"suruh dia masuk"

"baik tuan."

"Anda di suruh masuk ke dalam dok"

"baik, terimakasih." ucap Viola...

saat berada di dalam ruangan Louise, Viola hanya menundukkan kepalanya, dan berdiri di depan pintu, bawakan berkas itu kemarin, Viola berjalan membawa berkas ke meja Louise, setelah meletakan berkas, Viola kembali berjalan hendak keluar dari ruangan dan lagi-lagi tangannya di tarik, Viola hampir saja terjatuh tapi cepat-cepat di tahan oleh Louise.

"anda mau apa.? anda jangan macam-macam sama saya.! saya cuma di suruh bawa berkas ini dan tugas saya selesai." Viola berkata dengan suara yang gemetaran.

"siapa yang menyuruhmu untuk keluar, ini belum selesai, harus di kroscek sama-sama, takutnya ada yang kelewatan, dan saya tidak akan macam-macam sama kamu, kamu duduklah di sini."

"Viola mengikuti arahan dari louise, Viola duduk berhadapan dengan Louise dan Louise mengkroscek berkas yang di bawa oleh Viola." Louise sengaja mengecek berkas lama-lama agar dia bisa melihat wajah Viola lebih lama lagi.

Viola lebih banyak berdiam, dan hanya memperhatikan berkas yang di periksa Louise.

masuklah Erick ke dalam ruangan, Erick melihat Viola duduk berhadapan dengan Louise.

"maaf tuan menganggu waktunya, perusahaan yang akan mengadakan pengadaan alat-alat di ruang operasi telah datang."

"suruh tunggu, karna berkasnya baru saja saya periksa, takutnya ada yang kelewatan"

"baik tuan."

"tuan, kalau sudah tidak ada hal penting lagi, saya permisi mau kembali ke ruangan saya tuan."

"duduklah sebentar Viola, cuma sebentar saja" ucap Louise dengan suara yang lembut. Viola bahkan tidak percaya Louise bisa berubah secepat itu.

Louise menelfon Erick "masuklah ke dalam dan bawa berkas ini segera" Erick masuk dan mengambil berkas, pintu ruang kerja Louise terkunci otomatis.

"maaf tuan, saya permisi kembali" saat Viola akan berdiri dari kursi, Louise berdiri dan memegang tangan Viola. Louise memegang tangannya dengan lembut, Louise berjalan ke arah Viola tapi tangannya tak di lepas sedikitpun.

"kamu sudah sembuh Viola, sudah 2 hari kamu tidak masuk kerja, jika kamu masih sakit jangan terlalu di paksakan"

"maaf tuan, saya sudah sembuh dan terimakasih untuk perhatiannya tapi saya tak butuh perhatian dari anda, Charlos sudah cukup memberikan perhatian yang lebih buat saya"

seketika Louise menjadi marah, "jangan pernah menyebut pria lain di hadapanku Viola."

Viola berjalan semakin di depan Louise, bahkan dadanya hampir menempel pada dada Louise, Viola berjinjit dan berbisik di telinga Louise.

"aku menyebut nama pria yang sering tidur denganku, kenapa anda yang marah tuan Presdir" Louise semakin tidak tahan menahan amarahnya, Louise memeluk Viola dengan erat dan menjatuhkan tubuhnya di kursi empuknya, Louise mencium Viola dengan kasar, bahkan tangan Louise sudah semakin merajalela, Viola berontak tapi kekuatannya tak sebanding dengan Louise, Viola hanya bisa menangis.

Louise mencium bibir viola hingga ke leher dan memberi tanda kepemilikan di sana, Louise semakin gila, tangannya bahkan menyentuh area in..m Viola, seketika Viola berontak dengan kuatnya, dia mendorong Louise hingga terjatuh dari kursi.

"anda sudah gila, anda benar-benar gila, aku benci sama anda, seumur hidupku aku membencimu" Louise mendengar apa yang di bilang Viola, dengan amarah yang memuncak " ya, aku sudah gila sekarang, aku gila karna kamu, aku gila karna aku begitu menyukai wanita murahan sepertimu, kamu membenciku, terserah."

Viola terus menangis, menangis hingga tertidur di kursi ruang Presdir, Presdir mengangkat nya dan memindahkan Viola di ruangan rahasia Presdir.

"Erick, segera bawa tas Viola ke dalam mobilku, kalau di tanya Charlos, bilang saja Viola lagi sakit dan sudah di bawa pulang"

Louise keluar dari ruangan di saat sang sekertaris lagi istirahat makan siang, Louise mengendong Viola ala bridal style hingga di basemen rumah sakit khusus untuk Presdir.

Tak ada satupun orang melihatnya, Louise membawa viola ke villanya di pinggir pantai. sepanjang perjalanan, Louise terus menggenggam tangan Viola.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!