"Viola, bangun sayang, kamu bisa telat ke rumah sakit, tumben jam segini masih betah di kasur.!"
"Viola lagi tidak enak badan mommy, semalam viola demam, mungkin karna kecapean, Vio mau hubungi dokter Charlos mi"
"iya, beritahu dokter Charlos sayang."
Tuuuuttttt...
"hallo"
"hallo Dok, maaf menganggu waktunya, dok mungkin saya datang agak telat, semalam saya demam, dan lagi tidak enak badan dok"
"kamu istirahat saja, tidak usah bekerja kalo tidak enak badan, tapi bagaimana dengan acara sebentar malam.! apa kamu bisa datang.? kalau tidak bisa, tidak apa-apa."
"saya tidak berjanji bisa datang atau tidak, tapi kalau keadaan saya sudah membaik, saya akan pergi ke acara Anniversary Rumah Sakit dok."
"ya sudah, kalau begitu saya tunggu info dari kamu ya, jika kamu jadi pergi jangan lupa hubungi saya, nanti kamu saya jemput."
"baiklah dok"
dr. charlos mulai menaruh hati pada Viola sejak acara Anniversary yang di adakan orang tuanya di hotel xanders, tapi Charlos tidak mau terlalu menunjukan rasa sukanya di depan Viola apalagi teman-temannya di rumah sakit, karna dia tau, dia terkenal sangat play boy, maka dari itu, Charlos mulai pendekatan sama Viola.
apel pagi di mulai, apel pagi di ambil alih oleh Presdir Louise, karena selama 8 bulan Louise sibuk mengurus perusahaan XANDERS GLOBAL ENGINEERING, Louise mencari keberadaan Viola di segala penjuru tapi sosok Viola tidak tampak sama sekali, bahkan saat apel pagi selesai Viola tidak kelihatan.
"kemana wanita itu, kenapa dia tidak mengikuti apel pagi, apa dia tidak takut kena sanksi dari rumah sakit" ucap Louise dalam hati.
"hallo,,, Charlos apa berkas yang saya minta sudah selesai kamu buat.? Louise berkas masih belum selesai tapi saya usahakan besok selesai, karna hari ini asisten saya sedang sakit."
"Baiklah"
"ternyata dia sedang sakit pantas saja tidak kelihatan" ucap Louise dalam hati.
walaupun sedang sakit, Viola diam-diam mengikuti tes seleksi untuk mendapatkan beasiswa, Viola ber tekat untuk melanjutkan S2-nya, agar dia secepatnya keluar dari rumah sakit itu dan tidak bertemu dengan sang Presdir berotak mesum.
kringggg...
kringggg...
kringggg...
Lisa calling...
"hallo Lisa"
"kamu di mana? aku cari saat apel pagi, tapi kamu tidak ada, bahkan aku ke ruang bedah, kamu tidak ada."
"aku tidak kerja pagi ini, badanku sangat tidak enak, semalam demam, tapi aku sudah ijin sama dokter Charlos dan dia menyuruhku untuk beristirahat di rumah hari ini"
"ya ampun, kenapa bisa seperti itu, apa mungkin karna semalam kita keluar"
"jangan berpikiran yang tidak-tidak, tubuhku saja yang terlalu lemah"
"ya sudah, kamu istirahat saja, sebentar siang jam istirahat aku ke rumahmu.!"
"oke deh"
setelah makan dan meminum obat, Viola kembali beristirahat, bahkan Lisa yang datang menjenguk sahabatnya itu, terpaksa pulang karna tidak tega membangunkan Viola yang sedang tidur.
viola bangun pukul 5 sore, badannya sudah mulai enakan, tiba-tiba ada telp masuk, di lihatnya ternyata dr Charlos menelfon Viona...
"hallo"
"apa kamu masih sakit.?"
"sudah agak enakan dok."
"apa kamu jadi ke acara malam ini.?"
"iya Dok, saya jadi ke acara malam ini."
"ya sudah,kamu bersiaplah jam 7 saya jemput ya."
"baik Dok"
2 jam kemudian datanglah Charlos di rumah Viola.
"selamat malam om dan Tante"
"selamat malam, nak Charlos"
"Mari masuk,,,Viola masih di kamarnya, duduklah dulu"
"charlos merasa nyaman berbincang dengan ke dua orang tua Viola."
sedangkan di dalam kamar, Viola sedang membersihkan diri di kamar mandi, mengeringkan rambutnya, memoles wajahnya dan memakai dress yang dia beli, Viola terlihat sangat-sangat cantik, dan kemudian Viola turun dari tangga, mommy dan Daddy takjub melihat kecantikan putrinya itu, apalagi Charlos, jangan di tanya, dia bahkan melihat Viola tanpa kedipan sedikitpun.
"apa kita boleh jalan sekarang pak Dok.?"
"i-iya,,, kita jalan sekarang, om Tante, saya ijin bawa Viola sebentar."
"iya, hati-hati di jalan ya"
pergilah mereka ke acara Anniversary rumah sakit, sepanjang perjalanan tak ada satupun suara yang keluar dari bibir mereka berdua, hanya Charlos sesekali menoleh ke arah Viola.
"cantik" ucap Charlos dalam hati.
tak terasa sudah sampai di lobby hotel, Charlos membuka pintu mobil untuk Viola, lalu memberi tangannya agar di genggam oleh Viola. mereka berjalan memasuki lobby hotel, semua mata memandang ke arah mereka berdua, awalnya Viola malu di lihat banyak orang karna menggenggam tangan Charlos, tapi Charlos tetap menyuruhnya untuk terus menggenggam tangannya sampai tiba di dalam gedung.
"dok, tangannya boleh di lepas.? malu di lihat teman-teman."
"Viola, di luar rumah sakit kamu boleh memanggilku Charlos, oke.!?"
"Ba-baiklah Charlos."
tibalah mereka berdua di gedung acara, semua tamu undangan menatap mereka dengan tatapan yang berbeda-beda, bah para wanita menatap Viola dengan tatapan sinis, bahkan ada yang mencibirnya.
"jalan lah terus ke depan, tidak usah hiraukan mereka yang tak suka dengan kamu, anggap saja mereka patung" viola yang mendengar ucapan Charlos seketika tertawa, selama mengenal Viola, Charlos tak pernah melihatnya tertawa, Charlos pun ikut tertawa.
charlos membawa Viola ke tempat yang telah di sediakan, sebenarnya tempat duduk Viola bukanlah di meja para petinggi di rumah sakit Medica Xanders, tapi karna Viola datang bersama Charlos akhirnya Charlos meminta Viola untuk duduk di sebelahnya.
ternyata oh ternyata, ada yang kepanasan melihat Viola jalan dengan anggun dan di gandeng oleh pria tampan di sebelahnya, tatapannya bahkan semakin tajam dan dingin ketika Viola duduk bersebelahan dengan Charlos.
Viola tak memperhatikan Louise yang duduk di depannya, karna saking malunya dan canggung kepada para petinggi di rumah sakit Medica Xanders.
acara di mulai dan rentetan susunan acara telah di bacakan, kata sambutan dari Presdir pun sudah selesai sekarang giliran acara bebas, ada yang berdansa, makan bersama bahkan bernyanyi.
Viola merasa tidak nyaman duduk di meja para petinggi, karna Viola melihat Louise yang terus menerus menatapnya.
Vio berbisik pada Charlos.
"apa aku boleh ke Lisa temanku.?" aku malu jika harus berlama-lama duduk di sini.
"tidak boleh, tetap di sini atau kita pulang.!?"
"baiklah"
Louise semakin kepanasan melihat mereka berdua, bahkan Louise melihat Charlos berbicara sangat lembut pada Viola, yang Louise tau Charlos tidak seperti itu pada setiap wanita, malah Charlos berbeda pada Viola.
"aku permisi ke toilet"
"mau aku antar.?"
"tidak usah Charlos, aku bisa sendiri"
"baiklah,kalau sudah selesai segera balik"
"iya" Viola senyum pada Charlos.
Louise semakin marah, dan wajahnya semakin mengeras.
ternyata Louise mengikuti Viola ke toilet, dan itupun tidak di curigai oleh Charlos.
Louise menarik tangan Viola saat Viola akan masuk ke toilet wanita, beruntung saat itu toilet sepi dan ketika tangan Viola di tarik tak ada yang melihatnya, Louise membawa viola ke belakang pintu darurat, tempat di mana Louise pernah mencium Viola.
"kamu mau apa, lepaskan tangan saya, sakit.?" karna saking marahnya Louise, dia mendorong Viola ke tembok dan mencekik leher Viola, Viola memukul lengan Louise tapi tidak di lepas,
"kamu di bayar berapa sama Charlos, berapa harga dirimu di beli sama dia, dan sudah berapa banyak laki-laki yang tidur sama kamu hah.! dasar perempuan murahan" Viola menangis bukan karna sakit di cekik Louise tapi sakit akan kata-katanya Louise. Louise melihat wajah Viola yang mulai merah dan pucat seketika dia melepas cekikan pada leher Viola.
"mau saya murahan atau tidak itu bukan urusan anda, selagi saya tidak mencampuri urusan anda, jangan pernah anda mencampuri urusan saya" dan perlu anda ketahui, bahwa Charlos sangat hebat di atas ranjang, dia mampu membayar tubuhku bukan hanya dengan uang tapi juga dengan cinta"
Louise semakin marah dan kembali mendorong Viola ke tembok dan mencekiknya hingga leher Viola merah. bahkan Louise melakukan hal yang tidak pantas karna saking marahnya.
"apa seperti ini yang di lakukan Charlos.?" Louise meraba paha Viola bahkan sampai masuk ke area paling dalam milik Viola, Louise bahkan memainkan tangannya di dalam sana.
Viola terus menangis, saking takutnya tubuh Viola bergetar dengan hebat, bahkan dia tak sanggup untuk berdiri, badannya tiba-tiba lemas dan berkeringat dingin hingga akhirnya Viola tak sadarkan diri.
melihat Viola pingsan tak sadarkan diri, Louise mengangkatnya lalu membawanya ke kamar hotel presiden suite yang biasa dia tempat, Louise meletakan Viola di kasur lalu menelfon Erick.
"kamu ke kamarku sekarang" Erick datang dan kemudian kaget melihat ada wanita yang tidur di kasur milik tuannya.
apa yang terjadi, kenapa wanita itu ada di sini, aku mencekiknya di belakang pintu darurat hingga dia pingsan.
"apa Tuan sudah gila, bagaimana bisa tuan mencekiknya, apa dia membuat kesalahan.?" Louise lama terdiam dan tak menjawab pertanyaan Erick, dia hanya melihat wajah Viola terbaring di atas kasur, tiba-tiba dia melihat wajah Viola yang semakin pucat, Louise mendekat lalu menyentuh pipi Viola.
"Erick siapkan mobil, kita ke rumah sakit sekarang, badannya panas."
sepanjang perjalanan ke rumah sakit, Louise berusaha untuk membangunkan Viola, tapi tidak ada reaksi sama sekali dari Viola, bahkan Viola masih setia menutup matanya.
sesampainya di rumah sakit, Louise meletakan Viola di pasien bed lalu di periksa oleh dokter, handphone Viola terus berbunyi, Louise melihat siapa yang menelepon Viola, ternyata Charlos yang menelepon, karna menelpon berulang kali, Louise memberanikan diri untuk mengangkat telepon nya.
"Viola, kamu di mana, aku cari di toilet tapi kamu tidak ada."
"charlos, ini Louise, Viola di rumah sakit sekarang, aku menemukannya pingsan saat keluar dari toilet"
begitu mendengar Viola masuk rumah sakit, Charlos bergegas meninggalkan acara dan pergi menuju rumah sakit.
setibanya di rumah sakit, Charlos masuk dengan buru-buru lalu menghampiri Viola. Louise yang melihatnya merasa tidak suka.
"dia hanya demam tidak perlu panik" Charlos melihat Louise sepintas lalu kembali menatap Viola. charlos menghubungi ke dua orang tua Viola di depan Louise.
"Hallo om"
"saya belum bisa mengantar Viola pulang, karna dia lagi di rumah sakit, Viola pingsan saat di acara tadi om"
"kenapa dia bisa pingsan'
"Viola hanya demam saja om" tiba-tiba Viola sadar secara perlahan.
"om ke rumah sakit sekarang'
"baik om."
"sedekat itukah Charlos sama orang tua Viola.?" ucap Louise dalam hati.
"charlos, aku ke ruanganku dulu, kalau ada apa-apa hubungi ya.?"
"iya, terimakasih sudah menolong Viola"
Louise naik ke ruangannya di lantai atas bersama Erick, sesampainya di dalam ruangan, Erick bertanya pada Louise.
"Tuan, bagaimana bisa tuan Mencekik Viola.? apa dia membuat kesalahan.?"
"dia tidak membuat kesalahan"
"terus, kenapa anda mencekiknya"
"entahlah, perasaanku sangat marah saat dia jalan berdua dengan Charlos, bahkan aku lebih marah lagi ketika Viola bilang Charlos lebih hebat di atas ranjang."
"apa tuan menyukai Viola.?
"entahlah” Louise mengambil rokok lalu mengisapnya sambil membayangkan kejadian tadi, Louise menyesali perbuatannya yang sudah melukai Viola.
Viola melihat sekeliling ruangan, dan dia mencium aroma obat.
"Viola"
dia melihat ke arah suara yang memanggilnya. viola melihat Charlos dan kemudian dia menangis.
"apa ada yang sakit.?" ucap Charlos lalu mengusap air mata Viola. Viola hanya mengangguk.
"charlos, aku mau pulang."
"yakin mau pulang.?"
"iya Charlos, aku istirahat di rumah saja"
"baiklah kita pulang sekarang, aku lapor sama dokter jaga ya."
Tak lama Viola pulang di antar charlos, sesampainya di rumah Charlos mengantar Viola ke kamarnya untuk beristirahat, setelah itu bertemu orang tua Viola.
"maafkan saya om Tante, gara-gara saya Viola jadi sakit"
"tidak usah minta maaf nak Charlos, memang semalam viola sudah demam" ucap sang Mommy.
"baiklah, kalau begitu saya pamit dulu om Tante."
"iya, hati-hati di jalan"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments