Bab - 2

Pagi ini VIOLA telah rapi dengan pakaian kerjanya, style yang simpel, serta makeup yang tipis, membuat aura kecantikannya semakin kelihatan.

"Mommy dan Daddy semalam kemana.? Viola pulang kerumah Mommy dan Daddy tidak berada di rumah." ucap Viola

"Mommy dan Daddy menghadiri acara pernikahan teman kantor Daddy, Mommy Lupa beritahu, karna Handphone Mommy ketinggalan di rumah." ucap sang Mommy

"Pantas saja rumah sepi, Mommy Daddy, Vio berangkat kerja dulu ya.! Vio sarapan di rumah sakit, karna pagi ini Vio harus mengikuti apel pagi di rumah sakit." ucap Viola..

"Baiklah sayang, hati-hati ya.'

Viola berangkat kerja agak cepat kali ini karna takut terlambat apel pagi, karna sanksi yang di keluarkan pihak rumah sakit sungguh tidak main-main.

Memasuki lobby rumah sakit, semua mata tertuju padanya, bagaimana tidak, pagi ini Viola terlihat sangat cantik, karna merasa di perhatikan orang-orang yang berada di lobby, akhirnya Viola mempercepat jalannya agar tiba di lift.

antrian depan lift sangat banyak sehingga berdesakan untuk masuk ke dalam lift, Viola menunggu lift selanjutnya agar tidak terlalu sempit dan berdesakan di dalam lift.

Presdir Louise tiba di area rumah sakit, semua dokter dan perawat sangat tegang ketika Louise memasuki lobby rumah sakit, tibalah Louise di depan lift.

"Tuan,,,tidakkah tuan melihat siapa yang berdiri di depan lift sebelah Utara.?" ucap Erick...

"siapa.?" Louise melihat kearah yang di maksud erick.

"apa Tuan ingin saya memanggilnya.?" ucap erick

"apa saya menyuruhmu untuk memanggilnya.? Louise...

"Hai kamu, Dokter Viola.!" Erick memanggil dan seketika Viola menoleh.

"kamu kemari lah" ucap Erick..

"Erick, apa kamu sudah gila" Louise...

"saya Tuan.?" ucap Viola..

"iya kamu, memang siapa lagi yang bernama Dokter Viola di rumah sakit ini." ucap Erick..

Viola berjalan ke arah Erick, Viola sungguh sangat takut karna merasa di panggil oleh asisten Presdir Louise.

"10 menit lagi apel, jika kamu terus menunggu di situ maka kamu akan telat mengikuti apel pagi, naiklah menggunakan lift yang ini, dan jangan takut pada Tuan Louise karna beliau yang menyuruhku untuk memanggil anda Dokter Viola." ucap Erick..

"Baik Pak, Terimakasih"

selama berada di dalam lift, Viola merasa sulit untuk bernapas, Viola canggung karna satu lift dengan Presdirnya. Viola berharap liftnya segera sampai, agar bisa bernapas dengan tenang.

"terimakasih pak, saya duluan.!" ucap Viola...

"Erick hanya mengangguk kepalanya" lalu menatap tuan Louise " bagaimana tuan perasaan anda, setelah melihat dokter Viola secara dekat.?"

"Erick, gaji kamu saya potong bulan ini, paham.!"

"Hais,,," ucap Erick dengan wajah datarnya.

apel di mulai tepat waktu, semua dokter dan perawat sudah berkumpul, arahan dari presdir sudah di lakukan, dan pada saat akan bubar, Presdir menatap Viola tetapi Viola tak memperhatikan itu, hingga Viola hilang dari pandangan Presdir Louise..

"Viola, bersiaplah pagi ini pukul 09.00, kita akan melakukan operasi dan mungkin memakan waktu 4 jam, dan hari ini ada 4 pasien yang mesti kita tangani." ucap dr. charlos..

"baik Dok."

operasi pertama berjalan dengan lancar, operasi ke dua dan ke tiga serta ke empat semua berjalan dengan lancar, tidak terasa waktu menunjukan pukul 9 malam.

