Sudah hampir sebulan ini Anan bekerja sebagai asisten Seara, sehingga membuat nya kini lebih sering berinteraksi. Bahkan terkadang Anan menginap di kediaman Seara untuk membantu gadis itu mengerjakan projek Wisnu yang tengah mereka kerjakan.
Hari ini sebelum pulang bekerja, Pak Budiman menelpon Anan untuk pulang lebih cepat, karena ada masalah yang harus di selesaikan.
Setelah meminta izin kepada Seara, Anan pun pulang sebelum Ashar, namun Anan menjanjikan akan menjemput Seara setelah Isya untuk menemani Seara pergi ke acara ulang tahun sahabat Seara yang akan diadakan di sebuah Klub ternama di kota mereka.
" Assalamu'alaikum. " Salam sapa Anan saat hendak memasuki rumah.
" Waalaikumsalam. " Balas sapa salam dari dalam rumah, kedua bola mata Anan memicing saat melihat dalam rumah yang terlihat lebih ramai dari biasa nya.
Selain sang Ayah, Anan juga melihat adik sang Ayah beserta istri dan salah seorang anak perempuan paman nya yang usia nya dua tahun lebih muda di bandingkan Anan.
Anan mencium punggung tangan Ayah, paman dan bibi secara bergantian, sementara anak paman dan bibi nya yang bernama Ratna itu mencium punggung tangan Anan sebagai tanda hormat nya.
" Baru pulang Nan?. " Tanya paman Anan yang bernama Bagus. Anan mendudukkan tubuh nya di samping pak Budi dan menjawab " Iya Paman."
" Sudah bekerja dimana? " Tanya Bagus kepada Anan.
" Anan menggantikan Ayah sebagai supir pribadi keluarga Pak Gunawan, Paman" Jawaban Anan membuat Rini, istri sang paman tampak menyunggingkan senyuman meremeh kepada Anan.
Entah mengapa Anan sampai saat ini masih merahasiakan pekerjaan nya sebagai asisten pribadi Seara kepada keluarga nya, dan mengatakan menjadi supir keluarga Seara.
" Lebih baik rencana ini di batalkan saja Mas, Aku nggak rela kalau Ratna harus hidup susah. " Anan mengangkat kepala nya lalu melihat kearah Ayah nya seolah meminta penjelasan maksud dari ucapan bibi nya yang kini tengah menatap nya dengan sorot mata kesal.
Memang harus Anan akui, keluarga sang paman memiliki kehidupan ekonomi yang lebih baik di bandingkan ayah nya, sehingga terkadang Ayah nya harus meminjam uang untuk keperluan kuliah Anan dulu.
" Ehm, Mas akan tetap menjalankan apa yang sudah Mas utarakan tadi kepada Mas Budi. " Anan semakin bingung dengan maksud ucapan Bagus.
" Terserah, asalkan Mas tidak akan menyesal nanti. " Ucap Rini dengan nada mengancam. Sementara Ratna sejak kedatangan tadi hanya bisa menundukkan kepala nya dalam dalam, sambil sesekali mengusap lembut perut nya, dan hal itu terlihat oleh Anan.
" Anan. " Anan mengangkat kepala nya lalu melihat kearah Pak Budi yang berada di samping nya.
" Ayah meminta Kamu untuk menikah dengan Ratna saat ini juga. " Kedua bola mata Anan membulat dengan sempurna lalu melihat kearah Pak Budi dengan tatapan penuh tanya.
" Maksud Ayah? " Pak Budi menghela nafas lalu melihat kepada Anan dengan tatapan tajam, " Nikahi Ratna sekarang juga! " Anan menggelengkan kepala nya pelan lalu melihat kearah Ratna yang semakin menundukkan kepala nya.
" Apa ada yang di sembunyikan, sehingga Saya harus menikah dengan Ratna sekarang juga? " Pertanyaan Anan sontak membuat Pak Budi, Bagus dan Rini melayangkan tatapan tak suka dengan pertanyaan tersebut.
" Balas budi " Jawaban Pak Budi membuat Anan hanya bisa menelan saliva nya dengan kasar, lalu menghela nafas pelan dan kemudian melihat kearah Ratna yang masih setia dengan menundukkan kepala nya, tanpa melihat kesekitarnya.
" Walaupun kelak, Saya tidak bisa memperlakukan Ratna sebagai layak nya seorang suami? " Pertanyaan Anan membuat Rini murka, wanita yang selalu memandang rendah Anan itu kini menatap Anan dengan wajah marah.
" Kaku pikir, Saya rela melihat anak Saya hidup sengsara dengan pria macam Kamu? " Anan tersenyum kecil menanggapi ucapan bibi nya yang secara terang terangan kini menghina nya.