"hari ini benar-benar melelahkan, badanku sakit semua, apalagi betis ku, terasa sakit sekali." Viola berbicara sendiri.

Viola memeriksa handphone nya, ternyata begitu banyak panggilan dari Mommy nya dan Lisa.

"hallo Mommy,,, Vio pulangnya agak telat, hari ini ada beberapa pasien yang di operasi, ini baru saja selesai operasi mommy." ucap Kirana

"Mommy hanya khawatir, ini sudah larut dan kamu belum pulang, makanya mommy menelfon kamu sayang."

"sedikit lagi Vio pulang mommy, tidak usah menunggu Vio ya, Mommy dan Daddy istirahat saja." ucap Viola.

"iya sayang, kamu pulang hati-hati ya.?"

"Iya Mommy"...

situasi rumah sakit tidak terlalu ramai karna hari sudah malam, Viola berjalan menuju lift menekan tombol menuju lobby rumah sakit, Viola berjalan ke tempat parkir mobil, tidak sengaja melihat sebuah mobil yang bergerak-gerak semakin kencang, sulit untuk bisa melihat siapa di dalam mobil itu, karna kaca mobil sangat gelap .

"pasti sedang berbuat mesum, begitu banyak hotel kenapa harus memilih di mobil, huffftttt" ucap Kirana.

saat akan menghidupkan mesin mobil, Viola kaget melihat sang Presdir yang turun dari mobil dan di ikuti seorang wanita cantik.

karna tak mau dapat masalah, Viola menghidupkan mesin mobil dan pergi dari tempat itu. Tapi sayangnya sang Presdir telah melihat viola saat dia akan masuk ke dalam mobilnya, hingga mobil Viola pergi meninggalkan basemen.

kringggg...

kringggg...

kringggg...

Lisa calling....

"hallo"

"kamu di mana?" ucap Lisa...

"lagi di jalan, mau pulang ke rumah" Viola...

"Viola, aku telpon berkali-kali tapi tidak di angkat, aku ke ruangan mu tapi tak ada orang sama sekali di sana" ucap Lisa...

"saat kamu telpon aku masih di ruang operasi, bahkan handphone ini baru saja aku pegang, karna seharian handphone di dalam tas." ucap Viola..

"baiklah, hati-hati bawa mobil, besok kita ketemu di rumah sakit"

"Oke."

tiba di rumah pukul 11 malam, Viola naik ke lantai atas dan berjalan menuju kamarnya, saat ini yang Viola butuhkan hanyalah kasur empuk miliknya, tak lupa dia membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

"segar sekali, waktu beristirahat, Viola memeluk boneka ke sayangannya."

tak terasa sudah pagi, Viola bangun dengan tubuh yang segar karna dia cukup menikmati tidur malamnya. Viola Mandi dan bersiap untuk ke kantor.

"pagi mommy, pagi Daddy"

"pagi sayang" jawab mommy dan Daddy..

"Viola mau berangkat kerja"...

"kenapa buru-buru ke rumah sakit?" ucap Daddy

"apel pagi tidak boleh telat Daddy, bisa kena sanksi" ucap Viola...

"wah,,, rumah sakitnya sangat disiplin" Daddy...

"Viola, kalau bisa sebentar sore pulanglah lebih awal, karna mommy dan Daddy mau ke acara Syukuran Pernikahan om Roberth dan Tante Lita, kamu harus ikut ke acara itu, karna Roberth terus menerus menanyakan mu."

"iya daddy, Viola usahakan pulang lebih awal"

tiba di rumah sakit, Viola memasuki lobby dan menunggu antrian di depan lift, kali ini Viola tetap masuk di dalam lift karyawan, walaupun berdesakan dia tetap masuk, Viola tak mau kejadian kemarin terulang saat 1 lift dengan sang Presdir.

"selamat pagi dok."

"Pagi Viola" dr. charlos...

"hari ini jadwal operasi kita hanya 2, seperti biasa mulai pukul 9, operasi kali ini tidaklah sulit jadi tidak memakan waktu yang lama"

"Baik Dok."

bel apel pagi, seperti biasa semua berkumpul, saat Presdir mengambil alih di depan, tatapan Presdir terus mengarah ke Viola, Viola yang takut di tatap terus akhirnya menundukkan wajahnya hingga apel pagi usai.

"Vio,,,sepertinya tadi Presdir kita melihat ke arah kita ya."

"perasaan kamu saja Lisa, aku bahkan tidak melihatnya" Viola...

Viola sengaja berbicara seperti itu, karna takut Lisa terlalu banyak bertanya dan curiga yang tidak-tidak, padahal Viola sendiri merasa takut setelah kejadian semalam di basemen rumah sakit.

"Viola,,, tolong kamu bawakan berkas ini ke ruang Presdir, Presdir sedang menunggu sekarang, karna operasi kita di undur pukul 11, jadi kamu bawa berkas ini ke sana ya."

"baik Dok"

Viola membawa berkas menuju ruangan Presdir, sepanjang jalan Viola merasa takut kalau-kalau Presdir menanyakan tentang kejadian semalam.

"permisi, saya asisten dr. Charlos di suruh untuk membawa berkas ini ke ruangan pak Presdir." ucap Viola pada sang sekertaris Presdir.

"baiklah silahkan menunggu, saya hubungi ke dalam ruangan Presdir terlebih dahulu." ucap sekertaris.

"Hallo Tuan, ada berkas yang di bawa asisten dr. charlos" sekertaris...

"suruh masuk" Presdir...

"Baik pak." Sekretaris

"Anda di suruh masuk" sekretaris

"terimakasih" Viola...

...Ruangan Presdir...

"Permisi Tuan, saya membawa berkas dari dr. Charlos"

"letakan di meja saya"

Presdir menatap Viola dengan tatapan dingin dan tajam, hingga Viola berjalan ke meja Presdir dan meletakan berkas di atas meja.

"saya permisi Tuan"

saat akan pamit keluar dari ruangan Presdir.

"siapa menyuruhmu untuk keluar.?"

berdirilah Presdir dari kursi kebesarannya dan berjalan ke arah Viola, Viola yang takut hanya menunduk saat Presdir sudah di depannya, Viola kaget bahkan keringat dingin.

"maaf tuan, saya hanya di perintahkan membawa berkas dan harus balik karena akan ada jadwal operasi sebentar lagi."

"operasi di tunda pukul 11 siang nanti kan.?"

Presdir menyentuh rambut Viola, bahkan memegang dagu Vio. Viola menepis tangan Presdir, saat memegang dagunya.

"maaf tuan, jika tidak ada keperluan saya pamit"

Viola berbalik hendak pergi dari ruangan Presdir dan seketika tangannya di tarik presdir, hingga Viola berbalik dan memeluk Presdir. Viola semakin takut, membayangkan kejadian semalam saat mobil bergoyang.

"kenapa takut padaku, aku tidak memakan mu hanya menginginkan dirimu." Louise berbisik di telinga Viola, bahkan Louise semakin erat memeluk Viola.

"Anda terlalu lancang untuk memeluk saya, Saya bukan wanita penggoda seperti yang Anda lakukan di mobil semalam, silahkan anda mencari kesenangan dengan wanita lain, tapi tidak denganku."

entah keberanian dari mana, hingga Viola berani mengucapkan kata-kata itu, setelah mengucapkan kata-kata di telinga Louise, Viola mendorong Louise agar terlepas dari pelukannya dan pergi meninggalkan Louise yang sedang berdiri menatap punggung Viola hingga di balik pintu.

"wow,,, kamu akan saya buat bertekuk lutut di hadapanku bahkan sampai mengemis." Louise berbicara seorang diri dengan wajah yang sangat marah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Yurike Windy

Yurike Windy

wow hati² viola

2022-12-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!