" Cukup Rini. " Bentak Pak Budi. " Kalau Kamu tidak bersedia, silahkan kalian keluar dari rumah ini. " Ucapan Pak Budi membuat Bagus mencengkam pergelangan tangan Rini dengan kencang.
" Diamlah. " Bentak Bagus pelan, lalu menatap tajam Rini hingga membuat Rini pun terdiam sambil melihat kearah Anan dan Pak Budi dengan kesal.
" Paman, harap Kamu bisa membantu Paman, untuk menikahi Ratna " Ucap Bagus dengan nada memohon kepada Anan.
" Anan. Ayah mohon, anggaplah ini permohonan terakhir Ayah kepada Kamu. " Ucapan Pak Budi membuat Anan hanya bisa menganggukan kepala nya pasrah.
Pandangan Anan kini beralih kepada Ratna yang terlihat meneteskan air mata nya.
" Pernikahan ini hanya sebagai status, Bibi harap Kamu tidak menyentuh Ratna sedikit pun. " Anan menyunggingkan senyuman kecil kala mendengar bisikan Rini ketika Anan baru saja keluar dari kamarnya selepas melaksanakan sholat Maghrib, setelah sebelum adzan berkumandang tadi Anan melafalkan Akad kepada Ratna secara Siri.
" Bibi tenang saja, sedikitpun Anan tidak akan pernah menyentuh Ratna. " Balas ucap Anan lalu berjalan meninggalkan Rini yang terlihat mengepalkan tangan nya menanggapi ucapan Anan.
" Bu. " Panggilan Ratna membuat Rini mengaalihkan pandangan kearah Ratna dan menatap tajam putri pertama nya itu.
" Semua gara gara Kamu yang tidak bisa menjaga diri juga nama baik keluarga. " Bentak Rini pelan hingga membuat Ratna hanya bisa terisak pelan. Dengan kesal Rini pun berjalan meninggalkan Ratna yang masih terisak di depan kamar Anan.
Sementara itu Anan memilih untuk menemui ayah serta paman nya yang tengah berbincang di teras depan, untuk pamit mengantarkan Seara pergi ke acara ulang tahun sahabat Seara.
" Ayah, Paman, Anan pamit untuk pergi mengantarkan nona Sea ke acara teman nya. " Pamit Anan lalu mencium punggung tangan Pak Budi dan Bagus secara bergantian.
" Hati hati dijalan" Anan mengangguk pelan mendengar ucapan Bagus yang menepuk pelan punggung nya.
" Jangan ngebut, kalau sudah selesai langsung pulang" Anan kembali mengangguk menjawab ucapan Pak Budi, sebelum pria itu mengucapkan salam.
" Anan pergi dulu Ayah, Paman. Assalamu'alaikum " Salam Anan. " Wa'alaikumussalam " Balas sapa Pak Budi dan Bagus, dan Anan pun kemudian meninggalkan teras dengan mengendarai sepeda motor nya menuju kediaman Seara.
Anan tiba di rumah Seara bertepatan dengan Adzan Isya berkumandang, hingga membuat Seara pun mengajak Anan untuk melaksanakan sholat Isya dulu sebelum berangkat.
Selepas melaksanakan sholat berjamaah, Seara dan Anan pun akhir nya pergi menuju tempat acara yang sudah di tentukan oleh Jasmine sahabat Seara saat kuliah di luar negeri beberapa tahun yang lalu.
" Nona Sea, yakin ini tempatnya? " Tanya Anan dengan ragu, saat melihat tempat acara yang sudah mulai ramai.
" Iya, Jasmine bilang Dia sudah di dalam" Ucap Seara lalu menunjukkan HP kepada Anan.
" Kalau begitu, jangan lama lama di dalam Nona " Seara mengangguk pelan, lalu keluar dari dalam mobil, sementara Anan masih tetap berada di dalam mobil untuk menunggu Seara.
Seara nampak ragu untuk meninggalkan mobil, gadis cantik itu lalu membuka kembali pintu mobil. " Kamu ikut kedalam ya" Pinta Seara yang di angguki Anan.
Anan pun bergegas keluar dari dalam mobil dan kemudian berjalan beriringan dengan Seara memasuki klub setelah Seara menunjukkan HP nya yang berisikan undangan online yang dikirimkan oleh Jasmine.
" Jangan jauh jauh " Bisik Seara yang kini melingkarkan tangan nya ke lengan kanan Anan. Anan mengangguk pelan lalu merapatkan tangan Seara ke lengan nya.
" Ara "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments